Di balik keindahan alam Gunung Puntang, terdapat kisah memilukan tentang salah satu penghuni hutan yang terancam punah: Owa Jawa (Hylobates moloch). Primata endemik yang dulu berjaya dan menjadi penguasa hutan di pegunungan ini, kini menghadapi berbagai ancaman yang membuat populasinya semakin menurun.Â
Owa Jawa, yang sering disebut sebagai "Raja Gunung Puntang", perlahan mulai tersingkir dari habitat aslinya akibat perburuan, deforestasi, dan aktivitas manusia lainnya.
Upaya konservasi untuk menyelamatkan spesies ini telah dilakukan oleh berbagai pihak, termasuk yayasan konservasi seperti Yayasan Owa Jawa yang berkolaborasi dengan Pertamina, serta program pemulihan habitat yang dilakukan di Gunung Puntang. Namun, tantangan yang dihadapi masih sangat besar, dan waktu semakin mendesak untuk menyelamatkan primata langka ini sebelum terlambat.
Owa Jawa adalah spesies primata endemik Jawa Barat yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Sebagai hewan arboreal, mereka berperan sebagai agen penyebar biji yang membantu regenerasi hutan tropis.Â
Sayangnya, seperti yang sering terjadi pada satwa liar lainnya, habitat alami Owa Jawa terus mengalami penyusutan akibat penebangan hutan untuk membuka lahan perkebunan, pertanian, dan pembangunan infrastruktur.
Deforestasi di kawasan pegunungan seperti Gunung Puntang telah memaksa Owa Jawa keluar dari habitat aslinya dan mencari tempat perlindungan baru. Perburuan ilegal juga menjadi ancaman serius bagi spesies ini. Banyak Owa Jawa yang diburu untuk dijadikan hewan peliharaan, atau terjerat dalam perangkap yang dipasang oleh pemburu liar. Populasi Owa Jawa yang dulunya cukup besar, kini tinggal beberapa ratus individu di alam liar, dengan perkiraan bahwa spesies ini mungkin akan mengalami kepunahan dalam beberapa dekade mendatang jika tidak ada tindakan nyata untuk melindungi mereka.
Berbagai upaya konservasi telah dilakukan untuk menyelamatkan Owa Jawa dari ambang kepunahan. Salah satu program paling signifikan adalah konservasi di Gunung Puntang, yang bertujuan untuk memulihkan habitat alami mereka dan melepaskan Owa Jawa kembali ke alam liar. Program ini dipelopori oleh Yayasan Owa Jawa, dengan dukungan dari Pertamina dan pemerintah setempat.
Seperti yang dilaporkan oleh Katadata, kegiatan konservasi di Gunung Puntang meliputi penanaman kembali pohon-pohon yang sebelumnya ditebang, serta pemantauan ketat terhadap aktivitas manusia yang dapat merusak habitat tersebut. Pemulihan hutan ini sangat penting, karena Owa Jawa membutuhkan kanopi hutan yang lebat untuk bergerak dan mencari makanan.
Selain itu, kegiatan pelepasliaran Owa Jawa yang telah dipulihkan dari pusat rehabilitasi juga menjadi bagian penting dari program ini. Sebelum dilepasliarkan, Owa Jawa yang telah mengalami trauma akibat perburuan dan pengurungan akan menjalani proses rehabilitasi untuk memastikan mereka bisa beradaptasi kembali di alam liar. Metrotv melaporkan bahwa salah satu pelepasliaran Owa Jawa di Gunung Puntang berlangsung pada tahun lalu, dengan harapan dapat meningkatkan populasi mereka di alam bebas.
Selain itu, meskipun beberapa individu Owa Jawa telah dilepasliarkan, tidak semua dari mereka berhasil beradaptasi dengan baik di alam liar. Faktor lain seperti kurangnya sumber makanan alami, kerusakan hutan yang masih berlangsung, serta ancaman predator dan perburuan, membuat banyak Owa Jawa kesulitan untuk bertahan hidup.
Selain tantangan di lapangan, pendanaan untuk program konservasi juga menjadi masalah yang tidak kalah penting. Sebagian besar program konservasi, termasuk di Gunung Puntang, bergantung pada donasi dan dukungan dari perusahaan maupun organisasi nirlaba. Tanpa dukungan yang konsisten, program pemulihan habitat dan pelepasliaran Owa Jawa akan sulit dilanjutkan.
Salah satu langkah penting untuk menyelamatkan Owa Jawa adalah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pelestarian spesies ini. Di banyak daerah, orang masih belum memahami dampak negatif dari perburuan dan deforestasi terhadap Owa Jawa dan ekosistem hutan secara keseluruhan. Program pendidikan dan kampanye kesadaran lingkungan dapat membantu mengubah pola pikir masyarakat, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan habitat Owa Jawa.
Program pendidikan ini bisa melibatkan masyarakat lokal, pelajar, dan wisatawan yang datang ke kawasan Gunung Puntang. Dengan memberikan pemahaman tentang peran Owa Jawa dalam ekosistem, serta ancaman yang mereka hadapi, diharapkan masyarakat akan lebih peduli dan ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian. Wisata edukatif yang mengajak wisatawan untuk melihat langsung Owa Jawa di habitat mereka juga dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan kesadaran publik.
Selain itu, kampanye digital melalui platform media sosial juga sangat penting dalam menyebarkan informasi tentang upaya konservasi Owa Jawa. Kampanye digital yang dikemas dengan baik dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mendukung program pelestarian Owa Jawa, baik melalui donasi, partisipasi dalam kegiatan, maupun dengan hanya menyebarkan informasi kepada teman dan keluarga mereka.
Owa Jawa adalah salah satu harta tak ternilai dari alam Indonesia. Sebagai primata endemik yang hanya bisa ditemukan di pulau Jawa, kelestarian mereka sangat bergantung pada seberapa serius kita dalam melindungi habitat mereka. Upaya konservasi yang dilakukan di Gunung Puntang, seperti pemulihan hutan dan pelepasliaran Owa Jawa, adalah langkah penting, tetapi tidak cukup jika tidak didukung oleh tindakan nyata dari seluruh lapisan masyarakat.
Kerjasama antara pemerintah, organisasi nirlaba, perusahaan, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk memastikan bahwa Owa Jawa tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di habitat alaminya. Melalui pendidikan, kampanye kesadaran, serta penghentian aktivitas perburuan dan deforestasi, kita masih memiliki kesempatan untuk mengembalikan Owa Jawa ke tempat yang layak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H