Mohon tunggu...
Andrea Wiwandhana
Andrea Wiwandhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketer

Menggeluti bidang digital marketing, dan saat ini aktif membangun usaha di bidang manajemen reputasi digital. Spesialis dalam SEO, dan Optimasi Google Business.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Mobil Curhat, Terobosan Inovatif atau Sebuah Langkah Populis?

5 September 2024   12:53 Diperbarui: 7 September 2024   11:04 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Janji politik ketika kampanye. (Sumber: KOMPAS/HERYUNANTO)

Ridwan Kamil, salah satu figur publik yang dikenal dengan inovasi-inovasinya, kini tengah menjadi sorotan dengan wacana program "Mobil Curhat" di Jakarta. 

Program ini bertujuan untuk menyediakan ruang bagi masyarakat untuk mencurahkan isi hati mereka kepada tim psikolog yang siap mendengarkan. 

Terlepas dari niat baiknya, program ini mengundang berbagai tanggapan, termasuk dari pengamat sosial dan psikolog, yang mempertanyakan efektivitas serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Program ini pada dasarnya berangkat dari keprihatinan akan kesehatan mental masyarakat, terutama di era pasca-pandemi di mana stres dan tekanan sosial semakin meningkat. 

Ridwan Kamil, sebagai seorang pemimpin yang sering menghadirkan inovasi di ranah pelayanan publik, mencoba menawarkan solusi cepat dan tanggap melalui "Mobil Curhat" ini. 

Namun, pertanyaan yang muncul adalah: Apakah solusi ini benar-benar dibutuhkan, ataukah ini hanya sebuah langkah populis?

Seperti yang disampaikan oleh beberapa pakar, program "Mobil Curhat" ini memang berpotensi menghadirkan solusi jangka pendek bagi masyarakat yang membutuhkan. 

Namun, kita perlu menyoroti kekurangan mendasar dari program ini, yaitu pendekatan yang bersifat sementara dan kurangnya keberlanjutan dalam menghadapi permasalahan kesehatan mental. 

Dalam artikel yang diangkat oleh Viva, seorang psikolog mengungkapkan bahwa "Mobil Curhat" mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan psikologis masyarakat secara mendalam. 

Sebuah mobil yang bergerak dari satu tempat ke tempat lain mungkin hanya dapat menangkap permukaan masalah, tanpa memberi ruang bagi penyelesaian jangka panjang yang memadai.

Penting untuk diingat bahwa masalah kesehatan mental seringkali memerlukan penanganan intensif dan berkelanjutan. 

Di sini, para kritikus menekankan bahwa alih-alih menciptakan solusi jangka pendek seperti "Mobil Curhat", pemerintah seharusnya fokus pada penguatan layanan kesehatan mental di Puskesmas dan institusi kesehatan lainnya. 

Dalam artikel yang diterbitkan oleh Inilah, saran ini semakin ditekankan: memperbanyak psikolog dan psikiater di layanan kesehatan masyarakat lebih mendesak dibandingkan menyediakan fasilitas mobil curhat yang mungkin hanya bersifat temporer dan terbatas.

Lebih lanjut, ada kekhawatiran bahwa "Mobil Curhat" bisa saja menjadi sekadar program yang menarik secara visual tanpa dampak nyata yang signifikan. 

Di tengah kemajuan teknologi dan digitalisasi, banyak orang bertanya-tanya mengapa program yang lebih berbasis teknologi---seperti aplikasi atau layanan online counseling yang lebih mudah diakses---tidak diprioritaskan. 

Layanan berbasis aplikasi misalnya, bisa menjangkau lebih banyak orang dengan biaya yang lebih rendah dan tanpa batasan geografis. 

Ini juga memungkinkan penanganan yang lebih berkelanjutan karena sesi-sesi konsultasi bisa diatur secara rutin tanpa tergantung pada jadwal mobil yang berpindah-pindah.

Di sisi lain, perlu diakui bahwa program "Mobil Curhat" dapat memberikan dampak positif pada tingkat tertentu, terutama bagi masyarakat yang kurang familiar dengan layanan psikologis atau yang merasa segan untuk datang ke Puskesmas atau klinik kesehatan. 

Kehadiran fisik mobil ini di tengah masyarakat dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi mereka yang enggan mencari bantuan kesehatan mental. 

Dengan kata lain, ada nilai sosial dan emosional yang mungkin tidak langsung terlihat namun dapat berperan penting dalam mendekatkan masyarakat dengan layanan kesehatan mental.

Detiknews - detik.com
Detiknews - detik.com

Namun, pertanyaan yang tetap mengemuka adalah: Apakah ini benar-benar solusi jangka panjang yang dibutuhkan oleh masyarakat? Dengan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental, pemerintah dan pemimpin daerah seperti Ridwan Kamil harus mempertimbangkan pendekatan yang lebih komprehensif. 

Layanan kesehatan mental tidak boleh hanya dipandang sebagai sesuatu yang bisa diselesaikan dengan langkah-langkah kecil dan terbatas. 

Dibutuhkan investasi yang lebih besar dalam hal pendidikan kesehatan mental, penambahan tenaga profesional di bidang ini, serta penyediaan akses yang lebih luas dan berkelanjutan bagi semua lapisan masyarakat.

Inovasi seperti ini perlu diapresiasi, namun juga harus dipertanyakan apakah ia benar-benar memberikan dampak signifikan atau hanya sekadar terlihat menarik. 

Dalam kasus "Mobil Curhat", niatnya jelas baik, namun dalam pelaksanaannya perlu dikaji lebih dalam. 

Apakah program ini bisa menyelesaikan masalah mendasar yang ada di masyarakat, atau hanya menyentuh lapisan permukaan dari permasalahan kesehatan mental yang jauh lebih kompleks?

Pada akhirnya, yang diperlukan adalah pendekatan yang berkelanjutan dan terintegrasi. Pemerintah harus mampu memastikan bahwa setiap inovasi yang diusulkan benar-benar didasarkan pada kebutuhan riil masyarakat dan memiliki dampak jangka panjang yang signifikan. 

Inovasi dalam layanan publik adalah hal yang penting, tetapi lebih penting lagi untuk memastikan bahwa inovasi tersebut benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, bukan hanya menjadi sekadar gimmick yang mengundang perhatian sesaat.

Sebagai kesimpulan, kita patut menanyakan apakah "Mobil Curhat" benar-benar dibutuhkan di tengah tantangan kesehatan mental yang semakin kompleks. 

Jika jawabannya ya, maka program ini harus diintegrasikan dengan sistem yang lebih luas dan berkelanjutan. 

Namun, jika jawabannya tidak, maka langkah yang lebih bijaksana adalah mengarahkan sumber daya dan perhatian kita ke solusi yang lebih menyeluruh dan berjangka panjang, seperti memperkuat layanan kesehatan mental di Puskesmas, serta memanfaatkan teknologi untuk menjangkau lebih banyak orang secara efisien dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun