Mohon tunggu...
Andrea Wiwandhana
Andrea Wiwandhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketer

Menggeluti bidang digital marketing, dan saat ini aktif membangun usaha di bidang manajemen reputasi digital. Spesialis dalam SEO, dan Optimasi Google Business.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kenapa Harga Properti (Biasanya) Naik Terus?

1 Agustus 2024   20:53 Diperbarui: 1 Agustus 2024   21:05 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harga properti di Indonesia, seperti di banyak negara lain, cenderung terus meningkat seiring berjalannya waktu. Kenaikan harga ini seringkali membuat banyak orang bertanya-tanya, apa sebenarnya yang menjadi penyebab utama di balik tren ini? Artikel ini akan menjelaskan beberapa faktor kunci yang berperan dalam kenaikan harga properti.

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga properti adalah prinsip dasar ekonomi: permintaan dan penawaran. Ketika permintaan akan properti tinggi sementara pasokan terbatas, harga cenderung naik. Urbanisasi yang pesat di kota-kota besar Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya telah meningkatkan permintaan untuk perumahan, perkantoran, dan ruang komersial, menyebabkan harga properti terus meningkat.

Pertumbuhan populasi yang cepat, terutama di daerah perkotaan, menciptakan kebutuhan yang semakin besar akan tempat tinggal. Urbanisasi yang tidak terbendung mengarah pada peningkatan permintaan perumahan di kota-kota besar, yang kemudian mendorong harga properti naik. Banyak orang yang pindah ke kota besar untuk mencari pekerjaan dan kesempatan yang lebih baik, meningkatkan permintaan akan properti di daerah tersebut.

Inflasi juga memainkan peran penting dalam kenaikan harga properti. Seiring dengan meningkatnya biaya bahan bangunan, tenaga kerja, dan biaya lain yang terkait dengan pembangunan properti, harga jual properti pun turut meningkat. Selain itu, inflasi secara umum menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa, termasuk properti.

Kebijakan pemerintah dalam sektor properti dan suku bunga juga memiliki dampak besar terhadap harga properti. Suku bunga rendah membuat pinjaman lebih terjangkau, mendorong lebih banyak orang untuk membeli properti, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan dan harga. Sebaliknya, kebijakan pemerintah yang mendukung pembangunan perumahan rakyat atau memberikan insentif bagi pengembang juga dapat mempengaruhi harga.

Banyak investor melihat properti sebagai investasi yang aman dan menguntungkan. Ketika banyak orang membeli properti dengan tujuan investasi atau spekulasi, ini dapat memicu kenaikan harga yang signifikan. Investor cenderung membeli properti di lokasi yang strategis dan berkembang, yang mereka yakini akan mengalami kenaikan harga di masa depan.

Pengembangan infrastruktur seperti jalan tol, bandara, dan fasilitas umum lainnya dapat meningkatkan nilai properti di sekitarnya. Lokasi yang strategis dan dekat dengan fasilitas umum menjadi incaran banyak orang, yang membuat harga properti di area tersebut cenderung lebih tinggi. Peningkatan aksesibilitas dan kenyamanan hidup yang ditawarkan oleh infrastruktur baru menjadikan properti di daerah tersebut lebih diminati.

Harga properti yang terus meningkat disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk permintaan dan penawaran, pertumbuhan populasi dan urbanisasi, inflasi dan biaya konstruksi, kebijakan pemerintah dan suku bunga, serta investasi dan spekulasi. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu kita lebih bijak dalam membuat keputusan investasi properti. Bagi calon pembeli atau investor, penting untuk selalu memperhatikan tren pasar dan faktor-faktor yang mempengaruhi harga properti agar dapat membuat keputusan yang tepat dan menguntungkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun