Mohon tunggu...
Andrea Wiwandhana
Andrea Wiwandhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketer

Menggeluti bidang digital marketing, dan saat ini aktif membangun usaha di bidang manajemen reputasi digital. Spesialis dalam SEO, dan Optimasi Google Business.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memahami Teori Pelanggaran Harapan, Ketika Harapan Tidak Sesuai Realita

16 Juli 2024   18:29 Diperbarui: 16 Juli 2024   18:47 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam interaksi sosial sehari-hari, kita sering kali menghadapi situasi di mana harapan kita terhadap perilaku orang lain tidak terpenuhi. Ketika harapan-harapan ini dilanggar, bagaimana kita merespons? Di sinilah Teori Pelanggaran Harapan yang dikembangkan oleh Judee K. Burgoon masuk untuk membantu kita memahami fenomena ini.

Teori Pelanggaran Harapan atau Expectancy Violations Theory (EVT) menjelaskan bagaimana individu bereaksi ketika harapan mereka tentang perilaku orang lain tidak terpenuhi. Teori ini berfokus pada interaksi interpersonal dan bagaimana kita menilai pelanggaran harapan tersebut.

Menurut Burgoon, ketika seseorang melanggar harapan kita, kita melakukan dua hal:

  1. Evaluasi Pelanggaran: Kita menilai apakah pelanggaran tersebut positif atau negatif.
  2. Evaluasi Pelaku: Kita menilai pelaku berdasarkan pelanggaran tersebut, apakah mereka lebih disukai atau kurang disukai.

Contoh Kasus: Makan Malam yang Mengejutkan

Mari kita lihat contoh sederhana untuk memahami teori ini lebih baik. Bayangkan Anda memiliki teman baik bernama Rina. Setiap kali Anda dan Rina makan malam bersama, Anda selalu memilih restoran yang nyaman dan makanan yang lezat. Suatu hari, Rina mengajak Anda makan malam di sebuah tempat yang tidak biasa, yaitu sebuah warung pinggir jalan yang terlihat kurang menarik.

Pada awalnya, Anda mungkin merasa kecewa dan bingung karena harapan Anda tentang makan malam yang nyaman tidak terpenuhi. Namun, setelah mencoba makanannya, Anda menyadari bahwa makanan di warung tersebut ternyata sangat lezat dan suasananya cukup menyenangkan. Pelanggaran harapan ini akhirnya dievaluasi sebagai sesuatu yang positif.

Setelah pengalaman tersebut, Anda mungkin melihat Rina sebagai seseorang yang memiliki selera makan yang unik dan mampu menemukan tempat-tempat yang tidak biasa tetapi menarik. Penilaian Anda terhadap Rina menjadi lebih positif karena pelanggaran harapan tersebut memberikan pengalaman yang menyenangkan.

Mengapa Teori Pelanggaran Harapan Penting? Teori ini penting karena membantu kita memahami dinamika interaksi sosial dan bagaimana kita menyesuaikan diri dengan harapan-harapan yang tidak terpenuhi. Selain itu, EVT juga memberikan wawasan tentang bagaimana kita bisa memperbaiki atau memperkuat hubungan interpersonal. Dengan memahami EVT, kita bisa lebih baik dalam mengelola harapan kita terhadap orang lain dan lebih fleksibel dalam menanggapi pelanggaran-pelanggaran tersebut. Teori ini juga membantu kita meningkatkan keterampilan komunikasi dengan lebih memahami bagaimana orang lain bereaksi terhadap perilaku kita. Dengan lebih memahami EVT, kita bisa membangun hubungan yang lebih kuat dan positif dengan orang lain, karena kita mampu menilai pelanggaran harapan dengan lebih bijaksana.

Jangan terlalu kaku dalam menetapkan harapan terhadap orang lain. Bersikaplah terbuka dan fleksibel dalam menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan harapan Anda. Sampaikan harapan Anda dengan jelas kepada orang lain untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pelanggaran harapan yang negatif. Ketika menghadapi pelanggaran harapan, cobalah untuk mengevaluasi situasi secara objektif dan jangan langsung mengambil kesimpulan negatif. Gunakan pelanggaran harapan sebagai kesempatan untuk belajar dan memahami lebih baik tentang diri sendiri dan orang lain.

Teori Pelanggaran Harapan dari Judee K. Burgoon memberikan kerangka yang kuat untuk memahami dinamika interaksi sosial. Dengan memanfaatkan teori ini, kita dapat mengelola harapan dan reaksi kita dengan lebih efektif, sehingga menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan positif. Ingatlah, tidak semua pelanggaran harapan adalah buruk; terkadang, pelanggaran tersebut dapat membawa kejutan yang menyenangkan dan memperkaya pengalaman hidup kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun