Mohon tunggu...
Andrea Wiwandhana
Andrea Wiwandhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketer

Menggeluti bidang digital marketing, dan saat ini aktif membangun usaha di bidang manajemen reputasi digital. Spesialis dalam SEO, dan Optimasi Google Business.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenikmatan Murah: Rokok Sebagai Sumber Dopamin yang Ekonomis

21 Juni 2024   13:12 Diperbarui: 21 Juni 2024   13:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan modern yang penuh tekanan, banyak orang mencari pelarian atau sumber kenikmatan untuk mengimbangi stres sehari-hari. Dari olahraga hingga aktivitas seni, ada banyak cara sehat untuk merangsang pelepasan dopamin, neurotransmitter yang dikenal sebagai "hormon kebahagiaan." 

Namun, tidak sedikit yang memilih rokok sebagai sumber dopamin, menganggapnya sebagai pilihan yang lebih "ekonomis." Sebagai seorang doktor di bidang sosial, saya ingin mengajak Anda untuk melihat fenomena ini dari sudut pandang yang lebih manusiawi dan kritis.

Rokok telah lama dikenal sebagai salah satu cara cepat untuk merangsang pelepasan dopamin di otak. Sensasi nikotin memberikan kenikmatan singkat dan cepat, membuat perokok merasa lebih rileks dan puas. Dalam konteks ekonomi, rokok sering dianggap sebagai pilihan yang murah dibandingkan dengan sumber dopamin lainnya seperti liburan, makan malam mewah, atau kegiatan rekreasi mahal.

  1. Harga yang Terjangkau:

    • Di banyak negara, termasuk Indonesia, harga rokok relatif terjangkau. Ini membuat rokok menjadi pilihan populer bagi mereka yang mencari pelarian dari stres tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam.
  2. Aksesibilitas:

    • Rokok mudah didapatkan di mana-mana, mulai dari warung pinggir jalan hingga supermarket besar. Kemudahan akses ini menjadikan rokok sebagai solusi cepat dan praktis untuk kebutuhan dopamin.

Apakah Benar-Benar Ekonomis?


  1. Biaya Kesehatan:

    • Meskipun harga rokok tampak murah di muka, biaya kesehatan jangka panjang akibat merokok sangatlah tinggi. Penyakit terkait rokok seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan gangguan pernapasan dapat menghabiskan biaya pengobatan yang sangat besar.
  2. Dampak Sosial:

    • Merokok tidak hanya mempengaruhi kesehatan individu tetapi juga memiliki dampak sosial yang luas. Rokok dapat menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi orang di sekitar, termasuk keluarga dan rekan kerja.
  3. Produktivitas dan Kualitas Hidup:

    • Ketergantungan pada rokok dapat mengurangi produktivitas dan kualitas hidup. Waktu dan uang yang dihabiskan untuk merokok bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat dan membangun.

Sumber Dopamin yang Lebih Baik

  1. Olahraga:

    • Olahraga adalah salah satu cara terbaik untuk merangsang pelepasan dopamin. Selain murah, olahraga juga meningkatkan kesehatan fisik dan mental secara keseluruhan.
  2. Aktivitas Sosial:

    • Menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman-teman dapat memberikan kebahagiaan yang mendalam dan meningkatkan pelepasan dopamin tanpa dampak negatif pada kesehatan.
  3. Hobi dan Minat:

    • Menemukan hobi atau minat baru dapat menjadi sumber dopamin yang sangat efektif. Aktivitas seperti berkebun, melukis, atau membaca dapat memberikan kepuasan jangka panjang yang sehat.

Kenikmatan Sejati Tidak Harus Murah

Meskipun rokok mungkin tampak sebagai sumber dopamin yang murah dan mudah diakses, kenyataannya biaya yang ditimbulkan jauh lebih besar daripada manfaatnya. Kesehatan yang memburuk, biaya medis yang tinggi, dan dampak negatif pada kualitas hidup adalah harga yang harus dibayar.

Sebagai masyarakat, kita perlu mendorong dan menyediakan lebih banyak alternatif sehat yang dapat diakses oleh semua orang. Dengan begitu, kita dapat menikmati kenikmatan hidup tanpa harus mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang.

Mari kita mulai melihat rokok bukan sebagai solusi ekonomis, tetapi sebagai pilihan yang mahal dan merugikan. Dengan cara ini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih sehat dan bahagia, di mana kenikmatan sejati tidak harus datang dengan harga yang mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun