Mohon tunggu...
Andrea Wiwandhana
Andrea Wiwandhana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Digital Marketer

Menggeluti bidang digital marketing, dan saat ini aktif membangun usaha di bidang manajemen reputasi digital. Spesialis dalam SEO, dan Optimasi Google Business.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kasus Pembunuhan Vina Cirebon: Perspektif Pribadi Melalui Kacamata Mass Society Theory

20 Juni 2024   23:36 Diperbarui: 21 Juni 2024   00:41 3233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus pembunuhan Vina di Cirebon telah mengguncang masyarakat Indonesia. Kematian tragis seorang wanita muda ini tidak hanya menjadi pusat perhatian media, tetapi juga memicu gelombang emosi dan reaksi dari berbagai lapisan masyarakat. Sebagai seorang pengamat, saya merasa perlu untuk menganalisis bagaimana media berperan dalam membentuk opini publik dan respons sosial terhadap kasus ini. Dengan menggunakan Mass Society Theory sebagai landasan, kita dapat melihat lebih dalam bagaimana media massa mempengaruhi masyarakat modern.

Vina, seorang wanita muda dengan masa depan cerah, ditemukan tewas dengan tanda-tanda kekerasan yang brutal. Berita ini pertama kali muncul di media lokal dan dengan cepat menyebar ke media nasional. Dalam hitungan jam, media sosial penuh dengan komentar, spekulasi, dan teori tentang apa yang sebenarnya terjadi. Publikasi kasus ini tidak hanya menggambarkan kekejaman dari tindak kriminal tersebut, tetapi juga menggugah rasa takut, marah, dan simpati dari masyarakat.

Mass Society Theory, yang berkembang pada abad ke-20, menyatakan bahwa media massa memiliki kekuatan besar dalam membentuk persepsi dan keyakinan individu yang terisolasi. Di zaman sekarang, kita sering merasa terhubung melalui teknologi, tetapi pada kenyataannya, banyak dari kita yang mengalami isolasi sosial.

Dalam kasus Vina, media menggunakan elemen sensasionalisme untuk menarik perhatian. Judul berita yang dramatis dan deskripsi grafis dari kejadian tersebut tidak hanya bertujuan untuk memberikan informasi tetapi juga untuk menggugah emosi pembaca. Sebagai hasilnya, masyarakat menjadi lebih waspada dan terlibat dalam diskusi tentang keamanan pribadi dan keadilan sosial.

Banyak dari kita yang hidup di lingkungan yang terisolasi, di mana hubungan sosial tradisional telah melemah. Ketika berita tragis seperti ini muncul, reaksi emosional kita cenderung lebih kuat karena kita mencari koneksi dan makna dalam kejadian yang kita baca atau lihat.

Kasus Vina memicu respons kolektif yang signifikan. Orang-orang berbondong-bondong mengekspresikan keprihatinan mereka di media sosial, menuntut keadilan, dan memberikan dukungan kepada keluarga korban. Ini adalah manifestasi dari bagaimana media dapat mengubah individu yang terisolasi menjadi komunitas yang bersatu dalam menghadapi tragedi.

Media tidak hanya melaporkan kejadian tetapi juga membentuk narasi dan realitas sosial di sekitar kasus tersebut. Dalam kasus Vina, media berperan dalam menonjolkan aspek-aspek tertentu seperti latar belakang korban, motif pembunuhan, dan respons aparat penegak hukum.

Teori agenda setting menyatakan bahwa media memiliki kemampuan untuk menentukan isu mana yang penting dan layak diberitakan. Dalam kasus ini, media fokus pada aspek kekerasan dan kurangnya keamanan, yang membuat masyarakat lebih waspada dan kritis terhadap lingkungan mereka sendiri.

Dampak Psikologis dan Sosial

Ketakutan dan Ketidakamanan

Pemberitaan intensif mengenai kasus kekerasan seperti ini dapat meningkatkan rasa takut dan ketidakamanan di kalangan masyarakat. Kita menjadi lebih sadar akan potensi bahaya di sekitar kita dan mungkin merasa lebih cemas tentang keselamatan pribadi.

Solidaritas Sosial

Namun, ada sisi positif dari reaksi publik. Kasus ini juga menciptakan solidaritas sosial, di mana masyarakat bersatu untuk mendukung keluarga korban dan menuntut keadilan. Ini menunjukkan bahwa di tengah isolasi sosial, masih ada keinginan kuat untuk terhubung dan saling mendukung.

Refleksi Pribadi

Sebagai seorang yang mengamati kasus ini dari sudut pandang teori komunikasi, saya merasa bahwa Mass Society Theory memberikan wawasan penting tentang bagaimana kita dipengaruhi oleh media. Media massa tidak hanya sekadar menyampaikan informasi tetapi juga membentuk cara kita berpikir dan merasakan. Dalam masyarakat modern yang sering kali terasa terisolasi, media memiliki kekuatan untuk menyatukan kita melalui cerita-cerita yang menyentuh hati dan menggugah pikiran.

Kasus Vina di Cirebon adalah pengingat akan betapa pentingnya peran media dalam membentuk opini publik dan realitas sosial. Ini juga mengajarkan kita untuk lebih kritis dalam mengkonsumsi informasi dan lebih sadar akan pengaruh media terhadap persepsi dan reaksi kita terhadap isu-isu sosial yang penting.

Mari kita gunakan kekuatan media dengan bijak, untuk mendukung keadilan, solidaritas, dan perubahan positif dalam masyarakat. Dengan memahami pengaruh media, kita dapat menjadi konsumen informasi yang lebih kritis dan masyarakat yang lebih terhubung dan peduli satu sama lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun