Mohon tunggu...
Yandareas Sianturi
Yandareas Sianturi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

International Relations Student at Sriwijaya University.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Konflik Uighur dan Pemerintah Cina dalam Perspektif Realisme

11 Maret 2020   11:58 Diperbarui: 11 Maret 2020   12:04 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Bagi etnis Uighur sendiri, Islam tidak hanya sebatas agama yang diperlukan sebagai identitas dalam keseharian mereka sebagai masyarakat dan warga suatu negara. Menurut pengakuan mereka Islam berhasil membawakan nilai-nilai yang mampu membimbing mereka dalam berperilaku dari hal yang paling sederhana seperti tata cara makan dan minum, aturan dalam beribadah, serta bagaimana cara berpakaian yang tepat sesuai yang telah diajarkan dalam ajaran Islam.

Dan berdasarkan pendahulunya sendiri, etnis Uighur sudah sangat identik dengan nuansa islami yang bisa dilihat dari karya tulisan yang mereka buat, bahasa, bangunan-bangunan, dan lain-lain. Sehingga wajar adanya apabila etnis tersebut memberikan perlawanan yang terbilang "besar" terhadap pemerintah China karena kepentingan yang mereka bawa tidak sebatas pengakuan dan kesetaraan sebagai manusia yang berdaulat tapi juga identitas pendahulu mereka yang memang sudah mengakar dan diwariskan secara turun temurun. 

Masyarakat perlu mempertimbangkan bahwasanya terorisme belum tentu selalu dilakukan oleh kaum yang menganut agama Muslim. Kegiatan dan fenomena terorisme merupakan hal yang subjektif dan sifatnya tidak tetap baik dalam segi impementasi, pelaku, motif dan tujuan, dan indikator penting lainnya. Konstruktivisme melepaskan segala bentuk pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman yang terjadi pada masa lampau dan ingin menjelaskan bahwasanya suatu fenomena yang sama dapat terulang lagi namun dengan konsep dan motif yang bisa jadi berbeda dengan sebelumnya. 

Unsur terpenting dari teori Konstruktivisme ialah faktor motivasi untuk selalu memperbarui pemikiran dengan membandingakan keadaan terbaru mengenai sesuatu dengan pemahaman-pemahaman yang sudah ada. Tuduhan-tuduhan yang dilayangkan kepada etnis Uighur bukan suatu sifat mutlak yang pasti terjadi tetapi sesuatu yang dapat berubah dan dikonstruksi oleh masyarakat dari waktu ke waktu 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun