Setelah melakukan regristrasi, aku dan teman-teman mulai mendaki yang di awali dengan naik ojek lokal menuju gerbang pendakian. Tarif ojek lokal Gunung Merbabu via Wekas sebesar 10 ribu rupiah dengan jarak sekitar 1,5 kilometer.
Hal ini menjadi pilihan ketika pendaki ingin menghemat waktu saat memulai pendakian. Setelah 1 jam berjalan wajah senyum teman-teman mulai bercampur dengan tempo napas yang cepat menandakan jalur pendakian cukup berat.
Jalur pendakian via Wekas memiliki jalan berjenis tanah dan cukup licin saat musim penghujan. Tekstur  tanah cukup empuk, sehingga beban carrier tidak lebih terasa dibandingkan jalur berbatu.Â
Suasana pendakian terasa nyaman dan tidak panas karena hutan daerah Gunung Merbabu sangat rindang, sehingga pada saat aku dan teman-teman beristirahat dibawah pohon terasa nyaman.
Angin sepoi-sepoi dengan sejuknya udara dataran tinggi menjadi semangat kami dalam melanjutkan pendakian ke puncak Tiangulasi, 3142 mdpl.
Langkah demi langkah terus kami lakukan hingga sampai di pos-pos yang sudah disiapkan oleh pengelola sebagai tempat peristirahatan dan chekpoint oleh para pendaki.
Awal tujuan kami adalah pos 2, karena memiliki tempat yang luas untuk beristirahat dan berkemah. Jarak dari basecamp menuju pos 2 sekitar 3,5 jam perjalanan. Awan abu-abu dan gemuruh terdengar sebagai tanda cuaca sedang kurang bagus.
Oleh karena itu kami memutuskan untuk bermalam di pos 2. Setelah sampai di pos 2, kami mendirikan tenda dan berencana untuk bermalam di pos 2 karena hujan cukup deras.Â