Mohon tunggu...
Andreas Agil Munarwidya
Andreas Agil Munarwidya Mohon Tunggu... Guru - SMK IT Ihsanul Fikri Mungkid

Guru, Penulis, dan Sastrawan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Elemen Berbicara dan Mempresentasikan dengan Problem Based Learning (PBL) Metode Jigsaw

23 Januari 2023   14:42 Diperbarui: 23 Januari 2023   14:47 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Perubahan kurikulum nasional dari Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka membuat pembelajaran berubah dari pendekatan secara behaviouristik menjadi konstruktivistik. Hal tersebut secara tidak langsung juga mengubah bentuk pembelajaran mata pelajaran, khususnya Bahasa Indonesia yang dahulu fokus pada penyampaian materi pada KI-KD, kini menjadi pemahaman pada elemen atau keterampilan berbahasa yang ada. 

Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ini, terdapat empat elemen atau keterampilan berbahasa yang wajib diajarkan di setiap fase. Elemen tersebut adalah 1) Menyimak, 2) Membaca dan Memirsa, 3) Berbicara dan Mempresentasikan, serta 4) Menulis. 

Dari keempat elemen tersebut, salah satu keterampilan "baru" yang harus diajarkan oleh guru kepada peserta didik adalah Mempresentasikan. Elemen tersebut tentu belum pernah dikuasai oleh peserta didik karena belum benar-benar diajarkan di jenjang pendidikan sebelumnya. Hal ini menjadi suatu peluang sekaligus tantangan guru dalam mengajarkan elemen tersebut kepada peserta didik.

Tantangan dan Peluang dalam Pembelajaran

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, praktik pembelajaran Berbicara dan Mempresentasikan menjadi penting (berpeluang baik) terlebih untuk peserta didik di sekolah menengah kejuruan karena: 1) elemen atau keterampilan ini lekat dengan dunia kejuruan untuk bekal peserta didik melaksanakan presentasi laporan hasil praktik kerja industri/lapangan, dan 2) elemen atau keterampilan ini dapat digunakan atau dikembangkan menjadi keterampilan public speaking yang sangat berguna di era globalisasi ini, semisal dalam pembuatan video-video konten pelajaran atau kebaikan lainnya. Kemampuan mempresentasikan yang baik dapat mendukung video tersebut untuk lebih dilihat dan berdampak besar.

Di sisi lain, praktik pembelajaran Berbicara dan Mempresentasikan yang tidak dirancang dengan baik menjadi hal yang bisa gagal diajarkan untuk peserta didik di sekolah menengah kejuruan. Hal ini seringnya lebih disebabkan kurangnya kompetensi guru dalam mengajarkan materi tersebut. Terkadang, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran juga masih belum sesuai atau bahkan belum menggunakan metode apapun. Hal ini tentu mengakibatkan peserta didik hanya akan "kembali" mendapatkan materi seperti pada pengajaran-pengajaran sebelumnya yang tidak sejalan dengan kebutuhan kurikulum terbaru. Lalu bagaimana langkah untuk mengatasinya?

Strategi yang Dilakukan

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang terencana sesuai dengan apa yang telah dituangkan dalam modul ajar atau rencana aksi yang dibuat oleh guru itu sendiri. Hal ini senada dengan Maulida (2022), yang menyatakan bahwa membuat modul ajar merupakan kompetensi pedagogik guru yang perlu dikembangkan agar teknik mengajar guru di dalam kelas lebih efektif, efisien, dan tidak keluar pembahasan dari indikator pencapaian.

Setelah menyusun modul ajar, selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang telah dirancang tadi. Berikut langkah-langkah dan strategi yang dilakukan. Pertama, guru melakukan observasi dan kajian literatur untuk menemukan permasalahan yang diangkat, serta solusi yang baik untuk mengatasi permasalahannya. Dari pengamatan yang dilakukan baik secara wawancara dan literatur, guru memutuskan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan metode Jigsaw dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru pun menemukan literatur dan sumber belajar yang tepat untuk mendukung pembelajaran tersebut, yaitu: 1) dari Prosiding berjudul "Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa melalui Metode Pembelajaran Problem Based Learning" yang ditulis oleh Laili Fauziah Sufi pada Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) 260 Universitas Muhammadiyah Surakarta, 12 Maret 2016, dan 2) dari Jurnal Pendidikan Matematika Unila, Volume 5, Nomor 7, Agustus 2017 yang disusun oleh Rais Rasyid, Rini Asnawati, dan Arnelis Djalil berjudul "Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Modified Jigsaw ditinjau dari Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peserta didik", yang intinya dinyatakan di sana bahwa model Problem Based Learning dan metode Jigsaw mampu meningkatkan kemampuan komunikasi dan memunculkan aspek interaksi sosial antarsiswa melalui pembagian siswa ke dalam kelompok asal dan kelompok ahli. 

Sumber: dokumentasi pribadi
Sumber: dokumentasi pribadi

Langkah-Langkahnya...

Dalam kegiatan pendahuluan, guru memberikan pertanyaan pemantik (apersepsi) kepada peserta didik untuk mengobservasi atau memberikan gambaran awal bagi guru. Selanjutnya, dalam kegiatan awal, guru memberikan stimulus/orientasi masalah kepada peserta didik dengan meminta mereka memirsa sebuah video lalu mendiskusikannya bersama guru dan peserta didik yang lain dalam sebuah kelompok ahli. Guru memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk mencari informasi, bertanya-berdiskusi secara kelompok di kelompok asal, di mana dari kelompok asal tersebut, dibuatlah salindia untuk presentasi dari Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan sebagai patokan berdiskusi. Di sini, guru memberikan bimbingan dan mengingatkan cara membuat salindia untuk presentasi yang telah didapatkan pada pertemuan atau materi sebelumnya. Di tahap akhir, guru mempersilakan kelompok-kelompok untuk presentasi untuk dinilai dan diberikan tanggapan dan atau penguatan.

Refleksi Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran di kelas menggunakan model dan metode yang dipilih, secara umum, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilakukan telah mampu meningkatkan keterampilan berbicara dan presentasi peserta didik. Dampak dari pembelajaran tersebut yakni pembelajaran menjadi student centered karena guru bertugas sebagai fasilitator. Dalam proses pembelajarannya pun peserta didik menjadi aktif dan lebih mendapatkan pengetahuan karena dilatih untuk mencari, mendiskusikan, dan menganalisis informasi dari berbagai sumber dan data yang ada, yang didapatkan dari semua proses pembelajaran yang dilakukan tersebut.

Dengan model dan metode pembelajaran tersebut, guru kini lebih kreatif dan inovatif dalam menyelenggarakan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) karena secara tidak langsung, dengan digunakannya model dan metode dalam pembelajaran, guru akhirnya dilatih untuk mengembangkan diri dan beradaptasi pada setiap kelas yang diajarnya. Maka dari itu, diperlukan sinergi antarkelompok masyarakat sekolah agar pembelajaran keterampilan tersebut dapat benar-benar sukses dilakukan sesuai dengan tujuan yang dicanangkan di awal.

Kepala sekolah wajib membersamai guru pengajar sekaligus memberikan sosialisasi pentingnya berbicara dan mempresentasikan untuk kehidupan peserta didik kelak di masa depan. Koordinasi yang baik dengan pengajar atau pengambil kebijkan di kejuruan juga penting mengingat keterampilan tersebut berdampak pada salah satu bagian pelaporan praktik kerja industri/lapangan peserta didik. Teman sejawat menjadi pendukung yang dapat berkolaborasi dengan guru (mahasiswa PPL) agar pembelajaran selain mata pelajaran Bahasa Indonesia bisa terkoneksi dengan mata pelajaran lain karena bagaimana pun juga, presentasi pasti dilakukan peserta didik di semua mata pelajaran. Terakhir, tentu peserta didik sebagai aktor utama dalam menyukseskan pembelajaran tersebut. Sikap kooperatif dan pembelajar diharapkan muncul agar peserta didik dapat menyerap materi dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun