Dirinya pun sebut Jokowi, mulai belajar karena takut untuk keliru. Bahkan tidak malu untuk bertanya mengucapkan kata salam di setiap daerah yang dia kunjungi. Bahkan ketika dirinya kata dia berada di Wamena, harus mengucapkan kata salam yang hanya dengan menyebutkan 'wa wa wa wa'.
"Saya lakukan itu. Artinya kita ini memang bermacam - macam. Jangan sampai antar suku, apalagi antar agama ada pergesekan, ada pertikaian. Jangan," seru Jokowi.
Namun Jokowi menyadari, banyaknya gesekan perihal masalah keberagaman ini, sering terjadi disaat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), baik Pilkada Bupati, Wali Kota maupun Gubernur. Hal ini ditekankan supaya dihindari, jangan sampai antara politik dan agama dicampuradukkan
"Ini harus dipisah betul. Sehingga rakyat tahu mana yang agama dan mana yang politik. Jadi dipisah. Karena kalau tidak, kita sekali lagi saya ingatkan, bahwa kita ada banyak sekali agama, ada banyak sekali suku, ada banyak bahasa. Dimana bahasa lokal saja ada lebih dari 1.100 yang berbeda - beda. Demikian suku.Suku saja, kita itu ada sebanyak 714 suku. Negara - negara yang lain paling satu, dua atau tiga. Tapi kita 714, seperti Gayo, Batak, Sasak, Minang, Dayak, Jawa, Sunda, Badui, Asmat, Bugis dan lain - lainnya. Ini merupakan kekayaan negara kita, dan semoga menjadi barokah bagi kita semuanya," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H