Mohon tunggu...
Andreas Pisin
Andreas Pisin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Biarpun Gunung-Gunung Beranjak Dan Bukit-Bukit Bergoyang Namun Kasih Setia-Ku Tidak Akan Beranjak Daripadamu

SEIRAMA LANGKAH TUHAN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia

5 Maret 2022   00:18 Diperbarui: 5 Maret 2022   00:32 1922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangun Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia

Indonesia dikenal sebagai negara yang majemuk. Salah satu yang menunjukan kemajemukan Indonesia adalah terpilihnya enam agama sebagai agama yang resmi diakui oleh negara Indonesia. Ketika berbicara tentang keagamaan berarti sama dengan berbicara tentang suatu keyakinan dan kepercayaan. Keyakinan tidak lain ialah itu yang menjadi hakikat manusia beragama, maka dari itu, kehidupan beragama yang harmonis menjadi suatu identitas bangsa Indonesia ini.

Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai toleransi paling tinggi. Hal ini dapat dilihat dari realita yang ada dimana negara Indonesia ini memiliki berbagai macam agama dan kepercayaan namun jarang terjadi suatu konflik. Hal demikian mau menunjukan bahwa, negara Indonesia ini merupakan sebuah negara yang sungguh-sunguh menjunjung tinggi rasa solidaritas dan memiliki toleransi yang tinggi antar umat beragama.

Berbicara tentang umat beragama tentunya tidak terlepas dari prinsip-perinsip yang secara normatif menjadi pegangan dan pedoman bagi yang berad di dalamnya atau bagi para pemeluknya sendiri. Prinsip-prinsip dalam hidup beragama ini termuat dalam suatu toleransi yang saling mendukung satu sama lain. Toleransi tidak lain ialah itu yang menjadi sarana atau penghubung dalam kerukunan hidup beragama. Artinya melalui sebuah toleransi ini umat beragama mampu saling mengkonseptualkan kerukunan dalam hidup bermasyarakat. Dengan demikian agama-agama ini mampu menunjukan eksitensinya lewat sebuah toleransi ini.

Sikap saling toleransi dengan demikian mampu dipahami sebagai pokok ajaran yang dianggap paling benar dalam ajarannya masing-masing. Dengan demikian suatu toleransi ini dapat dipahami sebagai suatu sarana atau pengajaran yang sungguh-sungguh mampu menjadikan Indonesia ini sebagai negara yang harmonis. Pada akhirnya, kerukunan antar umat beragama ini akan terjadi dan akan terwujudkan jika semua agama di Indonesia ini mampu saling berkerjasama dan mampu saling menghargai antara yang satu dengan yang lain serta sungguh-sungguh mempunyai jiwa toleransi yang tinggi.

  • Apa itu toleransi. 

Ketika berbicara tentang sebuah toleransi sama dengan berbicara tentang harga diri orang lain dan harga diri kita sendiri. Toleransi sama dengan kesedian untuk mengakui bahkan untuk menghargai keberadaan atau suatu kelompok yang lain dalam keberlainannya.[1]Toleransi dengan demikian memiliki arti yang cukup luas, yaitu toleransi sebagai sikap saling menghargai. Toleransi dengan demikian berarti sikap atau rasa dari hati nurani untuk bisa menerima dan menghargai yang lain, baik itu agama, suku, ras, budaya dan sebagainya. 

 Toleransi ini pada hakikatnya merupakan sikap kerendahan hati yang dimiliki oleh manusia, namun dalam konteks ini toleransi yang dimaksud ialah toleransi beragama. Toleransi beragama berarti pengakuan akan keterbatasan suatu agama sebagai institusi pencarian karena agama dalam wajah manusiawinya ini terkait erat dengan keterbatasan manusiawi dan keterbatasan ruang dan waktu.[2] Manusia itu pada dasarnya tidak ada yang sempurna, dimata Tuhan manusia itu semuanya sama, tidak ada yang hebat maupun yang lemah. Begitu pula agama, agama itu semuanya sama tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang paling rendah, semuanya sama-sama mengajarkan kebaikan, walaupun terkadang banyak kejahatan maupun tindakan kriminal lainnya yang mengatasnamakan agama, namun itu hanyalah kesalahan orang atau penganutnya saja yang melakukannya. Kesalahannya terletak pada orangnya bukan pada agamanya. 

 Maka dari itu, utuk mengatasai hal seperti dibutuhkan sikap toleransi antar umat beragama di Indonesia ini agar terciptanya kerukunan suatu agama dan kerukunan suatu bangsa. Dengan demikian, toleransi disini dapat berarti suatu kerendahan hati untuk mengakui suatu keterbatasan diri dihadapan kemahabesaran Tuhan serta dihadapan orang atau institusi yang lain.[3] Jika sikap seperti ini terus dikembangkan maka kehidupan beragama di Indonesia semakin akur dan tenteram. 

Tolereansi keagamaan yang pada dasarnya bersifat kerendahhatian manusia ini sungguh mampu memberi dampak yang sangat baik bagi kerukunan dalam beragama. Bagi manusia secara umum, toleransi akan membawa kerukunan dan juga kerja sama demi kebaikan bersama.[4] Bagi agama sendiri, toleransi berarti pula memilih untuk bersikap terus mencari, tidak berkubang dalam kemapanan institusi.[5] Pendapat kedua belah pihak ini baik bagi manusia secara umum maupun bagi agama itu sendiri bahwa toleransi ini sungguh-sungguh mampu menjadi persatuan antara agama yang satu dengan yang lain, dan menjadi jembatan penghubung untuk menjalin relasi antar umat beragama di Indonesia ini. 

  • Toleransi sebagai penghargaan terhadap pluralisme.

 Kata pluralisme mempunyai makna dan arti yang sangat luas. Dalam pengertian banyak orang, ada beragam bentuk pluralisme, seperti pluralisme agama, budaya, bahasa, sosial, humum, ekonomi dan sebagainya. Istilah pluralisme pada dasarnya mengacu pada keadaan suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai macam perbedaan. Salah satu nilai yang paling penting pluralisme adalah toleransi.[6] Maka dari itu setiap perbedaan harus dihargai dan di hormati terutama perbedaan setiap agama, karena pluralisme agama itu merupakan sebuah realitas yang harus diakui dan dihargai eksitensinya. 

  Toleransi adalah kesediaan untuk mengakui, bahkan menghargai, keberadaan orang/kelompok lain dalam keberlainannya! Jadi yang perlu diajarkan kepada generasi muda bangsa (tentu kepada yang tua juga) adalah kesediaan dan kemampuan psikis untuk hidup berdampingan dengan saudara-saudari yang berbeda suku, adat, bahasa ibu, agamanya atau yang sama agamanya, tetapi berbeda penghayatan ataupun alirannya.[7]

 Dalam realitasnya, menghargai pluralitas itu bukanlah sesuatu hal yang mudah apalagi kita berada dalam sebuah negara yang sangat luas dan sangat majemuk, namun perlu disadari bahwa pluralitas itu harus dihargai serta dihormati. Dengan demikian, sangat jelas bahwa menghargai setiap perbedaan itu merupakan jalan terbaik untuk mencapai kerukunan dalam sebuah negara maupun kehidupan beragama.

 Dengan ini toleransi beragama yang mengandaikan pluralitas agama itu mendapatkan pendasarannya, baik dalam wajah ilahinya maupun wajah manusiawinya. Dari sudut wajah ilahinya, toleransi lalu berarti pengakuan bahwa Tuhan yang mewahyukan diri itu sungguh mahabesar. Kebenaran pewahyuan ini memang mutlak, maka agama sebagai institusi penemuan berunsur kemutlakan.[8]

  Walaupun demikian, seperti apa yang telah diuraikan di atas bahwa Tuhan itu sungguh maha besar dalam segalanya, namun perlu juga disadari bahwa setiap manusia itu pada kenyataannya harus bersikap rendah hati terhadap semuanya ini, setiap orang harus mengakui bahwa toleransi terhadap sesama itu perlu dijunjung tinggi, terutama terhadap agama. Dengan demikian semakin jelas bahwa, untuk menghargai pluralisme itu dibutuhkan sebuah toleransi yang saling mendukung satu sama lain.

Kasus-kasus seperti ini diharapkan tidak akan terjadi lagi di negara Indonesia ini. Maka dari itu hanya melalui dialog agama negara ini bisa bersatu dalam kerukunan, lebih baik mencegah sebelum terjadi masalah, maka dari itu dialog antar agama ini sangat penting. Dalam memaknai dialog sebagai pemersatu agama ini, Frans Mangis Suseno berpendapat:

 
 Daftar Pustaka
   Andang, Al.  Agama yang berpijak dan berpihak. Yogyakarta: Kanisius, 1998.
 Fransiskus, Yanuarius Berek. "Dialog antar agama: Beralih dari sekadar pola hidup (Sebuah upaya mengaggas pluralisme keagamaan di Indonesia)."Jurnal Filsafat dan Teologi, No. 1 (2012).
 Sigalingging, Jimson. "Membangun dialog dalam keberagamaan:Memahami ritual Mertutu Aek Batak Toba dan sakramen baptis," Jurnal agama dan kebudayaan, No. 2 (Desember
 2020)
 Suseno, Frans Mangis. Katolik Itu Apa?, Yogyakarta: Kanisius, 2017
 Suseno, Frans Mangis. Kebangsaan, Demokrasi, Pluralisme. Jakarta: Kompas, 2015
 Frans Mangis Suseno, Berebut jiwa bangsa, Jakarta: Kompas, 2006
 Frans Mangis Suseno, Filsafat kebudayaan politik, Jakarta: Gramedia, 1992

 

 

Hanya melalui dialog energy agamis dapat menjadi sinergi bersama yang memajukan perdamaian. Dialog itu juga perlu agar masing-masing agama mereleksikan ajaran-ajaran mereka dan menyadari bahwa ajaran asli mereka tidak memuat permusuhan terhadap agama lain melainkan keterbukaan, hormat dan kasih sayang.[10]

 

 

Dari kutipan di atas, jelas Frans Mangis Suseno mengatakan bahwa hanya melalui dialog mampu menciptaka suatu perdamaian di dalam beragama. Dialog ini harus terus dilakukan agar perdamaian antar agama semakin terjalin dan semakin erat. Setiap orang yang memiliki agama itu pada kodratnya harus bersedia menerima keberadaan umat yang beragama lain. Maka dari itu hal yang harus dilakukan oleh pemerintah maupun para pemuka-pemuka agama di Indonesia ini adalah membangun suatu dialog.

 

Tujuan dialog ini diadakan tidak lain ialah untuk meningkatkan kembali rasa solidaritas antar umat beragama maupun kehidupan bermasyarakat. Sebagai negara yang plural, kita harus mempunyai kecintaan dan rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama dan terhadap negara. Solidaritas itu pada dasarnya harus dihargai, dengan deikian solidaritas itu berarti kesediaan untuk membangun kehidupan suatu bangsa atas kesetiakawanan satu sama lain.[11] Kesediaan untuk menghargai sebuah solidaritas dalam pluralisme agama itu pada dasarnya bukanlah sesuatu hal yang sulit, namun perlu kerendahan hati pada setiap orang dalam keberagamaannya.

 

 

Dalam konteks pluralisme keagamaan, fenomen perjumpaan antar agama merupakan hal yang sedemikian penting dan mendesak. Dengan mengatakan penting dan mendesak itu memaksudkan bahwa fenomen perjumpaan antar agama harus dialami dan tidak bisa dihindari, utamanya bagi negara yang dicirikan oleh kemajemukan. Jembatan yang bisa menjadi penghubung dalam perjumpaan antar umat beragama dalam masyarakat yang plural sebagaimana di negara kita ini tak lain adalah dialog.[12]

 

 

Tidak dapat dipungkiri bahwa pertemuan antar agama ini merupakan sesuatu hal yang sangat penting dan mendesak, mengapa demikian? Hal ini dimaksudkan bahwa dialog ini sungguh-sungguh sebuah sarana yang sungguh mampu menyatukan antara agama yang satu dengan yang lain. Dengan berdialog, agama bisa saling bertukar pendapat dan saling mengerti ajaran yang satu dengan yang lain. Hal seperti ini jelas bahwa tujuan dialog antar agama ini dilakukan yaitu untuk mengatasi berbagai macam permasalahan yang terjadi akibat kekeliruan dan kesalahpahaman.

 

Dengan demikian untuk mengatasi berbagai persoalan terhadap harkat dan martabat manusia yaitu dengan membangun sebuah kerjasama dan dialog yang baik antar sesama manusia sebagai makhluk personal.[13] Jika suatu dialog ini tetap dan terus dilaksanakan maka kehidupan bermasyarakat dan beragama di Indonesia ini akan semakin harmonis. Dengan demikian, dialog ini sunguh-sungguh menjadi sarana pemersatu agama.

 

 

  • Kesimpulan
  •  
  •         Dewasa ini, permasalahan agama sering menjadi bahan perbincangan publik, baik di Indonesia ini maupun di berbagai negara lain. Perbincangan mengenai berbagai permasalahan agama ini terjadi akibat banyaknya kalangan yang memandang bahwa akar atau sumber permasalahan ini muncul karena pluralisme agama, padahal kenyataannya bukan.
  •         Dalam kehidupan nyata saat ini, jika berbicara tentang pluralisme agama itu tidak akan pernah berakhir, karena pluralisme agama itu pada dasarnya memang sulit untuk bisa bersatu,  apalagi seiring berkembang zaman, kesulitan itu semakin terasa, namun permasalahan inilah yang menjadi perhatian kita bersama, bagaimana cara mengatasi dan menyelesaikannya masih menjadi pertanyaan besar bagi banyak orang. Walaupun demikian, pasti selalu ada jalan untuk mengatasi semua permasalahan ini.
  •         Dalam mengatasi situasi permasalahan ini, membangun toleransi antar umat beragama ini kiranya menjadi salah satu jalan yang bisa diperhatikan bahkan bisa menjadi jalan yang terbaik untuk mengatasinya. Namun ini semua perlu ada kesadaran hati dari setiap orang untuk mewujudnyatakannya. Maka dari itu, langkah awal untuk merealisasikannya yaitu dengan melakukan dialog antar agama. Dengan melakukan dialog agama ini dimaksudkan agar bisa saling mengenal satu sama lain dan juga bisa mengenal agama yang satu dengan yang lain. Jika sudah saling mengenal satu sama lain ini ,maka kiranya pertentangan akan sulit terjadi. Dengan demikian, semakin jelas bahwa dialog antar agama ini sungguh-sunguh bisa menjadi sarana untuk menciptakan perdamaian serta bisa meningkatkan kembali rasa solidaritas antar umat beragama maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Jika sikap toleransi antar umat beragama ini terus ditingkatkan maka kehidupan beragama menjadi sesuatu yang sungguh harmonis. Maka dari itu kesediaan untuk terus menghargai dan menghormati setiap perbedaan itu harus ditanam dalam diri anak bangsa indonesia ini, agar kelak negara ini sungguh mampu bersatu dalam keberagaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun