Mohon tunggu...
Andreas Pisin
Andreas Pisin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Biarpun Gunung-Gunung Beranjak Dan Bukit-Bukit Bergoyang Namun Kasih Setia-Ku Tidak Akan Beranjak Daripadamu

SEIRAMA LANGKAH TUHAN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pribadi Yesus bagi Manusia Zaman Ini di Masa Pandemi Covid-19

6 Maret 2022   06:56 Diperbarui: 6 Maret 2022   06:58 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yesus Kristus adalah sungguh Allah dan Sungguh Manusia, karena itu Ia tahu apa yang manusia rasakan dan apa yang manusia butuhkan. Ia selalu ada bagi kita baik disaat susah maupun disaat kita bergembira. Ia selalu ada bagi kita. Metodologi penulisan yang kami gunakan dalam tulisan ini adalah studi kepustakaan tentang tema-tema yang berkaitan dengan Kristologi dan penelitian kualitatif berdasarkan hasil wawancara degan beberapa narasumber. Adapun tujuan tujuan penulisan ini yaitu agar kita dapat memahami dengan sungguh siapa Yesus Kristus itu bagi manusia di masa kini dan mencoba menemukan pemahaman baru dan segar tentang siapa diri Yesus bagi manusia saat ini. Studi ini sampai pada temuan bahwa Tuhan Yesus memang sunggu-sungguh penyelamat. Dia hadir untuk menyelamatkan umat manusia. Ia tidak mau ada satu pun anak-anaknya yang mengalami kematian kekal, karena itu Ia tidak jemu-jemu memanggil manusia kepada kebenaran.

1. Metode penelitian

            Metode penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan metode kualitatif berdasarkan hasil wawancara langsung dengan responden. Dalam metode ini penulis memberikan pertanyaan kepada responden kemudian memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengutarakan pendapat mereka mengenai isi dari pertanyaan yang penulis ajukan. Selain itu penulis juga melakukan studi kepustakaan untuk menuntun kepada suatu pengertian yang jelas tentang siapa itu Yesus bagi manusia. terakhir penulis menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mencari termasuk dalam kristologi apa yang lebih dominan dari hasil penelitian ini.  

2. Responden

            Dalam penelitian kualitatif ini penulis mewawancarai para Postulan Kongregasi Pasionis. dalam wawancara langsung ini penulis mengajukan pertanyaan kepada para narasumber. Sesuai tema yang dibahas dalam karya tulis ini, penulis mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Siapakah pribadi Yesus bagi mereka. Di sini penulis menyempitkan siapa sosok Yesus bagi mereka saat ini terutama dalam situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

3.1. Responden I Saudara Andreas

            Dalam situasi pandemi saat ini saya merasa bahwa Tuhan Yesus selalu hadir dalam kesulitan yang saya hadapi. Ketika melihat ke depan saya merasa bahwa masa depan terlihat kabur. Ini semua karena situasi Covid-19 seperti saat ini. Di mana belum ada tanda bahwa virus corona ini akan berlalu. Melihat juga sampai saat ini belum ada obat yang bisa digunakan untuk menangkalnya. Saya pribadi merasa bahwa ketidak pastian di masa depan terus mengancam. Saya juga merasa bahwa biara yang saya tinggali saat ini bukanlah benteng yang kokoh bagi tempat berlindung dari serangan virus corona. Lambat laun virus pasti akan menyergap kami, tinggal menunggu waktunya kapan.

            Ketika saya merenungkan dan merefleksikan jalan panggilan ini, saya melihat secercah harapan. Kita hadir di biara ini bukanlah karena kebetulan. Kita datang dan tinggal di biara ini karena Tuhan Yesus yang memanggil kita. Dan saya percaya Tuhan Yesus akan menyediakan apa yang terbaik untuk diri saya, meski terkadang keputusan Tuhan tidak selalu berkenan di hati kita. Bagi saya pribadi Yesus adalah Tuhan yang selalu ada bagi saya, entah itu disaat saya sangat membutuhkan Dia ketika saya berada dalam pencobaan, entah saat saya sedang dalam kelimpahan rahmat. Dia selalu ada bagi saya. Dia adala penolong abadi bagi hidup dan panggilan saya.     

3.2. Responden II Saudara Guko

            Ketika ditanya siapa sosok Tuhan Yesus bagi saya, saya memikirkan awal perjalanan saya menapaki panggilan dalam Kongregasi Pasionis ini. Untuk sampai pada masa postulat ini saya melalui banyak tantangan. Saya pernah tersendat pendidikan saya karena kesehatan saya yang lemah, saya juga mengalami kesulitan ketika mau mengurus segala macam keperluan masuk biara, karena saya tidak lagi memiliki kedua orang tua. Dan bayak lagi tantangan yang tidak bisa saya utarakan semuanya di sini.

            Saat disuguhkan pertanyaan, siapa sosok Yesus Kristus bagi saya. Setelah menjalani hidup yang penuh tantangan dan mukjizat, saya merefleksikan Bahwa Tuhan Yesus adalah Orang tua yang selalu memperhatikan saya. Saya menganggap Tuhan Yesus sebagai orang tua yang selalu ada untuk menguatkan saya dalam menjalani hidup yang tidak gampang ini. Situasi Covid seperti saat ini. Saya merasa bahwa Tuhan Yesus selalu hadir dalam diri rekan-rekan sekomunitas dan para pembina di rumah pembinaan ini. Saya merasa selalu ada harapan akan masa depan dan saya percaya bahwa Tuhan Yesus tidak akan membiarkan kit jatuh dalam bahaya. Dan jika pun, nantinya ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi datang melanda, sejauh ini saya percaya itu semua adalah rencana Tuhan. Saya sebagai anak hanya percaya buta bahwa orang tua selalu tahu apa yang terbaik bagi anak-anak-Nya.   

3.3. Responden III Saudara Benyamin

            Siapa Yesus Kristus bagi hidup saya saat ini, terutama saat-saat dunia lagi dilanda kebingungan dan ketakutam akibat wabah virus corona seperti saat ini?. Saya pribadi merefleksikan dan bertanya. Mengapa terjadi wabah yang begitu mematikan seperti virus corona ini melanda umat manusia, dan kita belum tahu kapan akan berakhirnya. Saya pribadi melihat bahwa Tuhan mau memperingatkan kita bahwa dunia ini sifatnya sementara, kita di sini juga sifatnya hanya sementara. Tempat kita yang sesungguhnya ada di surga bersama Dia. Sekarang manusia mulai melupakan Tuhan dan mulai beralih kepada kekuatan-kekuatan dunia ini. Kita mulai mengabaikan peran Tuhan yang begitu sentral dalam kehidupan kita. Karena itu mungkin ini adalah peringatan Tuhan bagi kita. Betapa tak berdayanya kita di hadapan virus corona ini. Di mana ilmu pengetahuan, tekhnologi yang selama ini diagung-agungkan oleh manusia, seolah ilmu pengetahuan dan tekhnologi buatan manusia mampu mengganti posisi Tuhan yang Mahakuasa. Sampai di sini saya menyimpulkan bahwa Yesus adalah Allah yang menyelamatkan. Ketika kita menyadari betapa Tuhan mencintai kita, saat itulah kita sadar bahwa Tuhan itu tidak pernah menginginkan kita hidup terpisah dari cinta-Nya. Ia akan selalu ada bagi kita dan Ia selalu ingin menyelamatkan kita dari dosa dan penderitaan kita.[1]      

 

4. Hasil wawancara

 

            Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis terhadap ketiga orang Postulan Pasionis di atas, bisa ditarik kesimpulan siapa Yesus bagi mereka. Secara garis besar Yesus dipandang sebagai Penyelamat. Ia digambarkan sebagai orang tua yang selalu ada dalam kesulitan, sebagai Tuhan yang tidak ingin umatnya menderita karena dosa dan dipandang sebagai Tuhan yang menyediakan apa yang terbaik bagi kita anak-anak-Nya.

 

            Berdasarkan hasil wawancara di atas penulis mau mencoba menyelami makna Kristologi Yesus Sang Penyelamat. Penulis mencoba mendalami tema ini berlandaskan Kitab Suci terutama Perjanjian Baru, Yesus peyelamat dalam tradisi iman Gereja dan Yesus penyelamat dalam pandangan Kristologis beberapa tokoh. Hasil akhir yang mau dihasilkan penulis adalah ditemukannya pemahaman atau pemikiran Kristologi yang baru dan segar tentang siapa itu Tuhan Yesus bagi manusia masa kini secara universal dan relevansinya bagi iman kristiani secara khusus.  

 

5. Yesus Penyelamat Dalam Kitab Suci

 

            Yesus Kristus turun ke dunia mempunyai misi untuk menjadi penyelamat umat manusia. Ia diutus oleh Bapa sebagai penyelamat dan penebus umat manusia. Di bawah ini beberapa bukti konrit dari Kitab Suci, yang mau mengatakan dengan jelas siapa pribadi Yesus dan apa misi utama-Nya datang ke dunia ini. Yesus Kristus ialah jalan utama bagi Gereja. Dia sendirilah jalan "menuju rumah Bapa" dan jalan menuju setiap orang.[2] Kebangkitan memberikan suatu jangkauan universal pada pesan Kristus, tindakan-tindakan-Nya dan seluruh tugas perutusan-Nya.[3] Yesus Kristus, melalui kebangkitan-Nya mau menunjukkan kepada manusia bahwa Ia sungguh Allah yang menyelamatkan. Dalam diri Yesus kita melihat dan menyelami rahasia kehendak Allah. Berkat rahasia itu manusia dapat menghadap Bapa melalui-Nya, Dialah Sabda yang menjadi daging, dalam Roh Kudus, dan ikut serta dalam kodrat ilahi.[4] 

 

Ia akan melahirkan seorang anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mat. 1:21)

 

Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. (Luk. 19:9-10)

 

Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia melainkan menyelamatkannya oleh Dia. (Yoh. 3:17)

 

Tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. (Yoh. 5:34)

 

Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?"(Yoh. 6:5)

 

Dari beberapa bukti yang ditemukan dalam Kitab Suci, tidak diragukan lagi bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang dijanjikan oleh Allah bagi manusia untuk membebaskan manusia dari dasa.   

 

6. Yesus Penyelamat Menurut Anselmus 

 

            Anselmus membentangkan pemikirannya dalam beberapa karya, yaitu: Proslogion; Monologion; De Conceptione Virginali; De incarnatione Verbi dan terutama dalam karyanya "Cur Deus Homo" (mengapa Allah menjadi manusia). Dia menggunakan filsafat untuk berusaha memperdalam ajaran iman melalui paham intelektual. Terkenal slogannya: "Credo ut intelligam" (saya percaya untuk memahami) atau: Fides qaerens intelectum (iman mencari pengertian). Pemikiran Anselmus tentang siapa Yesus itu tertuang dalamkaryanya yang berjudul "Cur Deus Homo" ini berupa dialog dan isinya demikian: Dosa (ialah Adam yang menyangkut semua manusia, dosa asal, dan dosa-dosa perorangan, pribadi) menghina Allah dan merampas apa yang wajib diberikan kepada Allah. Dosa mengganggu dan merusak tata hukum, tata keadilan. Oleh karena Allah yang dihina, maka kejahatan dosa tidak berhingga. Manusia berdosa tidak dapat memberi silih yang sepadan dengan penghinaan tak terbatas. Hanya Allah yang dapat berbuat demikian untuk memulihkan keadaan yang  telah rusak itu.[5] Di lain pihak manusia juga wajib memberikan silih. Manusia makhluk yang terbatas tidak mungkin mampu menyilih dosa yang tidak terbatas. Maka atas kasih dan belas kasi-Nya Allah-Anak menjadi manusia Yesus Kristus, sekaligus Allah dan manusia. Ia tidak berdosa dan oleh karena itu pada dirin-Nya tidak terkena hukuman atas dosa ialah kematian. Maka untuk memberi silih bagi penghinaan yang terkandung dalam dosa manusia Yesus kristus, demi ketaatan-Nya kepada Bapa dan kasih-Nya kepada manusia, menjalani hukuman mati di salib sebagai sebagai pengganti manusia yang berdosa. Hanya dengan kematian itulah Yesus Kristus dapat memberi silih.[6] 

 

            Dengan menjadi manusia secara pari purna Yesus menjadi silih yang sepadan bagi dosa manusia yang tidak berbatas. Ia menjadi manusia menderita sengara demi dosa manusia. Ia datang ke dunia menjadi penyelamat umat manusia. Dia menjadi perantara antara Allah dan manusia, dan kepegntaraan-Nya ini bbukan berarti ia ada di tengah-tengah antara Allah dan manusia tetapi Dia berada dalam kedua kodrat itu. Ia sungguh Allah dan sungguh manusia. Dan karena itu maka Ia menjadi perantara antara Allah dan manusia.   

 

7. Kesimpulan

 

            Setelah mendalami sosok Yesus Kristus bagi dunia masa kini dan apa pandangan Postulan Pasionis dan pandangan  para teolog tentang siapa Yesus bagi mereka dan kontribusi karya mereka bagi iman Gereja, penulis menemukan bahwa Yesus itu adalah Allah yang mau bersolider dengan manusia. Ia mau datang ke dunia untuk meyelamatkan manusia. Ia rela menderita demi dosa umat manusia. Ia menanggung segala macam penderitaan dengan kehendak bebas. Oleh karena kebangkitan Yesus dari kematian, maka diri-Nya dan semua ajaran-Nya sudah dibenarkan oleh Allah.[7] Setiap orang yang percaya kepada-Nya akan memperoleh pembenaran demi nama-Nya. Pada awalnya manusia dibelenggu oleh beban dosa manusia awal. Manusia menanggung semua akibat dari dosa Adam. Ketiak Yesus hadir ke dunia semua beban manusia itu dihapuskan. Ia membayar dengan harga yang mahal untuk menebus umat manusia. Kebangkitan Yesus sebagai tanda kemenangan-Nya atas dosa, maut dan kekuatan jahat.[8] Berkat keprcayaan kita yang total kepada-Nya maka kita bisa memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan itu manusia rasakan bukan berarti manusia bebas dari sakit dan penderitaan tetapi bagaimana manusia menyadari bahwa penderitaan yang dihadapi bukanlah suatu malapetaka yang terus menghantui manusia. Penderitaan sebagai jalan pemurnian bagi hidup manusia. Maka mutlak diperlukan suatu kerelaan batin untuk menyerahkan diri untuk mengubah cara pandang kita tentang makna kehidupan yang bahagia.[9]        

 

Daftar Pustaka

 

I. Buku Sumber:                        

 

Alkitab Deuterokanonika, Jakarta: LAI, 2014.

 

Boehlke, R. Robert, Siapakah Yesus Sebenarnya?, Jakarta: PT BPK GUNUNG MULYA, 1994.

 

Dister, Nico, Syukur,Kristologi, sebuah sketsa, Yogyakarta: Penerbit Kanisiu, 1987.

 

Groenen, C., Sejarah Dogma Kristologi, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988.

 

Konkordansi Alkitab, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1994.

 

Katekismus Gereja Katolik, Ende: Percetakan Arnoldus Ende, 1998.

 

II. Dokumen Gereja:

 

Yohanes Paulus II. Redemtoris Hominis (Penebus Umat Manusia). Penterj. R. Hardawiryana. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 1995.

 

Yohanes Paulus II. Redemtoris Missio (Tugas Perutusan Sang Penebus). Penterj. R. Hardawiryana. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2010.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun