Mohon tunggu...
Andreas Hartono, CFP
Andreas Hartono, CFP Mohon Tunggu... profesional -

Mindset & Financial Motivator\r\nPenulis Buku Wajib Perencanaan Keuangan Karyawan & Keluarga "NASIBMU di DOMPETMU"\r\nWebsite : www.mengelolakeuangan.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Investasi Ala Buruh - Hasilnya Wow...

29 Desember 2014   15:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan lalu saya memberikan training untuk karyawan sebuah perusahaan perkebunan sawit di Jambi. Dalam sesi training yang penuh dengan unsur edutainment tersebut ada seorang manager yang berkata konsep yang saya berikan ini baik dan benar tapi apakah konsep tersebut bisa diterapkan untuk seorang pekerja harian dengan gaji UMP. Pada saat training jawaban saya memang cukup diplomatis yaitu bisa karena prinsip perencanaan keuangan ini sangat universal dan berlaku untuk semua level dalam sebuah organisasi mulai dari level top management hingga buruh sekalipun.

Tergelitik dengan pertanyaan tersebut saya mencoba menghitung perencanaan keuangan buruh secara matematis apakah dengan menerapkan prinsip perencanaan keuangan khususnya investasi dapat meningkatkan kualitas hidup seorang buruh dengan gaji UMP. Bagaimana hasilnya ? Apakah seorang buruh bisa bahagia secara finansial dan pensiun juga secara bahagia ? Mari kita coba hitung…

Asumsi perencanaan keuangan buruh yang saya gunakan sebagai patokan adalah Jakarta dengan UMP tahun 2015 sebesar 2,7 juta per bulan dan level buruh dengan tamatan SMA sederajat atau usia kerja mulai 18 tahun. Investasi dilakukan di produk reksadana jenis saham dengan pertumbuhan rata-rata 25% per tahun.

Usia 18-45 tahun atau selama 28 tahun setiap bulan rutin menabung atau berinvestasi 150 ribu atau hanya 5% dari gaji UMP (kalau tidak sanggup KETERLALUAN, hehehe). Maka hasil investasinya ketika dia berusia 45 tahun adalah sekitar 7,3 miliar.

Anggap saja untuk SD, SMP dan SMA kedua anakn sekolah di sekolah bersubsidi alias gratis maka yang perlu disiapkan hanya dana pendidikan perguruan tinggi saja sekitar 120 juta untuk 2 anak hingga lulus atau sekitar 1,7 miliar di 28 tahun mendatang kalau ada inflasi 10% per tahun

Hasil investasi setelah dipotong biaya kuliah kedua anak masih ada sisa : 7,3 – 1,7 = 5,6 miliar

Usia 45-55 tahun hasil sisa investasi 5,6 miliar diinvestasikan lagi di reksadana jenis saham selama 10 tahun maka hasilnya di usia 55 tahun menjadi sekitar 52 miliar

Memasuki usia pensiun di 55 tahun maka uang 52 miliar ini didepositokan saja dengan asumsi bunga net 6% per tahun maka akan mendapatkan bunga deposito sebesar 260 juta per bulan.

Nah sekarang kita kembalikan ke tahun sekarang berapakah nilai 260 juta tersebut kalau disamakan dengan uang sekarang ? Eng ing eng… Kalau saja asumsi inflasi 10% per tahun maka 260 juta itu setara dengan uang sekarang sekitar 7 juta.

Ayo kalau anda di level buruh kalau pensiunnya saat ini mendapatkan uang bunga deposito sebesar 7 juta per bulan cukupkah untuk anda hidup pensiun ? Hampir semua buruh akan mengatakan CUKUUUP BUANGGET !!!

Bagaimana kalau seandainya investasinya 200 ribu per bulan atau bahkan 10% dari UMP (270 ribu) per bulan, maka hasilnya akan jauh lebih fantastis lagi bukan.

So prinsip perencanaan keuangan buruh maupun level lainnya adalah right from the start, kalau level buruh juga mulai investasi sejak dia kerja pertama kali maka dia dapat pensiun secara kecukupan finansial dan yang pasti anak-anak juga bisa kuliah dan hidup secara mandiri.

Mau lihat dalam bentuk tabel silakan bisa di simak dalam gambar di bawah ini ya.

Salam,

Andreas Hartono Mindset & Financial Motivator Penulis Buku “Nasibmu di Dompetmu”

Untuk artikel lainnya dan download kalkulator perencanaan keuangan silakan akses ke www.andreashartono.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun