"hai."
Dan masih dengan suara yang sama. Suaraku yang membuatku tenggelam ke samudera penantian yang tak berujung. Dengan sekuat tenaga aku mengangkat tanganku menjabat tanganmu erat, seakan berusaha untuk menahanmu pergi, tapi disaat itu pula aku sadar aku bukan masa depanmu, bukan bahagiamu, bukan segalamu.
"selamat ya, semoga langgeng dan bahagia selalu." Ucapku
Setelah itu aku pergi, dengan segala imajinasiku, seandainya saat pertemuan keduaku saat itu aku tidak lupa lagi untuk meminta nomor telponnya, andai saja.
Kemudian didepan gedung besar berwarna putih itu, di seberang jalan aku melihat wanita berjalan mendekat,
"Hai, apa kabar?"
Saat itu pula, aku membuka jalanku untuk masa depanku.
Bukan dengan kamu
Tidak ada kamu
Dengan surat ini, adinda. Aku ingin menutupnya dengan rasa terima kasih, karena 2 tahun lalu, tanpamu, aku tidak tahu, bahwa satu langkah kecil yang tidak aku buat, bisa membuat hidupku seakan gelap, sesalku terasa membara. Karena 2 tahun lalu, aku berani melakukan langkah kecil ini.
Semoga kita sama- sama bahagia ya. Selamat.