Mohon tunggu...
Andreas S2
Andreas S2 Mohon Tunggu... -

JKW4P.\r\n\r\nAkun lama: http://www.kompasiana.com/andreass

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pak Jokowi, Dahlan Iskan Sebaiknya Tetap Jadi Meneg BUMN

24 Oktober 2014   23:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:51 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiruk-pikuk penyusunan kabinet Jokowi menyisakan satu tanda tanya besar bagi saya. Dahlan Iskan tidak termasuk yang dipanggil Jokowi - JK ke Istana. Kenapa? Dalam berita yang dirilis oleh kantor berita Reuters sebagaimana diberitakan oleh liputan6.com, disebutkan bahwa yang akan menjabat Meneg BUMN adalah Rini Sumarno. Well, Rini Sumarno adalah sosok yang penuh prestasi. Dia pernah jadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era Presiden Megawati. Sebelumnya, Rini adalah Presiden Direktur Astra Internasional. Karena itu, wanita lulusan Ekonomi lulusan 1981 dari Wellesley College, Massachusetts, Amerika Serikat itu adalah wanita yang sarat prestasi. Oleh karena itu, saya tidak ragu atas kemampuan Rini. Yang jadi masalah, Dahlan Iskan sudah mengelola BUMN selama tiga tahun ini, dan dalam pandangan saya, Dahlan mencapai banyak prestasi. Pertamina masuk jajaran perusahaan top dunia sekali pun hal itu tidak lepas dari tangan dingin Karen Agustiawan, direktur utama Pertamina sebelumnya. Dahlan juga telah berhasil mengaktifkan kembali berbagai perusahaan yang selama ini telah mati suri, seperti beberapa pabrik gula dan pabrik kertas di Jawa. Pabrik Semen Indonesia telah masuk ke jajaran perusaan top dunia, yang bahkan telah berhasil mengakuisisi Semen Vietnam. Toll laut Benoa, Bali, adalah salah satu hasil kerja cemerlang Dahlan tanpa perlu melibatkan BUMN untuk membangun. Demikian juga proyek-proyek yang telah dimulai Dahlan seperti pelabuhan laut dalam, yang mana dengan pelabuhan tersebut berbagai kapal dengan tonase sangat besar akan bisa buang sauh, tidak seperti selama ini yang mana hanya kapal ukuran menengah yang dapat bersandar di pelabuhan Indonesia. Membaca gagasan dan pemikian Dahlan Iskan dalam buku Manufacturing Hope, saya yakin bahwa Dahlan adalah orang yang lebih tepat menangani BUMN. Saya katakan lebih tepat, bukan berarti saya ragu kemapuan Rini Sumarno, tetapi semata-mata kerena Dahlan lebih mudah melanjutkan apa yang telah dimulainya. Perlu kita ingat bahwa tiap kali pergantian pemimpin, bagaimana pun, akan selalu ada perbedaan pemikian. Dalam hal ini, pemikiran Rini Sumarno tentu akan berbeda dengan Dahlan Iskan. Dalam memulai pemikiran baru ini, tentu saja memerlukan waktu. Para petinggi BUMN di bawahnya harus menunggu sentuhan langsung menteri baru. Membaca buku Manufacturing Hope dan tulisan-tulisan Manufacturing Hope Dahlan Iskan di media miliknya sendiri, www.jpnn.con, saya yakin bahka bangkitnya BUMN-BUMN adalah karena kehadiran Dahlan Iskan di tengah-tengah "prajuritnnya". Dahlan Iskan tidak jarang bahkan tidur di tengah-tengah masyarakat kampung ketika bertugas ke daerah-daerah yang sangat jauh dari kota, yang mana bahkan tidak ada penginapan, seperti ketika Dahlan berkunjung ke NTT dan Maluku Utara. Dari berkunjung itu, Dahlan bisa mendengar sendiri apa kendala yang dihadapi para bawahannya, dan dari uneg-uneg itu, maka Dahlan bisa membuat keputusan yang tepat. Di samping itu, kehadiran Dahlan di tengah "prajuritnya" telah memberi energi dan semangat yang sangat besar bagi mereka. Cara Dahlan Iskan ini, kita kenal dengan istilah blusukan, satu terminologi yang telah melekat dan identik dengan Jokowi. Artinya, Dahlan Iskan dan Jokowi itu adalah sebangun dan seruang.

Manufacturing Hope Dahlan Iskan (foto: jpnn.com)

Oleh karena itu, jelas tidak ada keraguan apabila Dahlan Iskan masih tetap menjabat sebagai menteri BUMN, sehingga dirinya dapat melanjutkan gagasan-gagasannya selama ini, sehingga BUMN makin berlari kencang di kancah internasional. Bagaimana Pak Jokowi? Don't change the right person in BUMN's ministry. Dahlan is the right one.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun