Ini harus diperhatikan benar. Jokowi tunda pembangunan Jembatan Selat Sunda, Tomy Winata sepertinya sudah gerah kepanasan. Sampai-sampai harus "bertandang" ke kantor DPP PDI-P untuk bertemu dengan ibu Megawati. Sebagaimana saya baca di detik.com, Tomy Winata mengadakan rapat tertutup dengan Megawati. Sebagaimana diberitakan oleh berita itu, Tomy Winata tidak memberikan komentar atas pertemuan mereka. Kita tentu tak perlu kesulitan untuk menebak apa sebenarnya isi pertemuan itu. Sebagaiamana kita ketahui bahwa dua bulan lalu, Kepala Bappenas Andrianof Chaniago mengatakan bahwa Mega Proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) ditunda pembangunannya karena tidak sejalan dengan visi kemaritiman Jokowi yang mana Jokowi akan lebih memprioritaskan transportasi kapal untuk menghubungkan pulau-pulau Indonesia daripada membangun satu jembatan maha besar. Pembangunan Jembatan itu, kata Chaniago, hanya akan memperlebar ketimpangan pembangunan antara Jawa dan Luar Jawa, termasuk Sumatera. Alasannya, dengan adanya jembatan toll itu, maka semua industri akan berpusat di Jawa dan hasil industrinya akan diangkut ke Sumatera melalui jembatan tersebut. Dengan demikian, bahkan di Sumatera pun tidak akan berkembang industri sebagaimana diharapkan Jokowi. Atas pembatalan/penundaan itu, tentu ada pihak yang sangat kecewa. Dan pihak itu adalah pihak Tomy Winata, atau yang lebih dikenal dengan panggilan TW. Di masa pemerintahan SBY, TW sudah invest besar di sana untuk melakukan berbagai macam studi kelayakan. Dan bahkan sempat diberitakan bahwa SBY sudah hampir menandatangani pembangunan tersebut di masa akhir jabatannya. TW pun sudah senyum sumringah mendengar rencana SBY yang hendak menandatangi pembangunan itu. Sebagaimana kita ketahui, TW adalah pengusaha yang sangat dekat dengan SBY melalui Purnawirawan ABRI yang dikomandoi oleh TB Silalahi. Kedekatan itu kita bisa lihat dari kehadiran TW di berbagai kesempatan acara SBY, termasuk di acara yang tidak berkaitan dengan pembangunan infrastruktur seperti tertangkap kamera wartawan Kompas yang dulu mangkal di Istana, Wisnu Nugroho. Belum lagi penguasaan mutlak atas rekonstruksi Aceh dan Nias pasca tsunami sepuluh tahun lalu, TW mendapat hak yang luar biasa besar. Dekat dengan SBY, tidak demikian halnya dengan Jokowi. Jokowi berbeda dengan SBY. Jika SBY penuh dengan tipu muslihat dan pencitraan, Jokowi adalah sosok yang mengedepankan kinerja dan hasil. Karena itu, TW menjadi kesulitan untuk menembus benteng pertahanan Jokowi, sehingga berbagai cara pun dilakukan. Cara pertama yang tertangkap "kamera" adalah saat Menteri KKP Susi Pudjiastuti pulang kampung setelah seminggu melakukan gebrakan. Susi yang hendak pamitan kepada para keluarga nelayannya di Pangandaran, disambut oleh TW di sana. Pangandaran adalah tempat yang jauh, dan TW tinggal di Jakarta, tetapi TW pun seolah tidak menghiraukan jarak yang jauh dan sulit dijangkau tersebut. Tetapi untuk satu tujuan, TW tidak merasa lelah pergi jauh ke sana. Entah apa "hasil" dari pertemuan itu, kita tidak tau. Kalau mau tau seperti apa kedekatan SBY dengan TW, silahkan baca buku Wisnu Nugraha, Pak Beye dan Kerabatnya. Ringkasannya bisa dibaca di sini. Dan satu tulisan kedekatan itu bisa dibaca di sini, dan yang ini tentunya.
SBY dan TW di tengah sawah yang siap panen di desa Situ Mekar, Lembur Situ, Sukabumi, Jawa Barat (Foto: beritasatu.com) Ketidakmampuan TW menembus benteng istana Jokowi, sepertinya membuatnya harus berpikir keras sebelum jantungnya berhenti berdenyut. Dan langkah itu adalah mendekati Ketua PDI-P, Megawati Sukarnoputri. Dan semoga Ibu Mega tidak terpengaruh olehnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H