Mohon tunggu...
Andreas Limongan
Andreas Limongan Mohon Tunggu... -

Ora et Labora | Evangelical Christian | Soekarnois | Gusdurian | Jokowi Mania | Jazz Lover | The Gooners | Salam Dua Jari | Peace & Victory

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nyoblos Prabowo atau Jokowi itu Seperti Nyari Istri

5 Juli 2014   19:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:21 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak terasa 4 hari lagi, kita sebagai warga negara yang punya hak pilih akan nyoblos entah itu nomer 1 atau nomer 2. Pilihan memang sangat tergantung panggilan nurani dari kawan2. Ya nyoblos itu simple karena cuma melubangi salah satu kotak yg berisi gambar capres-cawapres yg menjadi pilihan kita. Urusan nyoblos itu cuma makan waktu rata2 sampai 5 menit dari mulai mengambil kertas suara, membuka kertas suara, masuk ke bilik TPS, melubangi, melipat kertas suara, dan terakhir mencelupkan jari ke tinta pemilu.Kalau dibandingkan dengan nyoblos presiden, nyari jodoh kayaknya gak beda jauh. Dibilang simple tapi rumit juga.

Lho kok bisa?? Mungkin kawan2 pernah dengar istilah di kalangan cowok2 kalau urusan nyari gebetan buat calon istri itu mengikuti 3 tahap: koleksi, seleksi, dan terakhir resepsi. Pertama koleksi: tahap ini seorang cowo mencoba berteman sebanyak2nya dengan teman wanitanya baik itu di kampus, di tempat kerja, di masjid, di gereja, atau di manapun. Ngumpulin daftar mana yang mau dijadikan "target". Kedua, seleksi. Tahap ini paling banyak menguras tenaga otak dan hati, karena kita harus mencari siapa yg terbaik untuk dijadikan pasangan hidup kita. Jangan sampai beli kucing dalam karung begitu nasehat ortu yg sering dilontarkan kepada putra-putri kesayangannya. Yg ketiga adalah resepsi, ini proses yg menyangkut persiapan hingga menuju pelaminan. Dari mulai pertunangan, tukar cincin, sampai milih wedding organizer, hingga pernikahan disahkan oleh pendeta, pastor, atau penghulu.

Nah dari 3 proses tadi (koleksi, seleksi, resepsi) yang mau saya bahas adalah tahapan yg nomer 2. Lho kenapa? Karena menurut saya proses inilah yg paling penting. Urusan tahap nomer satu yakni koleksi itu bisa kita kesampingkan. Toh cowo playboy yg temen cewenya segudang atau cowo kuper yg cuma punya temen cewenya bisa dihitung pakai jari, ujung2nya nanti juga akan punya satu istri saja (asumsi kalau pernikahannya monogami) untuk dijadikan teman hidup sampai akhir hayat, terlepas nanti bakal tetap langgeng atau bercerai di kemudian hari. Kalo proses resepsi bagaimana? Ini juga biarpun susah karena butuh banyak modal dan persetujuan dari ortu dan calon mertua, tapi kalo yg namanya sudah jodoh itu tentu gak akan lari ke mana-mana. Justru proses seleksi inilah yg sebetulnya menjadi kunci apakah pernikahan kita akan bahagia atau tidak.

Sedikit berbagi pengalaman saya saja. Dulu waktu saya hendak menikah, pendeta di gereja saya bilang memilih jodoh itu tidak boleh main2. Istri itu kan disebut "tulang rusuk' dari laki-laki. Harus cari yg benar, jangan sampai salah nemu tulang. Jangan sampe bukannya tulang rusuk yg didapat, eh malah tulang kaki yg didapat.. Sebelum menikah, pendeta saya juga menyarankan agar calon kedua mempelai harus berpikir panjang, berdoa, dan saling mengenal karakter masing2. Supaya apa? Supaya langgeng dan tidak bubar di tengah jalan sehingga kisah pernikahan bisa berlangsung happy ending bukannya sad ending.

Demikian juga dalam memilih capres dan cawapres RI yg ketujuh untuk 5 tahun ke depan (untung ya bukan untuk seumur hidup). Memilih tidak boleh asal. Jangan salah memilih dan jangan memilih yang salah. Teliti sebelum memilih. Milihnya 5 menit nanti menyesalnya 5 tahun kalau ternyata pilihan kita salah. Nah dalam memilih capres dan cawapres saya persempit saja ruang lingkupnya menjadi capres saja karena dalam pilpres ini faktor Prabowo dan Jokowi memegang peran yg lebih besar. Tapi ini juga bukan berarti peran dari Hatta dan JK tidak penting. Menurut saya sama pentingnya. Tapi urusan memilih capres memiliki kontribusi lebih besar dalam melibatkan proses decision making para pemilih ketimbang memilih cawapresnya. Ini bisa dilihat dari animo masyarakat terhadap figur Prabowo maupun Jokowi serta tingginya rivalitas dari kedua pendukungnya.

Dalam kaitannya memilih pemimpin Indonesia yg menurut saya agak mirip2 dengan nyari dan nentuin jodoh kita siapa, maka untuk mudahnya saya pakai metode 3B yakni Bibit, Bebet, dan Bobot. Berikut penjelasannya:

BIBIT artinya, berasal dari keluarga seperti apa calon pasangan kita. Apakah dari keluarga baik-baik atau penjahat? Nah, kalo berasal dari keluarga bajingan, dipastikan orang tua kita tidak akan menyetujui hubungan kamu dengannya walau kamu udah cinta mati sama doi. Orang tua ingin menantunya berasal dari keluarga baik-baik dan terhormat.

BEBET artinya, kesiapan seseorang dalam memberi nafkah keluarga. Bebet dititkberatkan pada aspek ekonomi alias harta. Atau, dititikberatkan pula pada kepribadiannya. Maksudnya mobil pribadi, rumah pribadi, pokoknya serba pribadi deh.

BOBOT artinya, kualitas seseorang dalam arti yang luas. Biasanya meliputi aspek pendidikan, akhlak, karakternya dan pembawaannya.

Sebegitu pentingnya faktor2 yg harus dilihat dalam memilih dan menentukan jodoh sampai2 agama besar di dunia seperti Kristen dan Islam memberikan panduan dan nasehat yg secara eksplisit untuk memilih jodoh yg terbaik. Saya akan berikan bbrp kutipan di bawah ini sebagai bahan referensi:

Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang, tetapi isteri yang berakal budi adalah karunia TUHAN. (Amsal 19:14)
Wanita itu dinikahi karena 4 perkara. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah wanita karena agamanya, niscaya engkau akan bahagia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dua kutipan nasehat di atas sudah muncul sebelum istilah bibit, bebet, dan bobot yg konon berasal dari falsafah Jawa. Lalu pertanyaannya kenapa memilih pemimpin kok mirip nyari jodoh? Jawaban saya sederhana saja. Kalau untuk mencari suami atau istri yg hanya memiliki dampak kecil dalam ruang lingkup kita saja harus sedemikian telitinya dalam memilih, apalagi kita harus diperhadapkan dengan tanggung jawab yg lebih besar yakni memilih pemimpin yg punya pengaruh atau dampak untuk sebuah bangsa dan negara. Lalu bagaimanakah kondisi dari tiap aspek bibit, bebet, dan bobotnya Prabowo vs Jokowi? Mari kita lihat dan simak bersama2:

a. Bibit (Keturunan, Latar Belakang, Keluarga, dan Kehidupan Agama)

1. Prabowo Subianto berasal dari keluarga Kristen Protestan. Ayahnya bernama Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo menikah dengan Dora Marie Sigar Sumitro Djojohadikusumo, perempuan kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 21 September1921 yang dikenal sebagai penganut Kristen yang taat. Semua saudara Prabowo beragama Kristen. Kakak Prabowo sendiri, Bianti Djiwandono, istri mantan Gubernur Bank Indonesia, beragama Kristen Katolik. Prabowo lahir dan dewasa dalam lingkungan dan bimbingan keluarga yang beragama Kristen. Prabowo baru memeluk Islam ketika menikah dengan Titiek Soeharto pada Mei 1983. Dari pernikahannya lahirlah Didiet Prabowo. Agama Didiet pun hingga kini tidak jelas. Didiet menghabiskan sebagian masa sekolahnya di Boston, AS. Perkawinan Prabowo dan Titiek berakhir perceraian. Namun tidak diketahui secara persis kapan pasangan ini berpisah.

2. Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo.Sebelum berganti nama, Joko Widodo memiliki nama kecil Mulyono.Ayahnya berasal dari Karanganyar, sementara kakek dan neneknya berasal dari sebuh desa di Boyolali Pendidikannya diawali dengan masuk SD Negeri 111 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan menengah ke bawah. Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai pekerjaan menggergaji di umur 12 tahun.Penggusuran yang dialaminya sebanyak tiga kali di masa kecil memengaruhi cara berpikirnya dan kepemimpinannya kelak setelah menjadi Wali Kota Surakarta saat harus menertibkan permukiman warga. Jokowi menikah dengan Iriana, gadis yang tak lain kawan adik bungsunya sendiri, Titik Ritawati pada akhir tahun 1986. Walau karirnya melesat saat bekerja di PT Kertas Craft Aceh yang menuntutnya harus tinggal di kawasan hutam-hutan,  dia memilih mengubur karir itu dalam-dalam dan memilih kembali ke Solo, untuk membangun keluarga dan menciptakan lingkungan yang lebih homey bagi anak-anak mereka. Sebab Jokowi berpendapat, keluarga adalah segalanya. Jokowi juga dikenal sebagai seorang Muslim penganut Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja) ala Nahdlatul Ulama (NU). Jokowi sendiri sudah menunaikan ibadah haji tahun 2003 dan umroh lebih dari 5 kali.

b. Bebet (Kekayaan, Profesi, dan Aset Pribadi)

1. Nilai harta kekayaan calon presiden Prabowo Subianto meningkat sekitar 100 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun 10 bulan. Saat melaporkan hartanya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi pada Juli 2003, total aset Prabowo sekitar Rp 10,1 miliar dan 416.135 dollar AS atau sekitar Rp 5 miliar (kurs Rp 11.957). Ketika itu, Prabowo melaporkan hartanya dalam kapasitas dia sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI. Nilai aset tersebut meningkat jika merujuk pada laporan harta kekayaan Prabowo sebagai calon presiden yang disampaikannya kepada KPK pada 20 Mei 2014. Setelah diverifikasi KPK, nilai aset Prabowo per Mei 2014 mencapai Rp 1,6 triliun dan 7,5 juta dollar AS atau Rp 92 miliar (kurs Rp 11.957). Namun di sisi lain perusahaan pengolahan kertas milik Prabowo Subianto, PT Kertas Nusantara (sebelumnya PT Kiani Kertas) dikabarkan memiliki hutang sebesar Rp14,31 triliun. Angka yang cukup fantastis, mengingat harta Prabowo "hanya" berkisar Rp1,6 triliun.

2. Jokowi merupakan enterpreneur jebolan Universitas Gajah Mada (UGM) jurusan Ilmu Kehutanan. Memiliki ayah yang berprofesi sebagai pedagang kayu, Jokowi jatuh bangun mendirikan perusahaan mebel, PT Rakabu di Solo, Jawa Tengah. Tidak kurang dari 9 tahun Jokowi membangun bisnisnya tersebut. Saat krisis ekonomi tahun 2008 mengguncang industri mebel nasional dan nilai ekspor produk kerajinan ini menurun seiring melemahnya permintaan dari negara-negara di Eropa dan Amerika yang terganjal krisis ekonomi, PT Rakabu merupakan salah satu perusahaan mebel yang berhasil tetap berdiri. Informasi terakhir berdasarkan data yang dirilis Komisi Pemberantasan Korupsi, Calon Presiden Joko Widodo memiliki kekayaan senilai Rp 29,8 miliar atau tepatnya Rp 29.892.946.012 dan USD 27.633. Sementara utang Jokowi hanya Rp 1.936.939.782.

c. Bobot (Karakter, Sifat, dan Pembawaan)

1. Mungkin selama ini publik menilai sifat dan karakter Prabowo dinilai “tegas, berwibawa, berjiwa ksatria”, dsb. Namun benarkah ini sifat atau pembawaan asli dari sosok Prabowo Subianto? Kita tentu masih ingat sikap emosional Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam berorasi saat kampanye di GBK, Senayan, Jakarta dengan maksud menyudutkan Pak Jokowi. Apalagi, Prabowo menyindir Capres PDIP Joko Widodo ( Jokowi ) dengan sebutan pemimpin boneka, hal itu justru diyakini tidak mendapat simpati publik. Pemimpin butuh kestabilan emosi dan hal ini bisa dijadikan patokan pemilih untuk menentukan calon presidennya. Selain itu publik juga harus ingat untuk menilai karakter seseorang tidak cukup hanya melihat ketika tampil di hadapan publik. Menurut saya, yang terpenting adalah melihat ketika tidak disorot publik (belakang layar). Berdasarkan rekaman debat capres yang pernah disiarkan, para pemirsa dapat melihat momen singkat saat Prabowo sempat menolak cium pipi dengan Jokowi. Sikap itu kontras sekali ketika di atas di panggung yang disorot dan disaksikan jutaan pemirsa dengan maksud untuk pencitraan. Selain itu dari perjalanan hidupnya, Prabowo dianggap lebih ambisius dibanding Jokowi menurut salah seorang pakar psikologi dengan melihat hasil survey yg melibatkan 204 psikolog sebagai responden. Tambahan lagi menurut pengakuan mantan komandan yg sempat menjadi atasan Prabowo, rekam jejak adanya pelanggaran HAM menyebabkan Prabowo tidak layak untuk menjadi Presiden Indonesia berikutnya.

2. Dari seluruh sifat Jokowi yang paling disenangi adalah sikapnya yang rendah hati, ia terlihat tidak pernah bicara sinis, ia selalu membungkuk bila bertemu orang, ia menyalami siapa saja, dan ia ‘ngajeni’ (bhs jawa = menghormati) siapapun. Selain itu karakter dasar tulus Jokowi ini dilihat dari cara ia bekerja untuk rakyat banyak yang selalu giat tak kenal lelah, apalagi untuk urusan blusukan yg bisa menyita banyak energi dan waktu. Selain itu hal paling menonjol adalah ketika ia tidak mengambil gajinya. Disaat pejabat negara habis-habisan menggarong dana APBN atau APBD lewat proyek-proyek tender yang di mark up, Jokowi tidak mengambil gajinya. Ia tidak berlebihan, ia tidak sok Nginggris (sok ngomong Inggris separuh-separuh), tidak memakai baju yang amat mahal, ia pakai pakaian sederhana, sepatunya sederhana, tidak pernah pamer kekayaan.Jika ditinjau dari kejujuran, Jokowi tidak pernah mengada - ngada dan selalu apa adanya dalam setiap perkataan. Karena beliau merupakan orang yang bisa menghargai setiap tindakan dan perubahan yang terjadi sehingga mengakibatkan ketulusan hati muncul.

Bagaimana dengan pemirsa dan pembaca setia Kompasiana? Sudahkah anda menentukan pilihan anda? Saya sih sederhana saja sebagai orang yang bukan pakar politik, bukan politisi, apalagi cendekiawan, mikirnya sih simple saja. Saya akan memilih capres yg bibit, bebet, dan bobotnya paling baik di antara kedua calon tsb. Sekian dan terima kasih. Selamat menggunakan hak pilih anda !
Sumber dan referensi online:
http://tolaklupa.com/silsilah-keluarga-prabowo/
http://id.wikipedia.org/wiki/Prabowo
http://www.solopos.com/2014/06/22/gelar-napak-tilas-ini-silsilah-keluarga-jokowi-514738
http://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo
http://sosok.kompasiana.com/2014/07/03/keluarga-jokowi-keluarga-yang-harmonis-671190.html
http://nasional.kompas.com/read/2014/07/02/1259436/Hampir.11.Tahun.Harta.Kekayaan.Prabowo.Naik.100.Kali.Lipat.Lebih
http://indonesiaindonesia.com/f/160927-perbandingan-hutang-piutang-prabowo-arb-jokowi/
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/07/01/kekayaan-jokowi-rp-298-m-utang-rp-19-m
http://www.merdeka.com/politik/debat-ekonomi-ini-kiprah-prabowo-dan-jokowi-di-dunia-usaha.html
http://politik.kompasiana.com/2012/07/17/sifat-sifat-jokowi-yang-banyak-disukai-orang-indonesia-477636.html
http://artikelsenyum.blogspot.com/2013/06/sifat-jokowi-yang-membawa-perubahan.html
http://www.muslimedianews.com/2014/03/nasrani-mengapa-jokowi-yang-muslim.html
http://www.artikel-keren.com/view/53b3babff7b73018480001e6/inilah-bukti-jika-jokowi-seorang-muslim-sejati#sthash.cJ77OSlG.dpbs
http://candrawiguna.com/alasan-mengapa-saya-tidak-memilih-prabowo/
http://www.merdeka.com/politik/sifat-emosional-prabowo-dinilai-tak-laku-di-indonesia.html
http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/06/17/1802221/Beda.Sikap.di.Ruang.Privat.dan.Publik.Prabowo.Dinilai.Pencitraan
http://www.jpnn.com/read/2014/06/17/240932/Ini-Kata-Pakar-Psikologi-soal-Prabowo-Tolak-Cipika-Cipiki-Jokowi-
http://www.kaskus.co.id/thread/52e94ef10d8b46f04c8b4580/50-catatan-buruk-prabowo-subianto
http://www.jpnn.com/read/2014/06/17/240932/Ini-Kata-Pakar-Psikologi-soal-Prabowo-Tolak-Cipika-Cipiki-Jokowi-
http://news.detik.com/read/2014/07/04/133432/2627856/1513/mantan-komandan-ragukan-kemampuan-prabowo-memimpin-indonesia
http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/07/03/200141/2627345/1563/survei-kepribadian-prabowo-dianggap-lebih-ambisius-dibanding-jokowi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun