ABSTRAK
Tujuan dibuatnya penelitian ini untuk mengetahui pandangan masyarakat di media sosial instagram tentang politik yang ada di Indonesia berupa debat cawapres 2024. Dalam upaya mencapai tujuan  penelitian, peneliti menggunakan metode kepustakaan. Dalam melakukan pengumpulan data dilakukan dengan membaca sumber melalui artikel yang ada di internet dan media sosial.Â
Dalam pengumpulan data berupa pendapat masyarakat tentang politik yang dapat di ambil melalui komentar-komentar dari akun pribadi yang ada pada postingan berupa video atau gambar tentang debat cawapres 2024.Â
Hasil yang di dapat dari penelitian ini memperlihatkan bahwa padangan masyarakat tentang debat cawapres 2024 memiliki pro dan kontra, hal itu dapat terjadi karena adanya janji-janji manis yang dibuat oleh cawapres yang menurut masyarakat terlalu berlebihan atau sekedar omong kosong, adapun juga cawapres yang sebelumnya di pandang buruk oleh masyarakat dikarenakan cawapres tersebut bisa maju dikarenakan adanya privilege sebagian masyarakat menjadi merubah pandangan terhadap cawapres tersebut.
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai negara demokrasi dan negara hukum yang memiliki undang-undang yang sudah di tetapkan oleh pemerintah, supaya masyarakat Indonesia bisa aman peraturan yang dibuat juga bisa mengatur kehidupan masyarakatnya melalui hukum termasuk juga dalam berpolitik (Harjono, 2010). Politik berasal dari kata Yunani yaitu polis yang artinya suatu kota yang memiliki status negara. Politik menurut Andrew Heywood adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh bangsa yang memiliki tujuan membuat, mengamankan dan mengamandemenkan peraturan-peraturan yang dapat mengatur kehidupan hal tersebut dapat artikan bahwa peraturan tersebut tidak lepas dari yang namanya gejala konflik dan kerjasama (Bawamenewi, 2019 ).Â
Dalam berpolitik di era modern sekarang yang bisa dilakukan melalui media elektronik atau melalui internet yang semakin memudahkan masyarakat Indonesia dalam memahami politik.Â
Pada era modern sekarang banyak masyarakat Indonesia baik muda maupun tua yang menggunakan media sosial dalam berpolitik, terutama baru-baru ini yang ramai di perbincangkan di media sosial yaitu debat cawapres 2024 yang di tayangkan secara langsung dengan hadirnya tiga cawapres yang berdebat pada nomor urut satu ada Muhaimin Iskandar, nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut tiga Mahfud MD. Dengan adanya debat cawapres 2024 bertujuan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat Indonesia agar dapat memilih capres dan cawapres yang tepat pada saat pemilu tahun 2024.
Dengan kehadiran media sosial menjadi mempermudah dalam kehidupan banyak masyarakat Indonesia, tetapi media sosial sekarang ini berbading terbalik yang berdampak pada kehidupan masyarakat (A.Rafiq, 2020). Dari media sosial banyak masyarakat Indonesia yang memiliki pandangan tersendiri dengan semua cawapres 2024. Dimulai dari video viral yang beredar di media sosial tentang cawapres nomor urut satu yaitu Muhaimin tentang  tekadnya untuk  membangun 40 kota  yang kualitasnya setara dengan Jakarta agar dapat menampung banyak penduduk didalamnya (M, 2023). Dengan adanya tekad yang dimiliki oleh Muhaimin di tanggapi secara langsung oleh cawapres nomor urut dua yaitu Gibran yang mempertanyakan tentang pendapat Muhaimin yang menolak pembangunan IKN dan Gibran juga menambahkan bahwa kota sekelas Jakarta saja masih banyak masalah yang terdapat pada transportasi umum yang masih banyak kekurangan (Santia, 2023).
Dari kejadi ini dapat dipandang masyarakat sebagai janji manis yang hanya keluar dari mulut tetapi tidak sesuai fakta. Dalam berkampanye pasti ada calon pemimpin yang memberikan janji-janji manis yang bertujuan untuk mendapatkan suara dari rakyat, diantara janji-janji yang diberikan pasti ditepati tapi tidak sedikit yang mengingkari janji tersebut (Suciartini, 2020). Dengan adanya media sosial menjadikan masyarakat Indonesia lebih bijak dalam berpolitik dengan memiliki pandangan masing-masing, hal ini dapat dibuktikan dengan kejadian pada debat cawapres 2024 dimana gibran yang tadinya di pandang sebagai anak ingusan yang bermodalkan anak presiden sehingga bisa dengan mudah menjadi cawapres. Tidak sedikit masyarakat Indonesia kurang suka dengan Gibran, ditambah dengan pandangan masyarakat tentang adanya dinasti politik mempermudah Gibran nantinya. Dinasti politik ini merupakan pemanfaatan dalam kekuasaan dengan cara mengandalkan adanya keturunan atau hubungan darah yang biasanya di dapat dari beberapa orang saja (Susanti, 2017).
Dengan adanya debat cawapres 2024 sebagian masyarakat merubah pandangan buruk terhadap Gibran dikarenakan pendapat yang di lontarkannya kepada Muhaimin yang dinilai terlalu berlebihan, dengan masyarakat yang menggunakan media sosial mulai membuat komentar di video debat cawapres 2024 yang beredar di instagram. Pada kasus ini masyarakat Indonesia memiliki pandangan mereka masing-masing, ada yang mulai mengubah pandangannya tentang Gibran karena pendapat dia yang lebih masuk akal  tetapi tidak sedikit juga masyarakat yang  masih memiliki pandangan buruk dan tetap pada pendirian mereka  dengan tetap mendukung pendapat cawapres nomor urut satu yaitu Muhaimin. Apakah dengan adanya media sosial ini menjadikan masyarakat Indonesia menjadi paham akan pandangan tentang politik di Indonesia? dengan dibuatnya penelitian ini agar menjawab pertanyaan tersebut.