Salah satu kutipan inspirasi yang dapat kita jadikan sebagai acuan dalam hidup sehari-hari adalah pernyataan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Persisnya pada sambutannya dalam acara pelantikan pengurus IPSI Jawa Tengah (Jateng) dan IPSI Yogyakarta di Pendopo Agung Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (9/10/2022). Ini dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) pada saat itu.
Prabowo mengatakan bahwa jiwa seorang pendekar sejatinya adalah untuk membantu. Dia mewanti-wanti jika tidak bisa membantu, minimal jangan membuat orang lain susah.
"Pendekar kalau tidak bisa membantu banyak orang, bantu beberapa orang. Tidak bisa bantu beberapa orang, bantu satu orang. Tidak bisa bantu satu orang, jangan bikin orang lain susah," ujarnya.
Ini kiranya dapat menjadi acuan untuk memulai awal tahun 2025. Harapannya adalah di tahun 2025 ini, sebagai warga negara dapat berjuang ekstra untuk berbagi kebaikan bagi semua orang, teristimewa bagi sesama yang berkekurangan di sekitar kita.
Memang harus disadari dengan pasti bahwa lingkungan dan orang-orang di sekitar kita, banyak yang bersikap dan berperilaku menyusahkan orang lain. Atau yang lebih dahsyat dari itu adalah menjadi teramat senang dan bahagia bila dapat membuat orang lain menderita.
Pada aspek lain, ada pula kecenderungan untuk membuat orang lain bergantung dan mengemis kepadanya. Dengan itu berarti menciptakan ketergantungan dan membuat dirinya seolah-olah penting dengan menindas orang lain.
Kiranya ini berlaku baik dalam lingkup pergaulan yang terbatas, maupun dalam lingkup pergaulan yang lebih luas, baik dalam lingkup pergaulan sehari-hari maupun dalam lingkup sosial, politik, dan birokrasi.
Catatan ini menjadi penting, "... kalau tidak bisa membantu banyak orang, bantu beberapa orang. Tidak bisa bantu beberapa orang, bantu satu orang. Tidak bisa bantu satu orang, jangan bikin orang lain susah".
Prinsip minimal adalah tidak menyusahkan orang lain, atau dengan perkataan lain susah melihat orang lain susah, bukan senang melihat orang lain susah. Atau yang lainnya adalah tertawa bersama orang yang tertawa, menangis bersama orang yang menangis; bukan tertawa ketika orang lain sedang menangis.
Satu kepastian akan terwujud manakala setiap orang berlomba-lomba untuk tidak menyusahkan orang lain, maka yang akan terjadi adalah tidak ada penderitaan karena kesengajaan yang diciptakan. Bahkan ketika ada penderitaan karena ketidaksengajaan, maka akan ada segala upaya untuk meniadakannya dengan hati yang tulus dan jujur.