Â
Bapa Suci Paus Fransiskus telah mengumumkan tahun 2025 sebagai Tahun Yubileum pada Kamis, 9 Mei 2024 di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Â Tahun Yubileum 2025 akan dimulai pada malam Natal, 24 Desember 2024 dan akan berakhir pada 6 Januari 2026.
Paus Fransiskus akan membuka Tahun Yubileum 2025 melalui upacara membuka Pintu Suci di Basilika Santo Petrus pada malam Natal, dan akan  ditutup pada 6 Januari 2026, pada Hari Raya Epifani (Hari Raya Penampakan Tuhan).
Moto Tahun Yubileum 2025 adalah "Peziarah Harapan". Paus Fransiskus mengundang umat Katolik untuk memperbarui harapan dan menemukan visi "memulihkan akses ke hasil bumi bagi semua orang".
Paus juga mengundang umat Katolik untuk menemukan kembali spiritualitas ciptaan Tuhan melalui pemahaman akan diri sebagai "peziarah di bumi" dan bukan penguasa dunia.
Tahun Yubileum merupakan perayaan yang diselenggarakan setiap 25 tahun sekali. Umat Katolik dari seluruh dunia diajak untuk berziarah dan menerima pengampunan.
Tahun Yubileum 2025 akan menjadi yang kedua yang dirayakan di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus. Yubileum sebelumnya adalah Yubileum Luar Biasa pada tahun 2015.
Dalam Gereja Katolik, Yubelium atau Tahun Suci merupakan tahun khusus pengampunan dan rekonsiliasi, di mana umat diajak untuk kembali menjalin relasi yang benar dengan Tuhan, sesama, dan seluruh ciptaan.
Tahun Yubelium dirayakan oleh Gereja setiap 25 tahun. Tahun Yubelium Katolik menyerupai Tahun Yubelium Perjanjian Lama, di mana setiap 50 tahun orang Ibrani merayakan satu tahun istirahat sempurna, membebaskan orang-orang yang telah mereka perbudak, dan memulihkan harta warisan.
Paus Bonifasius VIII menetapkan Tahun Yobel pada tahun 1300 sebagai peringatan seratus tahun. Pada tahun 1342, Paus Klemens VI mengurangi intervalnya menjadi 50 tahun. Dan, pada tahun 1470, Paus Paulus II menguranginya lagi menjadi 25 tahun.
Seorang Paus juga dapat mengumumkan Yubelium Luar Biasa, seperti Yubelium Luar Biasa Kerahiman yang diresmikan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015.
Kata Yobel berasal dari kata Ibrani, yang berarti tanduk domba jantan, yang dijadikan alat musik tiup untuk menandai dimulainya Tahun Yobel (Imamat 25:9). Dalam Alkitab, Tahun Yobel terjadi setiap 50 tahun dan melibatkan pembatalan utang, masa istirahat bagi manusia dan bumi, serta pengembalian tanah kepada mereka yang tidak memiliki tanah.
Dalam Perjanjian Baru (Lukas), Yesus menjelaskan bahwa misinya adalah untuk membawa Tahun Yobel. Di Sinagoga di Nazaret, ia membaca dari gulungan Kitab Nabi Yesaya yang menyatakan Tahun Rahmat Tuhan:
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lukas 4:18-19)
Yesus menunjukkan seperti apakah Kerajaan Allah itu. Kerajaan Allah adalah kerajaan yang penuh keadilan, belas kasih, dan kebebasan. Ia mengundang kita untuk mewujudkannya dalam hidup sehari-hari.
Tahun Yubelium merupakan kesempatan untuk menanggapi panggilan Tuhan agar kembali kepada-Allah dan mewujudkan keadilan. Pada Tahun Yubelium 2000, banyak orang Kristen bersatu untuk menyerukan pembatalan utang yang dimiliki oleh negara-negara termiskin di dunia.
Pada perayaan Tahun Yobel, umat Katolik dianjurkan untuk mengampuni dosa-dosa sesama, memperbarui kehidupan rohani, bertobat atas dosa-dosa, dan melakukan ziarah ke Roma atau tempat suci lainnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H