Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Relasi Ayah dan Anak, "Ayah yang Kurang Peduli" (3)

5 Oktober 2024   07:08 Diperbarui: 6 Oktober 2024   09:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jangan menjauhkan anakmu.  Apabila ia merasa ditolak, maka jiwanya akan terluka, akibatnya akan timbul kesulitan-kesulitan kepribadian yang sangat serius: perasaan takut, tidak aman, dan kurang percaya diri"

Di tengah kesibukan sehari-hari sangat diharapkan agar seorang ayah dapat hadir dan memberikan perhatian bagi anak-anaknya. Hal ini menjadi sebuah keharusan karena anak membutuhkan kehadiran figur seorang ayah.

Namun demikian, kehadiran seorang ayah dapat menjadi sebatas khayalan semata jika seorang ayah hanya hadir secara fisik semata. Anak akan menyadari ini karena secara naluriah mereka tahu bahwa sang ayah hanya hadir ketika makan, menonton TV, tidur dan lain-lain; tetapi tidak hadir secara nyata untuk mereka.

Ini artinya bahwa seorang ayah harus memiliki waktu khusus bagi anak-anak. Waktu khusus ini memungkinkan terjadinya dialog dan komunikasi.

Dalam konteks ini seorang ayah akan melatih anaknya untuk bertanya dan berbicara, serta menemukan solusi atas masalah-masalah yang dihadapi anak, termasuk di dalamnya keberanian untuk mengambil keputusan atas hal yang dihadapi.

Patut disadari bahwa tanpa kehadiran, yang di dalamnya ada dialog dan komunikasi, yang terjadi adalah kehadiran yang semu. Seorang ayah yang tidak melibatkan diri dalam kehidupan anak-anak secara rohani sejatinya sudah mati walaupun masih hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun