Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lingkungan yang Baik Menciptakan Nasib Baik

21 September 2024   07:40 Diperbarui: 21 September 2024   07:44 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
encrypted-tbn0.gstatic.com

Kita masing-masing hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar kita. Dan, segala sesuatu itu dapat mencakup lingkungan fisik dan sosial, yang pada dasarnya akan sangat berperan terhadap perkembangan kehidupan manusia, termasuk pola interaksi antar individu dan cara pandangnya terhadap sesuatu.

Patut disadari bahwa lingkungan yang kondusif akan melahirkan pola interaksi yang kondusif, dengan kondisi kerja yang kondusif pula, dan sebaliknya.

Lingkungan yang sama akan menghasilkan hal yang sama. Lingkungan yang baik akan menciptakan kondisi yang baik, dan sebaliknya, lingkungan yang buruk akan menciptakan kondisi yang buruk bagi setiap orang yang berada di dalamya.

Kita akan bertanya, mengapa demikian?

Jawabannya karena energi itu mengalir. Ini berarti bahwa setiap kondisi diri kita juga merupakan hasil dari lingkungan di mana kita berada. Jika kita berada pada lingkungan yang sehat, kita pun akan merasa sehat, dan sebaliknya.

Atau dengan perkataan lain lingkungan dengan sangat jelas memengaruhi dan membentuk jati diri, kebiasaan, hingga nasib seseorang.

Dengan demikian berarti bahwa jika kita ingin merubah jati diri, kebiasaan, dan nasib, maka hal pertama yang perlu diperbuat adalah kesediaan dan keberanian untuk mengubah lingkungan di mana kita berada.

Lingkungan di mana kita berada dapat berubah jika masing-masing orang yang berada di dalamnya memiliki niat baik dan keberanian untuk berubah. Tanpa niat baik dan keberanian untuk berubah, sebuah perubahan tidak akan pernah terjadi.

Kiranya kita tidak perlu berpikir untuk mengubah dunia sebelum kita dapat mengubah diri kita masing-masing. Lingkungan dapat berubah jika masing-masing orang sudah berubah. Dan sebaliknya, dunia akan berubah jika lingkungan-lingkungan spasial telah berubah.

Mengutip Leo Tolstoy, "Setiap orang berpikir untuk mengubah dunia, tapi tidak ada yang berpikir untuk mengubah dirinya sendiri."

Dengan demikian, kiranya kita bersedia memulai perubahan dari diri kita masing-masing untuk kemudian dapat mengubah lingkungan dan dunia di mana kita hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun