Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Inspirasi di Tempat Kerja

14 Agustus 2024   08:51 Diperbarui: 14 Agustus 2024   09:17 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
youtube.com/@bagindosolubizz3354

Seorang sahabat bertutur, "Beberapa waktu yang lalu, saya sempat bertemu seorang sahabat lama. Kami telah berpisah dalam kurun waktu yang cukup lama, karena pernah berada pada satu tempat kerja yang sama".

"Kami lama bernostalgia tentang situasi masa silam di tempat kerja yang lama. Tetapi pada kenyataannya, setelah saya memutuskan untuk berpindah domisili, dia pun memutuskan hal yang sama. Kami kemudian bertemu pada momen yang tidak terduga".

Pada kesempatan yang sama, dia banyak bercerita tentang kondisi perusahaannya yang baru, yakni sebuah perusahaan swasta, dan saya hanya mendengar sambil beberapa kali menyela untuk mencari tahu lebih dalam tentang permasalahan yang diceritakannya.

Katanya, "Sekarang situasinya telah berubah. Saya bekerja di perusahaan yang faktanya jauh dari kata kondusif, layaknya jauh panggang dari api. Masing-masing orang bekerja dengan tujuan dan kemauannya sendiri. Tidak ada tujuan bersama yang menjadi prioritas, sehingga pada akhirnya semua orang berlomba-lomba bekerja demi uang".

Lebih lanjut dia mengatakan, "Hal lain yang lebih buruk dari itu adalah masing-masing orang saling "menjual" untuk memperoleh kedudukan. Amat sering terjadi membicarakan nama teman sekerja antara yang satu dengan yang lainnya".

"Dan teramat parah juga, orang-orang yang memegang jabatan strategis akan menjadikan dirinya "penting" sehingga tidak pernah mau mendengarkan usul dan saran pihak lain. Usul akan diterima bila ada keuntungan diri, dan selebihnya tidak atau akan didiamkan begitu saja. Mereka juga akan datang dan pergi dengan sesuka hatinya sehingga amat mengganggu proses dalam kebersamaan."

Mendengar kisah sang sahabat, saya hanya mengatakan demikian, "Kondisi di perusahaan, tempat kerjanya sekarang ini seperti mengurai benang kusut. Siapa pun pemimpin dan orang-orang baik yang bekerja di sana, akan terjebak dan terpola dengan sistem yang sudah rusak. Satu-satunya cara untuk memperbaiki kondisi yang ada adalah mengganti semua orang yang ada dengan orang-orang baru yang punya atensi dan intensi untuk kebaikan bersama".

Sang sahabat pun sebentar terdiam dan berkata, "Saya berpikir sepertinya harus demikian, kalau tidak hal yang lebih buruk pasti akan terjadi di kemudian hari".

Kami pun berpisah setelah menghabiskan beberapa batang rokok. Terselip pula nasihat untuk saling menguatkan satu sama lain.

Sambil melangkah perlahan menuju kendaraan masing-masing, teman lamaku masih mengatakan demikian,"Jangan sampai malaikat kecil menjadi setan di tempat yang busuk. Tetaplah menjadi lilin untuk menerangi kegelapan". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun