Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bedah/Operasi menurut Pandangan Moral Katolik

6 Juni 2024   17:51 Diperbarui: 6 Juni 2024   18:04 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dataimagejpeg;base64,9j4AAQSkZJRgABAQAAAQABAAD2wCEAAkGBxISEhUTEhMWFRUWGBgVFxYXFxUVFxU

1. Operasi

 Kata bedah atau operasi berasal dari kata Yunani chirourgein yang berarti kerja tangan. Operasi merupakan salah satu cabang kedokteran yang berusaha untuk membuang atau memperbaiki jaringan tubuh yang sakit, rusak dan cacat dengan jalan memotong bagian tubuh atau menghentikan fungsi organ tubuh yang bermasalah agar tercipta keseimbangan dan totalitas. Tindakan medis ini dimaksudkan untuk memelihara dan memulihkan kesehatan bahkan untuk menyelamatkan hidup manusia.[23]

Operasi pada umumnya tidaklah dipersoalkan. Dalam operasi dapat diterapkan peraturan yang berlaku bagi kategorisasi sarana-sarana biasa (sarana proporsional) dan sarana luar biasa (sarana tidak proporsional). Manusia berhak atas operasi sebagai sarana proporsional dan dapat wajib mempergunakannya sejauh berguna bagi kesehatannya. Sarana proporsional menyangkut kemendesakkan operasi: apakah operasi harus dilakukan demi kesehatan atau perbaikan penampilan? Di lain pihak, pasien tidak wajib mempergunakan operasi yang termasuk sarana tidak proporsional. Sarana non proporsional menyangkut faedah operasi: apakah operasi harus dan wajib dilakukan meskipun tidak mempengaruhi kesehatan pasien sama sekali?[24]

Beberapa operasi yang dapat disebutkan adalah operasi umum, oftamologi (mata), otolaringologi (pangkal telinga, tenggorokan dan sistem pernafasan bagian atas), obstertric dan genekologi (kandungan dan kebidanan, kolon dan rectal (usus besar), urologi (sistem kemih), sistem saraf dan torasik (rongga dada), dan operasi plastik (operasi kosmetik).

2. Operasi Plastik

Salah satu jenis operasi adalah operasi plastik atau yang sering disebut operasi kosmetik. Kata plastik (bahasa Yunani: plassein) berarti membentuk atau memberi bentuk. Kata kosmetik (bahasa Yunani: kosmein) berarti menghias atau menciptakan keteraturan. Jadi, operasi plastik atau kosmetik dapat didefinisikan sebagai bagian khusus dari operasi yang dimaksudkan untuk memperbaiki gangguan-gangguan keutuhan atau kecantikan tubuh entah karena bawaan atau kecelakaan atau karena terapi yang mengganggu keutuhan tubuh seperti kemotrapi bagi para penderita kanker.[25]

3. Jenis-jenis Bedah Plastik

Ada dua jenis bedah plastik (operasi) yakni operasi rekonstruksi dan operasi estetik. Yang membedakan operasi rekonstruksi dan estetik adalah dari tujuan prosedur pembedahan itu sendiri. Pada operasi rekonstruksi diusahakan mengembalikan bentuk/penampilan serta fungsi organ tubuh menjadi lebih baik atau lebih manusiawi, setidaknya mendekati kondisi normal. Pada operasi estetik, pembedahan dilakukan pada pasien-pasien normal (sehat), namun menurut norma bentuk tubuh kurang harmonis (misalnya, hidung pesek, dll), maka diharapkan melalui operasi bedah plastik estetik didapatkan bentuk tubuh yang mendekati sempurna.[26]

Yang perlu dipahami mengenai bedah plastik, adalah bukan permainan sulap. Tindakan pembedahan sendiri didasarkan pada ilmu pengetahuan kedokteran khususnya mengenai luka dan proses penyembuhan yang berjalan alami. Penyembuhan luka dapat berlangsung sampai 12 bulan, dengan akan meninggalkan bekas luka, di sinilah peran bedah plastik, dalam upaya menyembunyikan bekas luka sayatan atau meninggalkan bekas luka yang samar.[27]


4. Beberapa Teknik Operasi Plastik

4. 1 Indoskopi

Indoskopi adalah pipa berlubang yang dipakai untuk memasukan bahan tanam di dalam jaringan payudara dan menghilangkan lipatan perut. Pemasukan pipa ini dimaksudkan untuk mengencangkan otot yang kendur pada otot. Ahli bedah dapat memasukan jaringan ke tempat yang dituju dengan bantuan monitor TV dan kemudian mengisinya dengan saline. Indoskopi sangat bermanfaat dalam bedah plastik karena pendarahan yang ditimbulkan sedikit dan bekas sayatan hampir tidak ada.


4. 2 Bantalan atau Implan

 Bantalan dapat digunakan untuk memperbesar payudara, membentuk pipi, dagu, dada, hidung dan rahang. Banyak pria menggunakan implant dalam tubuh mereka untuk membentuk dada yang bidang dan rahang yang keras. Bantalan submalar dapat dimasukkan di dalam tulang pipi untuk mengganti beberapa jaringan lemak yang sering hilang. Biasanya bantalan ini terbuat dari karet silikon saline, hodrogel, teflon, polietilen yang disebut medpor, dan lempengan goretex. Penanaman bantalan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bekas luka. Hanya saja perlu diperhatikan risiko bantalan yang salah letak atau bergeser. Jika keadaan ini terjadi, maka bantalan tersebut harus segera diambil karena tubuh menolaknya.[28]

4. 3 Suntikan Lemak

Lemak sering digunakan untuk memontokkan tangan, membentuk garis wajah dan bibir. Dengan suatu proses yang disebut mikro-lipoinjeksi, lemak disedot dari daerah perut dan paha dan disuntikkan pada daerah yang memerlukan. Suntikan lemak dapat bertahan sampai delapan tahun. Suntikan lemak juga memakai paraplegia dan quadriplegia untuk memperbesar bokong dan mencegah rasa sakit karena tekanan tubuh. Tidak semua orang cocok dengan cara ini. Sedot lemak superfisial dewasa ini telah berhasil menghancurkan kantung-kantung lemak dalam tubuh.[29]

5. Yang Boleh Menjalani Operasi Plastik

 Ada beberapa jenis penyakit yang dianjurkan oleh dokter untuk tidak menjalani operasi plastik. Para penderita kelainan darah, seperti haemofilia mempunyai risiko yang sangat tinggi dalam menjalani operasi apapun. Demikian halnya penderita diabetes harus menjalani perawatan khusus dan intensif bila harus menjalani operasi. Orang-orang yang bermasalah dengan jantung tidak mungkin menjalani pembiusan umum. Kebanyakan operasi untuk penderita ini dilakukan dengan bius lokal dan obat penenang. Maka bedah plastik dengan melakukan pembiusan umum tidak boleh dijalankan atas penderita jantung. Sangat dianjurkan agar orang-orang yang mengalami tekanan jiwa yang berat untuk tidak tergesa-gesa mengambil keputusan melakukan operasi.[30]


6. Penilaian Moral

  Dalam amanat Paus Pius XII kepada Kongres Nasional Chrirugi Plastik pada tanggal 4 Oktober 1958 dikemukakan beberapa hal seputar bedah plastik meliputi nilai penampilan yang berkenan, motivasi operasi plastik, dan efek samping operasi plastik. Ketiga hal ini perlu dikaji untuk membuat penilaian moral atasnya.

6. 1 Nilai Penampilan yang Berkenan

 Penampilan yang menarik dan sesuai dengan sensus masyarakat umum dapat dicapai melalui operasi. Nilai penampilan ini tentu tidak dapat dipisahkan dari nilai estetika dan fungsi tubuh. Nilai keindahan yang dimaksud adalah keadaan tubuh yang diidam-idamkan oleh seseorang. Keindahan itu tidak hanya menyangkut penampilan lahiriah belaka meliputi proporsi, bentuk, warna, tetapi juga menyangkut pancaran kepribadian, kejiwaan, ekspresi nilai-nilai yang lebih mendalam (inner beauty).[31]

Selain nilai keindahan, operasi bisa ditempuh agar organ tubuh yang sakit dapat berfungsi secara normal. Organ-organ tubuh yang berfungsi secara normal akan meningkatkan percaya diri dan penampilan seseorang. Dari sudut psikologis dan sosial, harga diri dan status seseorang sangat dipengaruhi penampilan dan kondisi fisiknya. Bila ada anggota tubuh yang tidak berfungsi dengan semestinya dan masih dapat diperbaiki melalui operasi, maka langkah ini dapat ditempuh demi kepentingan pribadi tersebut.[32]


6. 2 Motivasi Operasi Plastik

 Motivasi operasi plastik dapat dibagi dalam dua kategori. Pertama, operasi plastik yang dilatarbelakangi usaha untuk memperbaiki cacat. Operasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan penampilan seseorang yang pada prinsipnya baik dan perlu, bahkan bila memungkinkan wajib dilakukan. Jika tidak dilakukan barangkali ada pihak lain yang dirugikan. Misalnya. dengan operasi plastik seorang anak yang sumbing dapat memiliki penampilan yang lebih elok dan bisa berkomunikasi dengan baik.[33]

Kedua, operasi plastik dengan tujuan untuk mengubah identitas sosial. Dalam hal ini operasi ditempuh untuk mengubah wajah sedemikian rupa agar seseorang itu tidak lagi dikenal. Operasi ini dapat dilakukan untuk menghindari sesuatu yang membahayakan hidupnya. Tindakan ini dapat dibenarkan secara moral. Namun operasi untuk mengubah identitas juga kadang disalahgunakan oleh orang tertentu untuk menghilangkan identitas penjahat yang sedang dikejar polisi. Dalam hal ini operasi dilakukan dengan alasan untuk menutupi kejahatan dan menghilangkan jejak maka tindakan ini kita tolak secara moral. Tindakan medis dalam hal operasi dapat dibenarkan secara moral hanya jika mempunyai tujuan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan.[34]

6. 3 Efek Samping Operasi Plastik

 Lazimnya operasi plastik menggunakan bahan silikon.[35] Bahan ini mempunyai efek yang sangat berbahaya. Silikon dapat menggeser tempat secara tidak semestinya. Artinya pada operasi untuk memancungkan hidung, silikon dapat mengakibatkan hidung bergeser dan membuat penampilan seseorang lebih jelek dari sebelumnya. Selain itu silikon juga dapat menimbulkan rasa nyeri yang berkepanjangan serta alergi dan perubahan warna kulit.[36]

Penutup

Operasi pada dasarnya tidak terlalu dipersoalkan secara moral dengan pengandaian bahwa operasi masih merupakan cara terbaik untuk memulihkan kesehatan pasien menurut pertimbangan dokter. Dalam hal operasi plastik, kita perlu meneliti secara khusus apa yang menjadi motivasi dan efek samping dari tindakan tersebut. Motivasi harus berdasar pada pertimbangan yang benar, juga bertalian dengan efek yang hendak ditimbulkannya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mempertimbangkan semuanya sebelum mengambil keputusan menjalani operasi plastik.

Catatan Kaki: 

[23] Dr. Piet Go, OCarm, Hidup ..., hlm. 229; bdk. http://hirayusopa.wordpress.com/2008/09/24/apakah-bedah-plastik-itu/, 13 Maret 2010.

[24] Dr. Piet Go, OCarm, Hidup ..., hlm. 229.

[25] Piet Go, Hidup ..., hlm. 229; bdk juga Leila Henderson, Bedah Plastik: Apa yang Perlu Diketahui (Judul asli: Cosmetic Surgery: Your Questions Answered) diterjemahkan oleh Liliana Wijaja (Jakarta: Arcan, 1997), hlm.1.

[26] http://hirayusopa.wordpress.com/2008/09/24/apakah-bedah-plastik-itu/, 13 Maret 2010; bdk. http://nasional.kompas.com/read/2008/11/07/20311365/Operasi.Plastik..Era.Baru.Kosmetika..13 Maret 2010; bdk. Dr. Gentur Sudjatmiko SpBP,
"Bedah Plastik Membuka Kehidupan Baru"; bdk. juga Bob Riha, "Operasi Plastik, Era Baru Kosmetika" dalam http://nasional.kompas.com/read/2008/11/07/20311365/Operasi.Plastik..Era.Baru.Kosmetika..13 Maret 2010.

[27] http://hirayusopa.wordpress.com/2008/09/24/apakah-bedah-plastik-itu/, 13 Maret 2010; bdk. http://nasional.kompas.com/read/2008/11/07/20311365/Operasi.Plastik..Era.Baru.Kosmetika..13 Maret 2010.

[28] Menarik misalnya menyimak fenomena berikut ini: "Tiga tahun lalu. Permintaan oprasi plastik atau plastic surgeory pada kaum laki-laki hanya berkisar 5 persen dan 95 persen lainnya didominasi kaum wanita. Namun demikian, dalam tiga tahun terakhir permintaan operasi plastik kaum laki-laki meningkat 10 persen hingga 15 persen," kata Ahli Bedah Plastik Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo, David S. Perdanakusuma, SpBP(K) [Lihat Bob Riha, Jr., "Operasi Plastik, Era Baru Kosmetika"dalamhttp://nasional.kompas.com/read/2008/11/07/20311365/Operasi.Plastik..Era.Baru.Kosmetika..13 Maret 2010.]

[29] Dr. Piet Go, OCarm, Hidup ..., hlm. 235.

[30] http://hirayusopa.wordpress.com/2008/09/24/apakah-bedah-plastik-itu/, 13 Maret 2010.

[31] Dr. Piet Go, OCarm, Hidup ..., hlm. 230.

[32] Dr. Piet Go, OCarm, Hidup ..., hlm. 231.

[33] Dr. Piet Go, OCarm, Hidup ..., hlm. 233.

[34] Dr. Piet Go, OCarm, Hidup ..., hlm. 232.

[35] Silikon adalah polimer non organik yang bervariasi, dari cairan gel, karet, hingga sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon: tidak berbau, tak berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu tinggi serta tidak dapat menghantarkan listrik. Pertama kali ditemukan, digunakan untuk membuat lem, pelumas, katup jantung buatan hingga implan payudara.

Jenis-jenis silikon yang digunakan untuk kesehatan dan kecantikan seperti: 1) Silikon padat: bentuknya menyerupai karet penghapus. Silikon padat ini digunakan untuk katup jantung buatan, pengganti testis, kateter, serta persendian buatan. Dalam dunia bedah plastik, silikon dapat biasanya digunakan untuk implan hidung, dagu, dan pipi. Beberapa tahun belakangan ini, silikon padat juga digunakan untuk membantu penderita gangguan ereksi, dengan menggunakan materi silikon padat yang dapat ditiup. 2) Silikon berbentuk gel dalam wadah silikon padat: menyerupai dodol, dengan tingkat perlekatan molekul sangat baik, digunakan untuk implan payudara atau betis. Jika dibelah, tidak akan meleleh atau menyebar, tetapi tetap mengikuti bentuk wadah penyimpannya. 3) Silikon cair: silikon bentuk cair, dalam dunia medis digunakan dalam operasi retina. Retina dapat lepas dari posisinya karena berbagai faktor, sehingga perlu dibantu perlekatannya dengan silikon cair.

Di dunia kedokteran modern, silikon dikategorikan sebagai bahan terbaik untuk melakukan perbaikan bagian tubuh, karena penolakan jaringan tubuh terhadap silikon tergolong rendah. Karena materinya adalah silikon industri yang membahayakan kesehatan, seorang dokter bedah plastik tidak dibenarkan melakukan penyuntikan silikon cair. Biasanya penyuntikan silikon cair untuk memperindah bagian wajah dilakukan oleh tenaga non-medis (ilegal) yang tarifnya relatif murah (sekitar Rp. 200.000,-persuntikan) sehingga risikonya besar [Lihat Silikon dalam http://ceritakan.com/sains/fakta-tentang-silikon/.]

[36]Dr. Piet Go, OCarm, Hidup ..., hlm.234-235.


Tulisan yang sama dapat dibaca dalam: 

 

1. https://andreasneke.blogspot.com.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun