Ayat 13: Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu jauh, sudah menjadi dekat oleh darah Kristus: Bagian ini bergerak dari pelukisan keberadaan masa lampau orang-orang beriman kemudian pada sebuah perayaan dalam keberadaan masa kini mereka. Penggunaan en Christ menyolok di sini. Ayat 11-12 menggambarkan bagaimana orang-orang beriman pernah berada di luar kelompok dari keselamatan yang sesungguhnya tetapi yang sekarang berada dalam keselamatan yakni dalam Kristus. Darah Kristus menciptakan kenyataan baru. Pernah terasing dari umat Allah, orang-orang bukan Yahudi dibawa mendekat. Darah Kristus lebih menunjuk kepada salib Kristus. Ef 1:7 berbicara "penebusan melalui darah-Nya, pengampunan dosa". Penulis Efesus dalam ayat 13-14 dipengaruhi oleh Kol 1:20, "dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus". Secara khusus Rom 5:8-11 melukiskan pendamaian dengan Allah melalui darah Kristus (bdk. 2 Kor 5:18-20). Diperdebatkan bahwa mungkin ritus sunat mempengaruhi pilihan penulis melalui kata-kata: darah Kristus melampaui sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia (ayat 11). Ayat 13-14 dan secara khusus ayat 17 memuat gema Yes 57:19 dan mungkin juga Yes 52:7. Yes 57:19, "Aku akan menciptakan puji-pujian. Damai, damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang dekat -firman TUHAN -Aku akan menyembuhkan dia!". Secara jelas siapa yang "jauh" adalah asing dari orang-orang Yahudi, tetapi interpretasi rabinik kemudian menggabungkan mereka dengan orang-orang bukan Yahudi. Sementara kenyataan di atas tidak menunjuk secara khusus bahwa orang-orang bukan Yahudilah yang dimaksud.
Ayat 14: Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak...: Perubahan bentuk orang kedua jamak kepada orang pertama jamak dalam ayat ini mengindikasikan bahwa dimulailah sebuah sesi baru. Dalam kenyataannya banyak ahli memahami ayat 14-18 sebagai sebuah fragmen dari hymne Kristen awal atas laporan dari beberapa ciri yang sering diulangi yakni: susunan literer dan formulasi frase. Ada juga pengaruh beberapa penyisipan yang dibuat oleh penulis Efesus dalam hymne. Sebagai contoh, "melalui salib" (ayat 16) biasanya dianggap sebagai tambahan kemudian. Terjemahan atas frase tn echthran en t sarki autou (perseteruan dalam darah-Nya) dimasukkan dalam ayat 14 atau pada awal ayat 15, yang memperkenalkan ide penghapusan Hukum Taurat. Pertimbangan sintaksis memasukkan kejanggalan dari obyek kata kerja "merubuhkan". Walaupun "dinding" (ayat 14) dan "Hukum Taurat" (ayat 15) dengan saksama dihubungkan, dinding lebih menjadi simbol yang hidup dari perseteruan dari pada Hukum Taurat. Jadi "perseteruan" akan mungkin dimengerti sebagai keterangan tambahan kepada tembok pemisah dan frase ini dimasukkan sebagai bagian dari ayat 14. "Dia" menunjuk Kristus (bdk. 2:16-18). "Dalam darah-Nya" mengulang kembali Kol 1:22 dan menegaskan bahwa melalui kematian Kristus hidup baru telah ada, yang meliputi keselamatan bagi orang-orang bukan Yahudi (bdk. Gal 3:13; Rom 7: 4).
...dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan...: Tembok pemisah (to mesotoichon tou phragmou) adalah mungkin pemisah yang memisahkan orang-orang bukan Yahudi dari halaman yang dikelilingi oleh tembok Bait Allah Yerusalem. Kata kerja lyo (merubuhkan) digunakan untuk menggambarkan penghancuran Bait Allah. Jika seperti yang diperdebatkan dalam komentar ini, Efesus ditulis setelah penghancuran Bait Allah pada tahun 70 M, menggambarkan hubungan istimewa bagi yang menerimanya. Bagaimanapun penulis Efesus memahami penghancuran tersebut sebagai usaha mempertahankan pesan Paulus mengenai keselamatan dari orang-orang bukan Yahudi. Kata benda Yunani mesotoichon berasal dari PL dan menunjuk partisipasi di dalam rumah. Kiranya pelukisan tembok Bait Allah adalah lebih mungkin. Ini menunjuk halangan yang membagi surga dan bumi. Bagaimanapun tembok yang dimaksud adalah Hukum Taurat dan bukan tembok pemisah yang memisahkan orang-orang bukan Yahudi dari bagian dalam Bait Allah Yerusalem. Sekedar gambaran tentang tembok pemisah tersebut, "Tidak seorang pun yang masuk dalam pagar dan mengelilingi pintu gerbang Bait Allah. Barang siapa yang mengejar hanya akan mensyukuri kematian yang mengikutinya" (bdk. Kis 21:27-31; 10:28).
Ayat 15: sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya: Merinci tembok dengan teliti dihubungkan dengan pengharapan Hukum Taurat. Satu hal menarik dari teks Yahudi abad kedua, secara aktual melukiskan Hukum Taurat dalam term: "pembuat hukum... diberkati oleh Tuhan karena kebenaran pengetahuan universal, mengelilingi kita dengan tidak putus-putus pagar yang dibuat dari kayu runcing dan pagar baja untuk mencegah percampuran kita dengan orang lain... jadi ada yang melindungi dalam tubuh dan jiwa... dan beribadat hanya kepada Allah yang melampaui semua ciptaan". Bagaimanapun tembok dalam ayat 14 mungkin dimengerti sebagai sebuah metafora untuk Hukum Taurat, tetapi ini kelihatannya melampaui maksudnya. Untuk berbicara pengharapan akan Hukum Taurat merupakan bahasa yang lebih kuat dan lepas dari pernyataan tentang Hukum Taurat yang tidak dipersoalkan lagi dalam surat-surat Paulus (bdk. Rom 3:31). Bagaimanapun, secara literer "Hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya" memperkuat kesan bahwa keseluruhan Hukum Tauratlah yang dimaksud.
Bahkan ada beberapa perendahan dalam penjelasan Hukum Taurat ini. Surat Efesus boleh jadi dipengaruhi oleh Kol 2:20 di mana kata dogmata (ketentuan) dengan jelas mengandung konotasi negatif -- ide Kol 2:14 (bdk. 2:20) menunjuk ketentuan asketis dari pada Hukum Taurat per se. Dalam menggambarkan Hukum Taurat secara negatif penulis Efesus mungkin memiliki konsep Hukum Taurat yang dikaitkan kepada permusuhan. Cara hidup orang-orang Yahudi berdasar pada Hukum Taurat yang menuntun pada kebencian melawan mereka yang berasal dari masyarakat Yunani-Romawi, dan penulis-penulis Yahudi pada gilirannya mempertahankan hukum-hukum mereka. Bagaimanapun, fokus penciptaan manusia baru dalam ayat berikutnya akan secara alami mendorong pernyataan-pernyataan kategoris: Setiap kesatuan masa lampau dimengerti dalam term keberadaan yang cacat/rusak.
... untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera: Frase ini mengandung dua gagasan yang juga berdasar pada ayat 14: "damai" dan "menciptakan keduanya menjadi satu". Ef 2:10 menyiapkan jalan untuk frase ini, untuk menunjuk orang-orang beriman yang dicipta dalam Yesus Kristus. Di dalamnya Paulus menjaga ide kristologis dalam mana Adam adalah representasi ciptaan lama dan Kristus adalah representasi ciptaan baru yang mempersatukan orang-orang beriman dalam tubuh-Nya (bdk. 1 Kor 12:12;13;15:22,45-49; Gal 3:27-28; Rom 12:5; Kol 3:10-11). Kol 3:10 juga menunjuk pada ciptaan manusia baru dan penulis Efesus mungkin dipengaruhi oleh teks ini. Kol 3:10-11, seperti Gal 3:27-28, kelihatannya menggambarkan keaslian dari bentuk baptis tradisional yang merayakan penciptaan baru dalam term kesatuan dan penghapusan perbedaan kelompok dan kategori-kategori pribadi (memasukkan perbedaan antara Yahudi dan bukan Yahudi). Dalam usaha mencari keaslian dari Gal 3:27-28 beberapa penulis mengatributkannya kepada Yesus.
Yang menarik bahwa Efesus juga menunjuk dua kelompok (Yahudi dan bukan Yahudi) menjadi satu. Tidak ada bukti yang yang menunjuk asketisme seksual dalam Efesus. Dalam kenyataannya, jemaat Efesus dengan kuat mendukung perkawinan. Bagaimanapun, kesatuan dari perbedaan jenis kelamin jelas dimengerti oleh penulis Efesus sebagai gambaran yang kuat untuk berbicara tentang hubungan antara Allah dan komunitas manusia. Dalam 2:15 penulis Efesus menggambarkan dalam bahasa tradisional kesatuan dengan baptisan yang diinterpretasikan dalam kekristenan awal yang menggambarkan "kebaruan" komunitas. Jadi ciptaan baru adalah buah dari penebusan Kristus dan pelampauan perbedaan-perbedaan dan kategori-kategori lama. Penulis Efesus tidak berbicara secara langsung tentang baptisan di sini, tetapi beberapa gambaran bahasa baptisan ada dalam pikiran para pendengar.
Ayat 16: dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu: Menunjuk damai dalam ayat sebelumnya yang menyiapkan jalan untuk menyebut pendamaian. Damai juga adalah hymne dari Kol 1:15-20, yang menggambarkan proses pendamaian. Kata kerja "mendamaikan" (apokatallass) tidak sering muncul dalam literatur Paulus (2:16; Kol 1:20,22; katallass: Rom 5:10; 2 Kor 5:18-20). Tubuh (Kristus) pertama-tama adalah metafora untuk gereja yang digunakan dalam bagian ini. Jalan dalam mana simbol Paulinum lebih dekat untuk gereja disatukan dengan membuat metafora (ayat 20-21) yang secara khusus mempunyai ciri menyolok dari teks ini. Ayat ini mengulang beberapa ide yang sama dengan ayat 14. Ada dua rujukan yang menunjuk "perseteruan", dan menyebut penyelesaiannya melalui salib (bdk. Kol 1:20) yang dihubungkan dengan dicapai "dalam diri-Nya" (ayat 14). Ayat ini juga dengan sangat hati-hati dihubungkan dengan Kol 1:20-23. Kedua teks ini memberi tekanan pada pentingnya kematian fisik Yesus untuk pemulihan kosmis. Kol 1:22 menunjuk "tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya"; ini jelas menunjuk tubuh fisik Kristus yang mengalami penderitaan. Dalam Ef 2:16 ketidakhadiran langsung pada tubuh fisik Kristus menunjuk satu tubuh (terdiri dari kesatuan Yahudi dan bukan Yahudi) dapat dimengerti sebagai sebuah metafora bagi gereja (bdk. Ef 1:23; atas ide dari "satu tubuh" yang menggambarkan gereja lihat Kol 1:18). Jemaat Efesus adalah bagian dari jemaat Kolose yang tertarik dalam pemulihan kosmis yang terjadi melalui Kristus.
Ayat 17: Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang jauh dan damai sejahtera kepada mereka yang dekat: Dilawankan perseteruan antara kelompok dan keterasingan yang digambarkan dalam ayat 11-12, Kristus membawa warta damai... "kamu yang jauh" menunjuk orang-orang bukan Yahudi dan "mereka yang dekat" menunjuk orang-orang Yahudi. Ayat ini berisi kiasan Yes 57:19 dan Yes 52:7. Tidak jelas apakah damai yang diwartakan Kristus menunjuk pendamaian dengan Allah atau hubungan antara kelompok orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi. Bagi penulis Efesus, pendamaian dengan Allah di sini jelas merupakan implikasi penting agar kelompok-kelompok dapat saling berhubungan satu sama lain. Adalah baik menggambarkan bagian mana pelayanan Kristus dengan kalimat "Ia datang dan memberitakan". Pelayanan awal Yesus, pewartaan Yesus setelah kebangkitan, dan pewartaan kebangkitan Kristus oleh para rasullah yang dimaksud. Ayat 14-16 kelihatannya tidak tepat menempatkan pewartaan di bawah satu peristiwa khusus. Kalimat sepertinya lebih menunjuk keseluruhan karya penyelamatan Kristus. Referensi kedua pada "damai" dihilangkan dalam Textus Receptus adalah mungkin karena pertimbangan lebih lanjut. Bagaimanapun, kehadiran yang sedemikian kuat didukung. Lebih lanjut, dicatat bahwa "damai" menambah bobot pernyataan penulis untuk menjaga referensi damai dalam Yes 57:19.
Ayat 18: karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa: Ayat ini berisi ide-ide sejajar dalam dengan 16. Kedua ayat ini menegaskan keterlibatan kedua kelompok dan kenyataan bahwa kontak dengan Allah terjadi melalui Kristus. "Satu tubuh" dan "satu Roh" digabungkan bersama dalam ayat 4:4. Ini menekankan bahwa "dalam satu Roh" merupakan jalan bagi Allah untuk mengambil tempat melalui Roh atau dalam komunitas (lihat juga 1:3,17; 4:4-6). Penggunaan kata "jalan masuk" (prosagg) adalah menarik. Kata ini jarang muncul dalam Perjanjian Baru (bdk. Rom 5:2; Ef 3:12). Kata ini mempunyai konotasi negatif. Kata ini dapat digunakan untuk menunjuk pertemuan dengan kaisar. Pemohon akan memohon kekuatan pelindung demi kebaikan. Yang asalnya sama dari kata kerja (prosag), yang dalam LXX menunjuk ketertarikan kultis. Kata ini menunjuk jalan masuk pada ruang kudus sebagai tanda kehadiran yang kudus (Im 1:3;3:3;4:14). Ini berarti bahwa kata ini bertalian dengan ide jalan masuk kepada kekuatan politik dengan jalan masuk kepada yang kudus. Ini menantang pengharapan bahwa hanya yang mempunyai kekhususan akan mampu masuk dalam wewenang pemerintah, ratu, raja. Dengannya mau mengatakan bahwa orang-orang bukan Yahudi sekarang mempunyai jalan masuk kepada yang kudus yang pernah dihadiahkan untuk orang-orang Yahudi.
2. 3 Persatuan dalam Jemaat (19-22)