Walaupun ada kesempatan untuk memaklumkan kehadiran-Nya dengan cara yang lain, tetapi Yesus memilih cara yang dikehendaki oleh Bapa-Nya.[13]
Â
       Bermula dari periode di atas, kita bisa merujuk kebijaksanaan Yesus dalam mensosialisasikan diri dan warta Kerajaan Allah yang Ia bawa:
Â
- Waktu       : Yesus hadir pada situasi di mana orang membutuhkan pengajaran, peneguhan dan penguatan dari-Nya. Semua waktu menjadi saat yang tepat untuk memaklumkan Kerajaan Allah (pagi-pagi buta, pagi hari, siang, sore, hari menjelang malam, hari biasa pun hari Sabat)
- Tempat      : Yesus merealisasikan misi Kerajaan Allah tanpa memandang tempat. Bagi Yesus, "kolong langit" menjadi tempat untuk mewartakan Kerajaan Allah (rumah, bukit, padang gurun, danau, Bait Allah/Sinagoga, Kapernaum, Galilea, Yerusalem)
- Orang       : Semua orang perlu mengetahui secara benar maklumat Kerajaan Allah (orang miskin/kaya, bodoh/terpelajar, anak-anak,orang dewasa)
- Sarana       : Yesus menggunakan sarana alamiah/natural untuk mengungkapkan kebenaran Kerajaan Allah (ikan, roti, gandum, pohon ara), dalam pengajaran dan mukjizat yang Ia buat.
Â
Bila kembali merujuk pada aktivitas Yesus di atas, kita seolah-olah mendapatkan pembenaran bahwa sosialisasi diri bisa dilakukan dalam semua waktu dan tempat, kepada semua orang dan dalam segala cara. Sejatinya, bila menelaah lebih dalam, akan ditemukan satu kata penting bahwasannya Yesus justru sangat bijak, karena memanfaatkan semua hal yang mungkin untuk mengungkapkan diri dan warta Kerajaan Allah. Yesus menyatakan diri dan warta Kerajaan Allah ketika diri-Nya merasa perlu dan memang seharusnya warta Kerajaan Allah itu diwartakan kepada orang banyak dalam waktu, tempat, dan sarana tertentu.
Â
Hal lainnya bahwa Yesus mempunyai visi dan misi yang jelas sejak awal perutusan-Nya ke dunia ini. Dalam kejelasan ini Dia tidak pernah menyimpang sedikitpun dari misi perutusan-Nya. Yang sangat mendasar dalam pewartaan Yesus bahwa:
Â
- Semua waktu[14] adalah saat yang tepat untuk mewahyukan Kerajaan Allah. Untuk Yesus dan warta Kerajaan Allah tidak ada yang namanya waktu khusus/spesial, karena semua waktu adalah spesial untuk mengungkapkan kebenaran Kerajaan Allah.
- Semua tempat dapat menjadi locus pewartaan, tidak ada yang namanya tempat sakral/kudus dan najis bagi Allah, karena semua tempat adalah kudus.[15] Tempat menjadi najis jika orang menajiskannya dengan sikap dan kata-katanya sendiri. Semua tempat adalah kudus untuk mengungkapkan kebenaran Kerajaan Allah.
- Semua orang (tanpa membedakan kaya/miskin, terpelajar/tidak, asli/pendatang) perlu mengetahui kebenaran Kerajaan Allah. Semua orang sama di hadapan Allah karena Allah tidak membeda-bedakan manusia.
- Semua sarana bisa digunakan untuk mengungkapkan kebenaran Kerajaan Allah. "Sarana menjadi salah jika maksud dan cara penggunaannya salah".
Â
Demikianlah kita memperoleh pemahaman bahwa yang terpenting adalah kebijakan dalam merealisasikan diri. Tidak semua waktu, tempat, orang dan sarana bisa dengan serta merta digunakan bila maksud dan caranya keliru. Bila maksud dan caranya keliru/salah, dengan sendirinya waktu, maksud, tempatnya menjadi salah. Jadi bijaklah mencari waktu, menemukan tempat, kepada orang yang tepat, serta sarana/cara yang tepat pula agar menjadi baiklah maksud baik Anda.