Â
Â
Remaja dan Realitas Persahabatan
Â
Berdasar pada uraian sebelumnya, kita dapat menyebut bahwa persahabatan antar remaja terwujud dalam realitas kelompok. Di dalamnya ada perasaan diterima dan menerima, diakui dan mengakui, serta dilindungi dan melindungi.[6]Â
Â
Pada kenyataan yang demikian, remaja menemukan dirinya dihargai, baik dalam sikap maupun dalam pikiran. Ini ditemukan dalam kebersamaan dengan teman-temannya dan tidak ditemukan di tempat lain. Maka realitas persahabatan cenderung terjadi dalam kelompok.[7]
Â
Dalam kelompok inilah apa yang tidak bisa dilakukan sendiri menjadi mudah karena dilakukan bersama. Kenyataan ini mengharuskan sebuah pemikiran, bila apa yang dilakukan itu bersifat positif dan membangun kiranya perlu didukung dan dipertahankan, sebaliknya jika bersifat negatif dan merusak kiranya perlu campur tangan orang yang dapat meredahkan suasana. Orang yang dimaksud bisa berasal dari anggota kelompok sendiri atau bahkan dari luar kelompok.[8]Â
Â
Karena kekuatan persahabatan remaja berada dalam kelompok, kiranya di dalam kelompok ada figur-figur yang dominan untuk didengarkan. Jika tidak ada figur kuat dalam kelompok, menjadi sulitlah persahabatan dalam kelompok tersebut karena kemungkinan besar tidak ada figur yang mampu mengontrol ide-ide dan tindakan-tindakan yang liar dan ngawur.