Dalam semangat dan antusiasme harus ada pemberian diri (self giving). Pemberian diri merupakan tindakan mendedikasikan diri untuk menggapai hal tertentu. Tanpa pemberian diri sesuatu yang diharapkan tak akan pernah diperoleh. Dalam pemberian diri ini pula tersimpan kemauan untuk mengorbankan sesuatu yang tidak perlu demi sesuatu yang lebih perlu. Dan demi sesuatu yang lebih perlu ini seseorang harus mampu mengabaikan segala hal termasuk itu kesenangan-kesenangan yang bersifat sesaat saja. Â
Semangat/antusiasme dan pemberian diri akan mewujud dalam tindakan selalu menambah pengetahuan. Dalam upaya untuk selalu menambah pengetahuan tersirat keinginan untuk belajar secara terus-menerus. Ini berdasar pada perasaan dan keyakinan bahwa diri sendiri tak mengetahui banyak hal atau kurang memiliki pengetahuan. Hal yang terakhir ini akan memampukan seseorang untuk senantiasa menggali dan menemukan hal-hal baru dalam hidupnya. Dalam keinginan untuk menambah pengetahuan, seseorang dimampukan untuk senantiasa berusaha guna memahami sesuatu sesudah melihat, menyaksikan dan mengalami sesuatu itu.
Dan pada akhirnya antusiasme, pemberian diri, dan selalu menambah pengetahuan harus disertai pula oleh keberanian untuk membuat rencana yang besar. Daniel Burham mengatakan, "Jangan sekali-kali membuat rencana yang kecil. Rencana yang kecil tidak dapat mempengaruhi orang. So, buatlah rencana yang  besar dan hebat. Sekali suatu rencana besar telah diperhatikan, ia tidak akan hilang lagi". Rencana dan rancangan berarti kesediaan untuk mengatur segala sesuatu terlebih dahulu, memikirkan apa yang perlu dibuat, dan mempersiapkan segala sesuatu yang perlu.
Ini penting dipahami guna masa depan yang lebih baik. Masa depan seseorang adalah tanggung jawab orang yang bersangkutan. Wajah Anda adalah tanggungjawab Anda. Ini berarti bahwa masing-masing individulah yang menentukan hendak menjadi apa individu tersebut kelak. Keberhasilan dan kegagalan adalah tanggung jawab Anda. Ini akan sangat bergantung pada sejauh mana Anda memfokuskan diri Anda pada hal yang menjadi prioritas masa depan Anda.
Â
Remaja dan Cinta
Kahlil Gibran menulis, life without love is like tree without blossom and fruit. Demikian bahwa cinta akan mendorong seseorang untuk menjadikan hidupnya lebih berdaya guna dan bergairah.
Cinta adalah fenomena dan serentak dengannya merupakan bagian dari realitas hidup manusia. Sebagai sebuah fenomena dan realitas yang dialami menusia, tak mengherankan bahwa kata cinta ada dalam aneka bahasa. Selain itu pula bahwa bahasa cinta telah dilukiskan dalam aneka karya manusia baik dalam bidang psikologi, filsafat, seni, dan lain-lain.
Tak dapat disangkal bahwa cinta dialami oleh semua manusia. Di satu sisi, cinta bisa menjadi pemacu semangat untuk meraih suatu hal tertentu, dan di sisi lain tak jarang orang menjadi patah semangat atau bahkan bunuh diri karenanya.
Remaja tentunya akan mengalami realitas cinta. Yang terpenting adalah kesanggupan mengolah perasaan dan potensi mencintai serta menjadikannya sebagai daya positif untuk menggapai masa depan. Tetapi bukan sebaliknya menghabiskan dan menyia-nyiakan waktu dengan mengkhayalkan sesuatu yang tentunya belum pasti.
Pada kenyataannya realitas pencarian dan penemuan cinta pada diri remaja masih disertai dengan kebimbangan dan ketakpastian. Kenyataan yang demikian membuat remaja berada pada persimpangan yang membingungkan.