Mentari pagi bersinar sejuk dalam keceriaan
Membawa asa masa  depan
Menggiring suka dan kebahagiaan
-
Bersama sang mentari
Sang ADA menitipkan sesosok bayi
Di bumi yang kadang tak bersahabat
Dan sering amat menyengat
-
Ia tumbuh bersama terbit dan hilangnya sang mentari
Setia menapaki jalan terjal tak beraspal
Belajar menahan rasa malu
Karna si dia terus merayu
-
Maju tak gentar prinsip hidupnya
Bertahan dalam ketakpastian arus lautan
Berkanjang walau nyaris terbanting
-
Sore pun datang mencurahkan kisah nan indah
Tetapi muka persegi bak kena tamparan itu
Terbalut dalam jubah lusuh
Pembungkus tubuh agar tetap kokoh
-
Senyum pepsodent kian menggoda
Celoteh kecil yang kerap tak lucu
Menuntut rasa iba 'tuk t'rus bersaudara
"Tertawalah....." pintanya
-
Sang rembulan pun menerima celotenya
Kemanisan yang tampak pahit
Keperkasaan dalam kerapuhan
Diterima BAPA pada altar-Nya
-
Sampai kapan...?
Entahlah...?
-
Tapi semangat tetap membara
Menahan gelora alam
-
Bersama BAPA, ia tetap maju tak gentar
Tanpa menuntut iba
Mengasihi tanpa pamrih
----------------------
2003, Novisiat Kapusin Parapat (Sumatera Utara)-Pada HUT P. Henri Sihotang, OFM Cap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H