Alam turut membentuk budaya dan karakter masyarakat Bajawa. Alamnya yang dingin dan sejuk turut membentuk budaya dan karakter masyarakatnya menjadi "dingin" dan "sejuk" pula. Dari alam yang dengan mudah memperoleh makanan, membuat masyarakatnya mudah memberi dan tidak pelit.
Ini juga akan tampak dalam praksis budaya yang terkenal "royal" dalam arti berlebih-lebihan (dalam mengeluarkan uang, makan, dan minum) atau juga bisa diartikan sebagai melampaui batas dalam praksis budayanya.
Lebih lanjut akan tercermin dalam filosofi budaya, yang tertuang dalam ungkapan adatnya. Salah satu ungkapan adat yang paling popular adalah modhe ne'e soga woe, meku ne'e doa delu, yang berarti selalu berbuat baik kepada sesama, dan segenap sesama adalah saudara.
Prinsip ini telah menjadikan masyarakat Bajawa sangat menjunjung tinggi perdamaian, keharmonisan dan toleransi. Dan bila ditelusuri lebih lanjut, toleransi dan kerukunan antar umat beragama tidak turun begitu saja, tetapi telah bertumbuh dan berkembang di tengah masyarakat karena nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur, yang kemudian terus dikenang, dirayakan, dihayati dan dilaksanakan dalam praksis hidup sehari-hari.
Agama
Faktor lain yang membuat masyarakat Bajawa terkenal amat toleran adalah agama. Bagaikan gayung bersambut, alam dan budaya yang ramah kemudian dipadukan dengan ajaran kristiani yang terkenal dengan "cinta kasih".
Dalam khotbah-khotbah hari Minggu dan hari-hari lainnya, ajaran budaya dan ajaran kristiani sering digemakan berulang untuk menciptakan suatu masyarakat yang toleran, teristimewa dalam konteks NKRI yang terkenal karena keanekaragaman suku, agama, ras, dan budaya.
Kiranya ini menjadi catatan dan cerminan bagi setiap warga negara. Mari mengambil nilai-nilai baik dari setiap budaya dan agama untuk merawat dan membangun NKRI.
Tanpa semangat merawat dan membangun, maka NKRI tercinta ini akan perlahan-lahan terarah ke separatisme dan kehancuran. Kita menghendaki kesatuan maka sejatinya yang diperjuangkan adalah kesatuan dan bukannya perpecahan dan separatisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H