Mohon tunggu...
Andreas Neke
Andreas Neke Mohon Tunggu... Guru - Pegiat media sosial

Andreas Neke lahir di Sobo (Mangulewa) pada 08/03/80. Pendidikan Dasar di SDI Waruwaja. Pendidikan Menengah di SMPN 2 Bajawa dan SMAN Bajawa. Selanjutnya ke Seminari KPA St. Paulus Mataloko (2 tahun) , dan Pendidikan Calon Imam Kapusin (OFM Cap) di Sibolga (1 tahun), Parapat (1 tahun) , Nias (1 tahun), STFT St. Yohanes Pematangsiantar (4 tahun), TOP di Paroki St. Fransiskus Xaverius Ndondo (10 bulan), serta Pasca Sarjana (2 tahun). Pernah mengajar di SMA St. Clemens Boawae (2010-2017). Saat ini mengajar di SMK Sanjaya Bajawa. Aktif menulis opini di HU Flores Pos. Sudah menulis 2 buah buku yang berjudul REMAJA DAN PERGUMULAN JATI DIRINYA dan IMAN YANG MEMBUMI. Tinggal di Padhawoli, Kel. Trikora, Bajawa, Flores, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Datanglah ke Bajawa untuk Belajar Toleransi

13 Mei 2024   09:38 Diperbarui: 13 Mei 2024   09:51 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Datanglah ke Bajawa

Bagi saya secara pribadi, untuk mendapatkan contoh dan bukti dari sifat dan sikap toleransi, maka perlu kiranya datang dan belajar dari masyarakat Bajawa. Di kota dingin yang terkenal dengan kopi Bajawa ini, kita akan menyaksikan secara kasat mata setiap umat beragama dapat hidup berdampingan tanpa sifat dan sikap intoleran.

Ini sudah berlangsung lama, dan bukan saja dalam konteks hidup antar umat beragama saja tetapi juga berlaku untuk keberagaman suku, ras, dan budaya.

Di tengah kota akan kita jumpai bangunan gereja dan masjid yang berdampingan, yang dalam praksisnya menjadi simbol keberagaman dan serentak pula simbol toleransi antar umat beragama.

Di kota ini akan sangat jarang kita jumpai sikap atau tindakan diskriminasi, tetapi sebaliknya sikap dan perilaku saling menghargai satu sama lain, sehingga semua agama, suku, ras, dan budaya dapat hidup sebagai sau

https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/30/baiturahmann-bajawa-608c2eff8ede48250b3e81b5.jpg?t=o&v=770Input sumber gambar
https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/04/30/baiturahmann-bajawa-608c2eff8ede48250b3e81b5.jpg?t=o&v=770Input sumber gambar
dara/i sebagai warga negara.

Menurut hemat saya, jika siapapun dari warga negara yang belum paham dan tidak mampu bersikap dan berperilaku toleran, maka datanglah ke kota ini. Hidup dan berdialoglah dengan mereka, dan akan ditemukan kebenaran dari makna toleransi yang sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun