Mohon tunggu...
Andreas Gunapradangga
Andreas Gunapradangga Mohon Tunggu... Wiraswasta - Owner PT Agrikencana Perkasa

An integrated Farming Based on Applied Modern Biotechnologies

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Memaknai Pekerjaan

16 Maret 2021   13:40 Diperbarui: 16 Maret 2021   13:48 1802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak orang berfikir bekerja adalah upaya mendapatkan rezeki. Orang sering mendifinisikan rezeki itu hanya terkait dengan uang. Sejatinya Rezeki itu sangatlah luas, seperti kesehatan, tempat bekerja, memiliki teman yang tulus, bahkan kemalangan, tertipu, dikhianati kita boleh memaknai sebagai sebuah wujud (ganjaran) dari rejeki yang sedang kita terima. Rezeki adalah segala sesuatu (berasal dari Tuhan) yang dipakai untuk memelihara kehidupan manusia. Jadi bekerja sejatinya bukan alat mendapatkan rezeki, sebab rezeki itu pemberian Sang Khalik. 

Akhir-akhir ini saya kewalahan menghadapi orang yang datang memohon pekerjaan. Saya ingat persis awal Pandemi satu tahun lalu kami begitu kebingungan mencarikan kegiatan/ pekerjaan bagi karyawan dan pegawai kita sendiri sebab perusahaan kita juga tidak luput dari dampak pandemi. Banyak kawan pengusaha yang panik sebab ladang usaha pastilah terganggu. Banyak pekerja yang diliburkan bahkan belakangan dirumahkan dan tidak sedikit yang di PHK kan. 

Banyak orang keliru memaknai bekerja sebagai upaya mendapatkan upah/ gaji atas tenaga/ pikiran yang mereka lakukan, sehingga banyak pekerja yang menakar kerja mereka dengan upah yang mereka terima. Banyak pekerja kita memaknai pekerjaan begitu sempit, sehingga hal ini sering dikaitkan dengan upah kerja kita yang minim, produktifitas yang rendah ataupun hal hal lain yang negative yang celakanya sering ini malah dijadikan alat sebagian pengusaha sendiri, politisi maupun pejabat sebagai alat tawar guna kepentingan individu maupun kelopok. 

Bekerja sejatinya merupakan Ramat/ Anugerah yang berasal dari Tuhan YME, sehingga dalam menjalankan pekerjaan wajib tulus penuh syukur. 

Bekerja sejatinya merupakan Amanah, bukan hanya aktivitas transaksional yang tercetak di atas kontrak/ peraturan perusahaan, lebih dari itu, amanah adalah hal yang harus ditunaikan, dituntaskan. Jika yang terjadi adalah proses transaksional semata maka inisiatif akan jarang muncul. 

Bekerja adalah Panggilan, setiap orang terlahir kedunia merupakan panggilan hidup,  seharusnya dalam kita bekerja haruslah Tuntas penuh Integritas. Komitmen, janji yang harus ditepati untuk menuaikan tugas suci sampai selesai sampai tuntas, penuh perhatian sehingga tidak lupa pada tugas atau ingkar pada tanggung jawab 

Bekerja sejatinya juga sebagai Aktualisasi diri kita, sehingga kita akan bekerja keras penuh dengan semangat. Semangat mempunyai kekuatan yang istimewa, dahsyat, tetapi kadang-kadang luput dari kehidupan banyak orang.

Bekerja itu Ibadah. Pekerjaan wajib kita tunaikan tanggung jawab kita bukan hanya kepada pimpinan perusahaan atau atasan, melainkan juga kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ibadah, secara definisi berarti perbuatan atau penyataan bakti terhadap Tuhan. Ada dua kunci utama dalam menjalankan pekerjaan dengan niat beribadah, yakni kesabaran dan keikhlasan 

Bekerja juga merupakan Seni, Insan yang menghayati kerja sebagai seni, akan memandang kerja sebagai arena yang selalu menantang untuk mengeksplorasi serba kemungkinan dengan kreativitasnya Ia akan melihat masalah dari berbagai sudut pandang, bahkan mencari sudut pandang baru yang mungkin belum pernah ada (out of the box bahkan without box). 

Bekerja adalah Kehormatan. Kerja bukanlah masalah uang semata, namun lebih mendalam mempunyai sesuatu arti bagi hidup kita. Kadang mata kita menjadi "hijau" melihat uang, sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi yg kita miliki. Bukan masalah tinggi rendah atau besar kecilnya suatu profesi, namun yang lebih penting adalah etos kerja, dalam arti penghargaan terhadap apa yang kita kerjakan. Sekecil apapun yang kita kerjakan, sejauh itu memberikan rasa bangga di dalam diri, maka itu akan memberikan arti besar.

Semua pekerjaan yang dilakukan dengan tulus adalah pekerjaan terhormat. Kita bisa berurusan dengan tantangan apa saja, kehormatan, harga diri menuntut agar manusia bekerja dengan kemampuan terbaik. Mencari kehormatan merupakan motivasi terkuat dalam struktur hati manusia Kehormatan yang sejati bersumber pada kepribadian yang unggul, akhlak yang mulia, pekerti yang terpuji, hati yang bersih, nurani yang bening, budi yang luhur karya yang unggul, kinerja yang hebat dan kualitas yang luar biasa. 

Inti Pekerjaan adalah Melayani. Kerja seyogianya dimaknai melampaui pengertiannya yang lazim, melewati maknanya yang biasa: dari kerja sebagai kegiatan mencari nafkah belaka menjadi aktivitas yang memberi kegembiraan, menyediakan penghargaan, dan menyajikan kemuliaan kepada mereka yang menikmati layanan tersebut. 

Ada pepatah (Albert Schweitzer) yang sangat berkesan yang pernah saya dapat dalam short courses termahal yang pernah saya ikuti: 

"Saya tidak tahu masa depan kalian, tapi yang saya tahu pasti, kalian akan menjadi orang yang berbahagia kalau kalian selalu mencari dan menemukan cara-cara melayani orang lain"

Jika anda masih punya pekerjaan dimanapun anda bekerja, di perusahaan swasta maupun PNS, Bersyukurlah, Selamat Bekerja, maknai pekerjaan kita semua dengan benar. 

Andreas Gunapradangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun