Mohon tunggu...
Healthy

Diapedesis Hanya Untuk Leukosit

25 November 2017   20:29 Diperbarui: 25 November 2017   20:43 8140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sebagian dari kita pasti sudah mengetahui tentang sel darah putih atau leukosit, namun apakah kita mengetahui bagaimana cara kerja dari leukosit dalam sistem pertahanan tubuh? Apakah cara kerjanya seperti komputer yang begitu cepat merespon? Lewat artikel ini penulis akan memperjelas serta menjawab pertanyaan tersebut.

What is Leucocytes?

Leukosit atau sel darah putih adalah salah satu jenis sel yang membentuk komponen darah. Leukosit memiliki fungsi yaitu untuk melindungi tubuh terhadap benda asing, virus, dan bakteri.

Karakteristik dari leukosit yaitu:

  • Jumlah normal leukosit di dalam darah sekitar 5.000-10.000 sel/mm3 darah.
  • Leukosit diproduksi di dalam sumsum tulang merah dan sumsum tulang kuning.
  • Leukosit bertahan di dalam sirkulasi darah hanya 1 hari dan selanjutnya berpindah ke dalam jaringan. Di dalam jaringan, leukosit mampu bertahan selama beberapa hari bahkan hingga beberapa bulan tergantung pada jenisnya.

Selain itu, sifat-sifat dari leukosit yaitu:

            Leukosit mampu menembus pori-pori dari membran kapiler menuju ke jaringan.

  • Bergerak ameboid

            Leukosit mampu memanjangkan tubuhnya hingga mencapai tiga kali panjang sel awal dalam waktu satu menit seperti Amoeba.

  • Kemotaksis

            Leukosit mampu bergerak mendekati atau menjauhi jaringan rusak yang melepaskan zat kimia.

  • Fagositosis

            Leukosit mampu menelan mikroorganisme, benda asing, dan sel-sel darah merah yang sudah tua atau rusak.

Granulocytes and Agranulocytes

Leukosit dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu bergranula (granulosit) dan tidak bergranula (agranulosit).

Granulosit

Terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

  • Neutrofil

            Berjumlah 60% dari jumlah sel darah putih.

  • Eosinofil

            Berjumlah 1-3% dari jumlah sel darah putih.

  • Basofil

            Berjumlah <1% dari jumlah sel darah putih. Di dalam basofil terdapat histamin dan antikoagulan heparin.

Agranulosit

Terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

  • Limfosit (Limfosit B dan Limfosit T)

            Berjumlah 30% dari jumlah sel darah putih.

  • Monosit

            Berjumlah 3-8% dari jumlah sel darah putih.

Leukocyte Extravasation (Diapedesis) and Leukocytes

"Diapedesis merupakan sebuah "keharusan" bagi leukosit."

Leukosit terbentuk di dalam sumsum tulang merah dan sumsum tulang kuning. Setelah proses pembentukan tersebut, leukosit akan masuk dan ikut dalam peredaran darah. Leukosit akan "berenang" di dalam plasma darah hanya dalam waktu 1 hari saja. Setelah "berenang" di dalam peredaran darah, leukosit hanya memiliki satu pilihan terakhir yaitu "angkat kaki" dari peredaran darah.

Bagaimana kehidupan leukosit selanjutnya?

Leukosit hanya memiliki satu tujuan untuk tempat menetapnya yaitu jaringan. Untuk pindah dari peredaran darah menuju ke jaringan, leukosit harus melalui proses diapedesis, sehingga diapedesis bukanlah suatu pilihan namun suatu keharusan bagi leukosit untuk kehidupan selanjutnya. Namun diapedesis tidak dapat terjadi dengan sendirinya, diapedesis bisa terjadi jika hadirnya suatu pemicu. Pemicu yang dimaksud adalah luka, infeksi oleh bakteri atau virus, benda asing yang masuk ke dalam tubuh manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemicu-pemicu dari diapedesis ada hubungannya dengan proses inflamasi.

neutrophils-diagram-5a196ffe9f91ce699c731bd5.jpg
neutrophils-diagram-5a196ffe9f91ce699c731bd5.jpg
When Diapedesis Occurs

"Hidup ini tak akan pernah terlepas dari adanya diapedesis."

Pada kehidupan sehari-hari, diapedesis sering terjadi ketika tubuh kita digigit oleh serangga dan yang paling sering adalah nyamuk. Pasti kalian akan merasa gatal ketika digigit oleh serangga, setelah rasa gatal itu muncul, perlahan-lahan bagian yang digigit oleh nyamuk akan memerah dan mulai timbul membentuk suatu benjolan di kulit bahkan pada beberapa serangga dapat menimbulkan keluarnya cairan dari benjolan tersebut. Proses dari timbulnya benjolan tersebut disebabkan oleh berkumpulnya leukosit di sumber gigitan tersebut. Berkumpulnya leukosit ini adalah salah satu bentuk dari diapedesis.

Beberapa orang yang memiliki alergi pada suatu makanan pasti akan merasa gatal ataupun sesak napas saat secara tidak sengaja makan makanan tersebut, ini juga disebabkan oleh keluarnya leukosit terutama histamin secara diapedesis menuju ke jaringan untuk melawan makanan yang dianggap sebagai antigen oleh tubuh kita.

Sebagian dari kita, pasti pernah mengalami luka yang disebabkan oleh duri ataupun serpihan seperti kayu. Pada saat duri tersebut menusuk kulit kita, secara tidak langsung bakteri yang ada di dalam duri ikut masuk ke dalam luka yang disebabkan oleh duri tersebut. Sebelum terjadi infeksi, leukosit akan berdiapedesis menuju ke jaringan untuk melawan bakteri tersebut dengan memakannya (fagositosis). Leukosit yang memakan bakteri tersebut adalah makrofag. Makrofag adalah monosit yang telah berpindah menuju ke jaringan secara diapedesis.

Sebelum melakukan fagositosis, proses awalnya adalah makrofag akan melepaskan senyawa sitokin. Sitokin adalah suatu zat kimia yang menjadi pemicu keluarnya Cell Adhesion Molecule atau CAMs (menyebabkan sel-sel lain disekitarnya ikut menempel) pada sel endotelium yang ada di pembulu darah kapiler yang mengaktifkan selectin pada dinding bagian dalam dari endotelium. Lalu selectin akan menghambat leukosit (neutrofil) yang melintas sehingga akan membuat leukosit berputar-putar di dalam dinding endotelium.

Selanjutnya neutrofil akan mengaktifkan integrin dikarenakan oleh adanya respon terhadap inflamasi. Integrin merupakan suatu reseptor adhesi. Kemudian integrin akan mengikat AICAM1 dan VCAM1 pada dinding endotelium sehingga perlahan-lahan neutrofil akan berhenti berputar-putar.

Pada jaringan kulit yang mengalami luka akibat dari duri tersebut, akan dihasilkan zat kimia yang bernama Bradykinin. Bradykinin merupakan senyawa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya Vasodilatasi atau pelebaran lumen pada pembuluh darah. Pelebaran lumer pada pembuluh darah membuat leukosit dapat masuk ke dalam jaringan. Selain disebabkan oleh Bradykinin, Vasodilatasi juga dapat disebabkan oleh hadirnya histamin yang diproduksi oleh Basofil. Setelah itu, barulah neutrofil dapat melakukan diapedesis dan masuk ke jaringan untuk melawan bakteri dengan cara fagositosis. Pada saat neutrofil melakukan fagositosis, neutrofil dibantu oleh leukosit yang lain untuk memberikan proteksi kepada tubuh agar tidak sampai terjadi infeksi pada tubuh kita. 

Can Diapedesis Occur in Granulocytes?

"Selama itu Leukosit apapun jenisnya, diapedesis pasti akan terjadi."

Ada sebagian teori yang mengatakan bahwa granulosit tidak mampu melakukan diapedesis dan hanya agranulosit yang mampu melakukannya. Namun, apakah teori tersebut benar?

Pada saat bakteri masuk, pertama kali yang keluar sebagai tameng pertamanya adalah neutrofil dengan menjadi jenis leukosit pertama yang melakukan diapedesis.

Mengapa bisa neutrofil keluar menjadi "pahlawan" pertama?

Kembali ke teori bahwa neutrofil menjadi yang paling "berkuasa" di dalam leukosit dengan besar jumlah yaitu 60% dari keseluruhan, selain itu kemampuannya sebagai fagosit utama dan paling aktif menjadikan perannya menjadi yang paling penting dalam sistem perlindungan tubuh dan harus keluar pertama untuk melawan bakteri.

Jumlah neutrofil yang sangat dominan ini membuatnya menjadi tak terbendung dan dapat dimanfaatkan sebanyak-banyaknya untuk melawan antigen atau bakteri yang masuk, dan juga ditunjang dengan monosit yang telah berdiapedesis dan masuk ke dalam jaringan (makrofag).

Inside Leucocytes

"Leukosit tak sebatas granulosit atau agranulosit, Leukosit itu sangatlah luas untuk dijelajahi."

Menurut teori yang tertera di awal, leukosit dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu bergranula (granulosit) dan tidak bergranula (agranulosit). Itu baru bagian awalnya saja, sekarang penulis akan membahasnya secara lebih mendalam mengenai kedua jenis leukosit tersebut.

Granulosit

  • Neutrofil

Neutrofil adalah "penguasanya" leukosit. Neutrofil menjadi yang paling banyak jumlahnya di dalam leukosit, yaitu sebesar 60% dari jumlah total leukosit yang ada. Selain yang paling banyak, neutrofil juga memiliki peran yang paling penting di dalam sistem pertahanan tubuh manusia. Neutrofil adalah "benteng pertama" dari serangkaian pertahanan tubuh manusia. Mengapa membuatnya menjadi benteng yang paling kuat dan terdepan? Ini dikarenakan oleh kemampuannya yang sangat luar biasa yaitu mampu melawan bakteri atau antigen dengan cara fagositosis atau memakan bakteri atau antigen yang masuk ke dalam tubuh.

Pada penjelasan diawal, leukosit dikatakan memiliki sifat kemotaksis. Sifat kemotaksis inilah yang membuat neutrofil dapat melakukan diapedesis, karena sinyal kimia yang diberikan oleh antigen membuat neutrofil "terbangunkan" dan segera mungkin mendatangi sumber yang menjadi pusat masuknya antigen yang tepatnya terdapat di jaringan.

  • Eosinofil

Eosinofil adalah jenis Leukosit yang bergranuler dan jumlahnya dapat dikatakan minoritas yaitu sebesar 1-3% dari jumlah total leukosit yang ada di dalam tubuh manusia. Bandingkan dengan neutrofil yang memiliki presentase 60%, eosinofil sangatlah terlihat sedikit dibandingkan dengan neutrofil. Walaupun jumlahnya sangat sedikit, namun Eosinofil memiliki peran di dalam Leukosit. eosinofil berperan sebagai fagosit lemah atau fagosit sekunder untuk melawan bakteri atau antigen yang masuk. Eosinofil akan bekerja apabila neutrofil dan monosit yang begitu "kuat" masih bisa tertembus oleh antigen atau bakteri. Dengan kata lain eosinofil adalah "benteng terakhir" dari sistem pertahanan tubuh manusia. Selain sebagai "benteng terakhir", eosinofil juga berperan dalam detoksifikasi histamin untuk menghentikan vasodilatasi atau memperlambat permeabilitas dari dinding endotelium yang disebabkan oleh adanya histamin (memperlambat aliran darah yang masuk ke dalam jaringan).

Sehingga secara tidak langsung, eosinofil juga dapat mengalami diapedesis apabila bakteri yang masuk terlalu kuat dan tidak dapat diatasi oleh neutrofil dan monosit. Selain sebagai fagosit sekunder, eosinofil juga dapat melakukan diapedesis untuk detoksifikasi histamin.

  • Basofil

Basofil adalah jenis leukosit yang masuk ke dalam golongan granulosit. Basofil adalah jenis yang paling sedikit di dalam leukosit, yaitu kurang dari 1% dari jumlah total leukosit. Walaupun jumlahnya sangat sedikit, namun basofil tetap memiliki peran yang penting di dalam sistem pertahanan tubuh. Perannya adalah sebagai penghasil dari histamin dan penghasil antikoagulan heparin. Fungsi dari keduanya adalah untuk keperluan peningkatan aliran darah ke jaringan yang cedera dan membantu pencegahan penggumpalan darah intravaskuler.

Apabila kita melihat kembali proses dari pertahanan tubuh terhadap bakteri, disana tercantum adanya histamin untuk memperlembar pembuluh darah untuk meningkatkan aliran darah yang masuk, secara tidak langsung itu membuktikan bahwa ada peran dari basofil disana. Tidak akan mungkin histamin dapat dihasilkan tanpa peran dari basofil. Sehingga dapat dikatakan bahwa basofil juga ikut mengalami proses diapedesis dalam sistem imunitas tubuh.

Agranulosit

  • Limfosit B dan T

Limfosit adalah leukosit yang masuk ke dalam jenis agranulosit atau tidak bergranuler. Limfosit berjumlah sekitar 30% dari jumlah leukosit yang ada di dalam tubuh manusia. Dalam sistem imunitas, limfosit secara umum memiliki peran untuk mendeteksi, mengenali, serta memberi respon kepada antigen.

Limfosit sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu limfosit B sebagai pembentuk antibodi untuk merespon antigen tertentu, dan limfosit T yang memiliki peran untuk mengenali dan melakukan interaksi dengan antigen melalui protein reseptor di permukaan sel.

Dalam kasus pembunuhan, seorang polisi pasti akan melakukan sebuah penyelidikan dengan cara datang ke tempat kejadian perkara (TKP). Mereka akan mengumpulkan bukti serta mencoba mengenali keadaan sekitar sehingga nantinya polisi akan tahu bagaimana pembunuhan tersebut terjadi dan dengan harapan pembunuh itu bisa ditemukan. Hal tersebut sama dengan yang di lakukan oleh limfosit baik limfosit B maupun T. Pertama mereka mencoba mempelajari antigen tersebut dan nantinya  mereka dapat memberikan respon kepada antigen tersebut. Lalu bagaimana mereka dapat mengenali antigen tersebut apabila tidak bertemu secara langsung dengan antigen tersebut di TKP? Sehingga dapat dikatakan bahwa limfosit juga melakukan diapedesis, ini dikarenakan oleh tempat berkumpulnya antigen berada di jaringan, dan untuk sampai ke jaringan haruslah melalui proses diapedesis.

  • Monosit

Monosit adalah leukosit yang masuk ke dalam jenis agranulosit atau tidak bergranuler dengan jumlah sekitar 3-8% dari jumlah leukosit yang ada di dalam tubuh manusia. Monosit memiliki peran yang hampir sama dengan neutrofil yaitu sebagai benteng "terkuat" dalam sistem pertahanan tubuh. Namun yang pertama berhadapan langsung dengan bakteri atau antigen adalah neutrofil, sedangkan monosit berada persis dibelakang neutrofil dan apabila neutrofil masih dapat ditembus oleh antigen tersebut, monosit langsung menjadi benteng selanjutnya. Banyak kesamaan dari monosit dan neutrofil membuat keduanya dapat melakukan diapedesis sebagai proteksi pertama terhadap bakteri dan antigen.

Conclusion

"Diapedesis hanya untuk Leukosit." 

Berdasarkan pembahasan yang telah disajikan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa teori mengenai, "Hanya agranulosit yang bisa melakukan diapedesis" kurang tepat. Penulis tidak mengatakan teori tersebut salah, namun hanya kurang tepat saja karena mungkin teori tersebut memiliki pandangan bahwa sangat seringnya agranulosit terutama monosit yang melakukan diapedesis karena monosit adalah benteng utama dalam sistem pertahanan tubuh. Sedangkan granulosit yang sering melakukan diapedesis hanyalah neutrofil sehingga dikatakan bahwa hanya agranulosit saja yang dapat melakukan diapedesis. Namun beda halnya dengan bakteri kuat yang masuk ke dalam tubuh manusia, Karena untuk melawan bakteri yang kuat, diperlukan serangkaian sistem pertahanan tubuh mulai dari neutrofil hingga eosinofil sehingga semua jenis leukosit dapat melakukan diapedesis.

Sekian artikel penulis kali ini, semoga apa yang telah disampaikan penulis dapat berguna bagi para pembaca. Terima kasih kepada para pembaca yang telah meluangkan waktu sehingga berkesempatan untuk membaca artikel ini.

Daftar Pustaka:

Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA. Jakarta: Erlangga.

https://en.wikipedia.org/wiki/Leukocyte_extravasation

https://en.wikipedia.org/wiki/Cell_adhesion_molecule

www.wikipedia.org/neutrofil

https://id.wikipedia.org/wiki/Makrofaga

https://en.wikipedia.org/wiki/Agranulocyte

https://en.wikipedia.org/wiki/Granulocyte

https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_darah_putih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun