Pasti kalian akan bertanya-tanya, mengapa felem tersusun atas sel mati dan tidak mengalami proses pembelahan seperti feloderm? Jawabannya adalah karena felem terletak di bawah jaringan epidermis batang, fungsi epidermis sendiri adalah melindungi jaringan dibawahnya, pastilah jaringan yang berada didekatnya memiliki struktur yang hampir sama. Struktur pelindung pastilah keras dan kuat terhadap gangguan dari manapun bagaikan sebuah perisai. Struktur yang kuat hanya dimiliki oleh sel mati.
Selain felogen, contoh lainnya adalah jaringan parenkim. Jaringan parenkim disebut juga dengan jaringan pengisi karena hampir di semua bagian tumbuhan terdapat jaringan parenkim. Jika ditinjau dari keberadaannya, parenkim dapat ditemukan dari tumbuhan purba sampai dengan tumbuhan tingkat tinggi. Hal ini membuktikan bahwa jaringan parenkim tergolong di dalam jaringan permanen. Namun terdapat keanehan didalam jaringan parenkim. Mengapa aneh? Karena jaringan parenkim tersusun atas sel-sel hidup yang aktif membelah. Hal ini dapat dibuktikan melalui keterlibatan dari jaringan parenkim di dalam proses regenerasi (penutupan luka). Proses regenerasi tidak mungkin terjadi apabila tidak didukung oleh sel-sel yang masih hidup.
Apakah bukti itu sudah cukup kuat? Untuk lebih meyakinkan lagi, penulis masih mempunyai bukti lain untuk memperkuatnya. Sebelum menjelaskan bukti yang lain, akan lebih baik jika kita mengetahui apa yang dimaksud dengan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel tumbuhan untuk tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Kata "semua sel tumbuhan" pada kalimat sebelumnya, membuat adanya kemungkinan bahwa setiap sel tumbuhan dapat membelah untuk bertumbuh dan berkembang menjadi individu baru tak terkecuali sel penyusun jaringan permanen.
Ternyata, kemampuan yang unik dari jaringan permanen ini dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dalam mencegah terjadinya kepunahan dari suatu spesies tumbuhan melalui kultur jaringan. Apa yang dimaksud dari kultur jaringan itu? Kultur jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman, kemudian menumbuhkannya pada  media buatan yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh secara aseptik,  dalam wadah tertutup yang tembus cahaya pada suhu tertentu sehingga  tanaman dapat beregenerasi menjadi tanaman lengkap.
Menurut  penulis, teknik kultur jaringan ini patut untuk dikembangkan menanggapi  banyaknya spesies tumbuhan langka yang sedang berada pada titik kritis  kepunahan. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang semakin lama semakin  melonjak membuat ketersediaan bahan pangan semakin terbatas. Dengan  adanya teknik kultur jaringan ini, dapat dijadikan harapan kedepannya  agar ketersediaan pangan tetap ada di tengah pertumbuhan penduduk yang  sangat cepat ini.
Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah jika jaringan permanen dapat membelah, lalu apa perbedaannya dengan jaringan  meristem? Jaringan permanen itu bagaikan seorang manusia sedangkan jaringan meristem itu bagaikan seekor kera. Manusia dapat melakukan hal yang dapat dilakukan oleh kera karena manusia lebih sempurna dari kera walaupun lebih sempurna namun manusia tidak dapat melakukan semua hal yang dilakukan oleh kera dan terbatas. Maksudnya adalah jaringan permanen dapat mengalami proses pembelahan namun tidak seratus persen dapat membelah karena tugas utama pembelahan dilakukan oleh jaringan meristem walaupun jaringan permanen lebih sempurna dibandingkan jaringan meristem. Jaringan permanen hanya dapat membelah dalam keadaan tertentu yang sekiranya sangat penting dan mendesak, seperti apabila terjadi luka. Untuk menutup luka tersebut dibutuhkan jaringan parenkim sehingga jaringan parenkim dihidupkan fungsinya untuk membelah. Setelah luka tersebut tertutup, jaringan parenkim itu akan pasif membelah dan menjalankan fungsinya yang lain. Jadi dapat ditekankan lagi bahwa yang membedakan antara jaringan meristem dan jaringan permanen, terletak pada intensitasnya dalam membelah dan peran utamanya.
Jadi, topik utama dari artikel kali ini sudah terpecahkan. Dapat ditarik kesimpulan dari topik utama pada kali ini, bahwa jaringan permanen masih bisa mengalami proses pembelahan, namun hanya pada saat tertentu saja yang sekiranya sangat penting dan mendesak.
Apakah kalian sudah merasa paham tentang apa yang telah disampaikan pada artikel kali ini terutama mengenai jaringan tumbuhan? Jika belum, silahkan sampaikan pertanyaan di kolom komentar di bawah. Penulis juga membuka kritik dan saran dari para pembaca agar dapat dijadikan bahan pembelajaran dalam membuat artikel selanjutnya, agar kedepannya penulis dapat membuat artikel yang lebih baik lagi.
Sekian artikel penulis pada kali kedua ini, semoga apa yang disampaikan pada kesempatan kali ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan membuat para pembaca semakin mencintai Ilmu Biologi. Dan penulis mengucapkan maaf apabila terjadi banyak kesalahan dalam penyampaian informasi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih karena telah membaca artikel ini.
Sumber: