Mohon tunggu...
Andreaneda Andrade
Andreaneda Andrade Mohon Tunggu... Buruh - Sejuk

Mengomentari ternyata lebih enak daripada menulis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Cinta dan Daun Keladi

3 Juni 2016   15:07 Diperbarui: 3 Juni 2016   15:13 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah seorang pemuda di zaman perang, menemukan tambahan hati dan memadu kasih dengan gadis pujaannya. Asmara keduanya berbunga sepanjang hari, mulai fajar tiba hingga fajar berikutnya tiba. Begitulah hari hari yang dijalani keduanya, hingga suatu hari datang pemuda pengembara, seperti biasanya pemuda pengembara selalu lebih gaya dan menarik hati bagi pemudi lokal, meski casing dan content nya nyaris tiada beda dengan sesama pemuda lokal. Alhasil tak perlu waktu waktu lama, hanya sekejap mata memandang, sang pemudi pujaan hati berpaling kepada bujang pengembara, sang empunya pujaan hati hanya bisa meratapi betapa sengsaranya hati ditinggal cinta. D”Lloyd melukiskannya dengan sangat baik dengan lagu Cinta Hampa.

....................................

Ibarat air di daun keladi

....................................

Hidup memang kejam hai pemuda jaman perang,  begitu juga cinta. Tapi meratap terus menerus tentu bukan jalan keluar.  Seiring berganti waktu pemuda jaman perang itu berhasil melupakan kesedihannya. Entah seperti apa carannya, sang pemuda berhasil move on. Menemukan cinta sejatinya sekaligus menumbuhkan hasrat cinta yang luar biasa menggebu. Seolah dirinya lupa, pernah sakit hati karena cinta sang pemuda yang kini sudah jadi kakek kakek kembali bergelora jiwa mudanya seperti lupa pula akan usianya.  Sang kakek gaya sekarang berpetualang bak pengembara perkasa, mengejar ngejar  wanita yang lebih muda dan gaya. Meskipun tampang generasi perang tapi penampilan generasi digital, menurut pengakuannya. Sebuah lagu di akhir tahun 80an berjudul Tua Tua Keladi  adalah gambaran tepat :

....................................

Mengaku bujangan kepada setiap wanita

Padahal cucunya segudang.

....................................

Tiada cerita yang tak berakhir, kisah petualang tua berjiwa muda berakhir, ketika terkapar di kamar hotel, sentakan nafas terakhir di dekapan wanita muda pujaan hati menutup kisah asmara tokoh cerita kita ini.

Berapa tahun kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun