Film Little Women yang dirilis pada tahun 2019, disutradarai oleh Greta Gerwig, adalah adaptasi modern dari novel klasik karya Louisa May Alcott yang diterbitkan pada tahun 1868. Film ini menceritakan tentang kehidupan empat saudara perempuan—Meg, Jo, Beth, dan Amy March —film ini tidak hanya menyoroti dinamika keluarga, tetapi juga mengangkat tema feminisme yang relevan dengan konteks sosial saat ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana Little Women menyampaikan pesan-pesan feminis melalui karakter dan alur ceritanya.
Little Women mengikuti perjalanan hidup empat saudari March yang tumbuh di Amerika Serikat pasca Perang Sipil. Masing-masing saudari memiliki impian dan tantangan unik. Meg, si sulung, mendambakan kehidupan yang tenang dan damai bersama keluarganya. Jo, yang berjiwa bebas, bercita-cita menjadi penulis sukses yang mengekspresikan dirinya melalui kata-kata. Beth, si lembut dan penyayang, mencurahkan cinta pada musik. Sementara itu, Amy, si bungsu yang ambisius, berusaha meraih kesuksesan dalam dunia seni. Film ini menggambarkan perjalanan mereka dalam menghadapi ekspektasi sosial, cinta, kehilangan, dan pencarian identitas diri. Dalam dunia yang sering kali memiliki standar tertentu bagi perempuan, film ini menyampaikan pesan bahwa semua mimpi kita, sekecil apa pun, tetaplah berharga.Â
Hanya karena mimpiku berbeda dengan mimpimu, bukan berarti mimpiku tidak penting.
Feminisme dalam Little Women
Karakter Jo March menjadi pusat dari narasi feminisme dalam film ini. Jo adalah sosok yang menolak tunduk pada norma gender tradisional yang mengharuskan perempuan menikah dan menjadi ibu rumah tangga. Sebaliknya, ia memilih untuk mengejar mimpinya menjadi penulis sukses, meski sering diremehkan oleh masyarakat yang patriarkal. Pilihan Jo untuk mengutamakan karier daripada hubungan romantis, seperti menolak lamaran Laurie, menunjukkan keberanian seorang perempuan untuk mendobrak batasan yang telah lama mengikat.
Selain Jo, film ini juga memberikan perhatian pada solidaritas di antara perempuan melalui hubungan erat saudara-saudara March. Meg, Jo, Beth, dan Amy tidak hanya berbagi kegembiraan tetapi juga saling mendukung dalam kegagalan dan kesedihan. Hubungan mereka menekankan bahwa persahabatan di antara perempuan adalah kekuatan yang dapat membantu mereka bertahan di tengah tekanan sosial.
Karakter-karakter dalam film ini menantang stereotip gender dengan menunjukkan kompleksitas dan keragaman kepribadian perempuan. Meg, misalnya, meskipun memilih peran tradisional sebagai istri dan ibu, tetap digambarkan sebagai perempuan yang memiliki keinginan kuat untuk hidup bahagia sesuai pilihannya. Amy, yang awalnya terlihat manja, berkembang menjadi seniman ambisius yang berani berjuang untuk mimpinya. Beth, meskipun tidak terlalu vokal, menjadi simbol cinta tanpa syarat dan kepedulian mendalam, sementara Jo terus memperjuangkan hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.
Melalui berbagai karakter ini, Little Women menekankan bahwa feminisme bukan hanya tentang menolak norma tradisional, tetapi juga tentang menghormati dan mendukung pilihan setiap perempuan. Film ini mengajarkan bahwa tidak ada satu pun cara "benar" untuk menjadi perempuan, dan bahwa setiap jalan hidup memiliki nilai yang setara.
Kekurangan dan Kelebihan
Little Women memiliki banyak kelebihan, seperti cerita yang menginspirasi dan relevan, terutama dalam menggambarkan perjuangan perempuan untuk menentukan nasib sendiri. Visual yang indah dan sinematografi yang memperkuat nuansa klasik semakin memperkaya pengalaman menonton, ditambah dengan akting luar biasa dari para pemerannya, terutama Saoirse Ronan sebagai Jo March.Â
Namun, film ini juga memiliki beberapa kekurangan, seperti alur cerita yang terkadang terasa lambat dan penggunaan alur maju-mundur yang bisa membingungkan bagi sebagian penonton. Untuk mengatasi alur cerita yang terasa lambat, Little Women bisa mempertimbangkan pemangkasan beberapa adegan yang kurang esensial atau mempercepat perkembangan plot di bagian tertentu tanpa mengurangi kedalaman emosional cerita. Sedangkan untuk alur maju-mundur yang membingungkan, film ini dapat memberikan transisi visual atau naratif yang lebih jelas, seperti penggunaan pencahayaan yang berbeda untuk membedakan waktu, sehingga penonton lebih mudah mengikuti kronologi cerita tanpa kehilangan fokus pada inti narasi.
Kesimpulan
Little Women (2019) bukan hanya sekadar film tentang kehidupan keluarga, tetapi juga menggambarkan pernyataan feminis yang kuat tentang pemberdayaan perempuan dan hak untuk memilih jalan hidup sendiri. Melalui karakter-karakter yang kuat dan cerita yang menyentuh hati, film ini berhasil menghidupkan kembali pesan-pesan penting dari novel klasik Louisa May Alcott dengan cara yang relevan bagi penonton masa kini. Dengan menyoroti perjuangan dan aspirasi perempuan di tengah batasan sosial, Little Women mengajak kita semua untuk merenungkan arti sejati dari kebebasan dan identitas diri dalam konteks feminisme modern.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H