Menyanyi dulu yuk, sambil saya berfoto di pasar sapi. Saya ini sengaja ke pasar hewan Pandan. Banyak cerita yang mestinya .... eh, itu kan syair lagu.
Saya ingin menulis bahwa banyak cerita yang saya dapatkan di Pasar hewan ini. Saya awali dari Kebo/Kerbau dulu ya.
Kerbau ini misterius lho. Sampai sekarang belum jelas asal muasal kerbau ini. Kerbau ini diakui banyak ahli berasal dari India dengan nama Bubalus arnee. Padahal Kerbau di Jawa namanya Bubalus bubalis. Kerabat dekatnya ya...anoa.
Karena jinak ya jadi dianggap biasa. Bukan kerbau liar. Padahal aslinya memang kerbau ini liar di alam Indonesia. Kerbau liar ini dapat menentukan kondisi habitat bagi banyak spesies lain. Sebagai grazer yang hobi berkubang, kerbau berperan membentuk ekosistem khas. Keberadaan dan populasinya pun menjadi faktor penting penentu kelangsungan hidup beberapa satwa predator. Berkunbang akhirnya dimakan buaya...atau kerbau berkutu, kutu dimakan oleh burung. Itu menjadi ekosistem alami yang harusnya terjaga.
Banyak yang menyatakan bahwa Kerbau ini endemik Indonesia. Tapi karena penelitian di sini kurang......ya dianggap saja ini dari India. Duluuuuuuu. Jaman Majapahit, kerbau merupakan kasta tinggi untuk hewan setelah gajah.
Jadinya panji-panji bendera Ksatria dalam pertempuran banyak memakai gambar hewan kan. Hewan yang kuat dipakai Panji yang akhirnya dipakai untuk nama orang sebagai kebanggaan. Misalkan Gajah...dan juga Kebo (Kerbau). Babi? babi untuk dimakan, tidak bagus digunakan dalam simbol ksatria dan nama manusia.
jadi kerbau yang berharga.
Dalam prasasti juga kerbau dijelaskan harganya dari masa ke masa (dari tanggal di Prasasti) .....Muahallll
Prasasti Jurungan 798saka harganya 10ma atau 24,730 gram Emas.
Hingga  Prasasti Lintakan...harganya hingga 39,5 gram emas.  yaaah..kalau dilihat harga kerbau sekarang tidak jauh beda. Nilainya sama.