Kali ini saya hanya menulis rutenya saja. Karena dalam operasi Komando Hayam Wuruk itu rutenya berganti-ganti (kalau tidak ganti kan mudah ditangkap Belanda), maka dalam Lomba Lintas Alam ini juga berganti-ganti rute.
Memang tidak selalu RRI menjadi Finish atau Start nya. Tetapi  seringnya Start atau Finis di RRI ini.
Pernah ada rute RRI-Kutorejo-Goa Gembyang-finish Tamiajeng. Pernah juga start RRI finish lapangan Trawas. Ada juga rute RRI dan Finisnya Polsek Pacet (sebelah Polsek Pacet dulu lapangan voli.
Juga RRI-Kemasantani Gondang. Bahkan RRI-Jatirejo. Rute-rute tersebut selalu berganti tiap tahun. Peserta selalu bersemangat dengan baju paling muktakhir di jamannya. Membawa Tape mini Compo dengan 6 buah baterai besar dan disetel keras2 menambah semangat. Padahal dipanggul dengan berat lho
Piagam adalah kebanggaan padahal betis sampai kaku, kuku kaki copot tapi kesan sangat mendalam. Sekarang kok lama nggak ada ya...Semoga ada lagi.
Sundel Bolong
Duluuuu..ini dulu adalah jalan besar juga. Tapiii....sepiii dan gelap. Banyak kepercayaan kalau di sana ada Sundel Bolong alias hantu wanita yang suka menggoda orang lewat. Sepiiiii...tau-tau ada suara,
"Rrrrrrrrrrr......rrrrrrr....rrrrrrrr...." keras sekali suaranya.
Suara itu berpindah juga kadang di sebelah selatan kadang di utara.
Ternyata....Masyarakat kan dulu belum tahu apa itu otomatis ya. RRI jaman itu sudah memakai baterai penyimpan listrik (semacam uninterruptible power supply; UPS). Â Jika listrik padam, RRI tidak padam. Listrik tersimpan di UPS sementara tetapi harus segera mendapatkan suplai listrik (kan siaran jalan terus)
Suplai listrik itu dari generator yang otomatis jalan saat listrik PLN padam. Suaranya RRRRRRRRRrrrrrrrrr tadi. Jika generator 1 tidak jalan, maka komputer akan memerintah generator 2 jalan dan suaranya berindah..Rrrrrrrrrrrr di sisi yang lain. Canggih ya..padahal tahun 70-an.
Gituuuuuu dianggap ada Sundel Bolong..