Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Reenactor, Manusia ataukah Mitos?

17 Maret 2020   18:12 Diperbarui: 17 Maret 2020   18:07 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Saya sudah lama penasaran dengan namanya Reenactor dan kegiatan bernama Reenacment. Apa itu kok sudah pada tua mainan perang-perangan. Kok dapat rejeki dapat berkunjung ke rumah salah seorang Reenactor untuk bertanya-tanya.

Bagus Kamajaya, seorang reenactor senior yang sudah lamaaaa sekali menggeluti hobby ini.

Saya langsung menghamburkan koleksinya. Koleksi buku dan peralatan-peralatan perang jaman dulu.

Sebentaaar......kok langsung menghamburkan properti milik orang. Salam dulu...lanjut ramah tamah dan tanya-tanya .

Saking tidak sabarnya....

Menurut Mas Bagus ini, ReenacmentSaya sudah lama penasaran dengan namanya Reenactor dan kegiatan bernama Reenactment. Saya mengenal reenactment pertama kali di acara Indonesia Comunity day di Malang 2 tahun lalu. Komunitas ini menarik sekali di kesan pertama buat saya.

Pertama kali saya heran kenapa itu kok sudah pada tua mainan perang-perangan. Lah kok ternyata dapat rejeki dan kesempatan berkunjung ke rumah salah seorang Reenactor untuk bertanya-tanya.

Bagus Kamajaya, seorang reenactor senior yang sudah lamaaaa sekali menggeluti hobby ini.

Saya langsung menghamburkan koleksinya. Koleksi buku dan peralatan-peralatan perang jaman dulu.

Sebentaaar......kok langsung menghamburkan properti milik orang. Salam dulu...lanjut ramah tamah dan tanya-tanya .

Saking tidak sabarnya....

dokpri
dokpri
Menurut Mas Bagus ini, Reenactment itu adalah kegiatan reka ulang sejarah. Umumya tentang perang-perangan tempo dulu, tetapi bukan perang saja. Reka ulang sejarah lainnya juga bisa seperti perampokan Bank di Kembangjepun, penculikan rengasdengklok dan lainnya.

Reenaactment ini dilakukan orang-orang dengan latar belakang bukan sejarahwan profesional. Mereka rata-rata hanya hobby semata.

Seperti halnya Ayah dua anak yang sata temui ini. Dimulai dari memperhatikan figur-figur militer kecil-kecil dari plastik. Ternyata pada figur ini pembuatannya sangat detail dengan berbagai versi seragam militer. Seragam yang digunakan untuk di Afrika, di Asia Tenggara, Asia TImur, di Eropa di Pasifik semuanya berbeda. Lantas

Meningkat itu mulai juga memainkan Air soft gun dengan model senapan jaman dulu. Saya sempat membawa Sten Gun MK II replika Senapan semi otomatis buatan Inggris dengan magazine prluru di samping.

Wow....serasa tentara Gurkha dan saya membayangkan betapa tersiksanya kalau menembakkan senjata ini.

Dengan begini, saya jadi tahu jaman dulu itu seperti apa.

Karena kegiatan tembak-tembakan menguras tenaga, beralih ke pernik-pernik militer tempo dulu. Membeli adalah yang paling sip apalagi membeli barang yang asli. Saya sempat mencoba properti untuk perang vietnam yang asli, helm tentara Jepang asli, helm tentara Inggris Asli.

Bagussss bahannya, dan sekarang nggak dibuat lagi. Dulu semua itu dibeli dengan harga murah tapiiiii, sekarang sudah banyak orang tahu jadinya harga selangit.

Lantas hanya itu?

dokpri
dokpri
Mereka memang menyisihkan dana untuk untuk properti tersebut. Tapi kekuatan uang bukanlah segalanya. Orang yang melakukan reka ulang sejarah ini dinamakan Reenactor. Militansi sangat kuat pada mereka. Membuat sendiri adalah jalan keluar.

Itu, ada foto saya membawa M1 Garrand, senjata yang dipakai Amerika di perang dunia II dan senjata ini dipakai Belanda melakukan Operasi Gagak di Agresi Militer II. Yang saya bawa ini bukan asli. Terbuat dari kayu palet jadinya ringan. Aslinya 3 kali lipat ini beratnya.

PErhatikan foto saya dan jari saya masuk dalam Picu untuk menembak. Sangat salah posisinya. Menurut anak tentara ini posisi saya tidak pada trigger discipline, jadi terlihat kalau saya tidak terlatih.

Pakaian, tas dan lainnya juga banyak yang membuat sendiri. Seperti apa ?

dokpri
dokpri
Data. Saya mengamati rumah Mas Bagus yang di FB memakai nama akun Ali Sopan Anakpengkolan ini penuh dengan buku tentang pertempuran. Jadi properti yang dibuat berasal dari buku-buku itu.

Militansi dalam memungut data juga dibuktikan dengan Reenactor ini. Saya melihat satu kontainer besar album foto mulai dari Pembentukan Tentara, Agresi Militer I dan II, Penumpasan pemberontakan hingga Penyerangan Irian Barat, Kalimantan Utara dan Timor Timur.

Saya yakin dokumen foto itu belum sempat di media atau dibukukan. Saya lihat ada tanda tangan asli Jenderal Besar Nasution.

Daaaan,

dokumen ini didapat di tempat yang sangat aduhai....yaitu tempat sampah .

berbagai even diikuti Pria Kelahiran 1972 ini. 1972 ya....saya heran juga, tadinya mengira usianya sebaya saya ternyata jauh di atas saya. Mungkin karena reenactment ini mematikan seperti mesin waktu ya jadinya nggak tua-tua pelakunya...saya juga mau jadi reenactor kalau gitu .

dokpri
dokpri
Saat ini Mas Bagus sedang menggeluti Reka ulang sejarah dalam kemasan kekinian. Sesuai kuliahnya Master Desain Grafis dari Negara Kanguru, dibuatnya film-film animasi tentang kota-kota jaman kolonial dan jaman kemerdekaan.

Data yang dipakai jelas runtut dan detail sehingga anak muda saat ini yang malas membaca bisa diajak untuk mencintai kebesaran sejarah bangsa melalui media ini melalui Channel Youtube Bung Beka. Asiik sekali.

Saya hanya ngiler melihat buku-bukunya. Mau pinjam sungkan karena orang bodoh adalah orang yang meminjamkan bukunya.....

Orang yang pinjam buku lalu mengembalikan buku pinjamannya adalah orang gila ...

Ternyata Reenactor itu manusia..saya kira hanya mitos semata (firitri)

#penulis_mojokerto #firitri #firi #ceritamojokerto #cerita_mojokerto #penulis #mojokerto #jembatanpentingmojokerto #pagi #cerita #humaninterest #reenactor #reenactment #rekaulang

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun