Orang tua menolak untuk itu, Joni muda hanya meminta hal sederhana karena semua kakaknya kuliah berbiaya tinggi Joni muda meminta biaya kepada orang tuanya tetapi untuk dipakai untuk membuat do'a bersama agar joni yang memilih tidak berkuliah dan meniti karir sebagai pelukis selalu selamat dan sukses.
Mengawali karir dengan usia sangat muda 1988 Joni mulai hidup dengan hasil seni murni dari sket sampai lukisan. Masa kecil di lingkungan pabrik gula yang sarat dengan pemandangan era kolonial sangat terekam di pikiran sehingga banyak mengangkat tema dinding kuno dalam lukisannya.
Joni beranggapan bahwa mengasah perasaan akan membuat lukisannya semakin hidup karena yang dilatih bukan hanya skill untuk menjadi seorang seniman.Â
Hobinya yang dinamis mulai dari berpetualang, off road, motor dan musik membuat lukisannya semakin berisi. Juga dengan membaca buku-buku Cornelis Springer, Hendrik Dubbles,dan Charles Bloom.
Joni yang sangat religius ini menunaikan ibadah haji awal tahun 2000an di saat orang masih jarang untuk ibadah haji tetapi Joni menutup rapat-rapat agamanya karena itu adalah urusan dengan yang maha kuasa saja.
Jika Afandi yang diidolakan Joni selalu tampil dengan lukisan ekspresionis yang itu-itu saja sebagai karyanya, Joni lebih memilih dinamis. Setelah kota dan dinding kuno sebagai tema lukisannya, Joni beralih ke sepeda dan sekarang beralih ke lukisan kontemporer dengan tema Human Interest, wah kalau ini saya juga tertarik.
Walaupun kolektor lukisan masih menginginkan tema lukisan-lukisan yang dulu bahkan bersedia membeli lukisan dengan harga lebih mahal agar Joni melukis lagi tema yang dulu, Joni tetap bersikeras tidak melakukan hal yang sama karena prinsipnya hidup harus dinamis dan terus berubah ke arah yang lebih baik.
Karya-karya Joni selalu ditunggu para kolektor dan pada 2017 salah satu karyanya menjadi primadona di Beijing Biennale 2017. Lukisan Joni bersama 700 karya perupa dari 103 negara.Â
Saat ini Joni sudah selalu mengasah perasaannya di studio mewah di daerah Tunggal Pager Pungging yang relatif luas untuk terus mengasah perasaannya dalam mengisi karyanya.
Saat saya kunjungi, Bung Joni begitu sapaannya sedang menyelesaikan lukisan barunya. Lukisan komtemporer dengn ukuran relatif besar banyak terpanjang di studionya yang asri.Â