Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Keong Bergambar , Antara Kreatifitas dan Keterpaksaan

12 April 2015   20:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari minggu pagi seperti biasa saya mengajak anak dan keponakan saya yang kecil kecil untuk sekedar jalan jalan di Pasar Dadakan yang selalu di gelar di Ruas jalan di kota Mojokerto.  Walaupun bukan dinyatakan sebagai daerah Car Free Day, tetapi jalan sepanjang kurang lebih 2 Km selalu di padati oleh berbagai macam aktifitas warga. Mulai senam bersama sampai arena jual beli berbagai macam barang dagangan. Mulai dari penjual makanan, pakaian, mainan sampai kebutuhan sehari hari.

Seperti biasa setelah singgah di warung makan yang menyediakan nasi pecel dan makanan khas daerah  kami, anak saya selalu mengajak ke tempat penjual keong. Entah kenapa, stand keong ini selalu ramai dikerubuti anak anak bahkan ibu ibu . Selama ini saya tak pernah memikirkan kenapa keong itu warna nya warna warni dan bergambar berbagai macam tokoh kartun kesayangan anak anak mulai masha sampai bernard dan bahkan krisna. Iseng saya bertanya pada abang Keong kenapa harus pake di cat pilok dan di gambar segala macam , ternyata jawabnya adalah agar menarik perhatian bocah target pembeli mereka.

[caption id="attachment_409548" align="aligncenter" width="300" caption="Keong / Kelomang"][/caption]

Saya akui mereka kreatif karena mempunyai terobosan yang menyulap tampilan keong yang dulu hanya apa adanya kulit cangkang mereka menjadi lebih menarik. Dengan demikian maka menambah penghasilan untuk menghidupi keluarga abang keong tersebut. Dulu keong kadang dihargai Rp. 1000,- dapat lima ekor sekarang satu ekor keong kecil seukuran kelingking dihargai Rp. 1000,- dan Rp. 2000,- untuk yang besar.  Mereka juga menyediakan rumah rumahan mini untuk keong yang terbuat dari karet bekas  spon sandal. Meskipun pada kenyataannya Keong bakalan tidak betah hidup di dalamnya , tetapi anak anak pasti senang menenteng keong mereka pulang memakai rumah rumahan yang dilengkapi semacam tali genggam.

Akan tetapi pernahkah kita berpikir tentang keong tersebut ? Mungkin memang sepele dan kita merasa tidak aniaya pada maklhuk kecil itu. Tapi dalam hati kasihan benar nasip keong keong itu. Sudah badannya di cat begitu rupa, Diberi makan seadanya dan hidupnya sering berakhir di tangan anak anak yang terkadang berujung pada kematian karena dianggap sebagai mainan saja. Seringkali saya diam diam melepaskan keong keong tersebut ke kebun tanpa sepengetahuan anak saya. Dalam hati tak tega tapi anak saya belum bisa diberi pengertian bagaimana memperlakukan hewan tersebut. Di sisi lain saya juga belum bisa mencegah anak saya untuk selalu membeli keong warna warni tersebut.

[caption id="attachment_409552" align="aligncenter" width="300" caption="Anak anak membeli keong"]

14288466971132362802
14288466971132362802
[/caption]

Manusia memang diberikan akal dan pikiran untuk kebaikan hidupnya. Mengecat keong pun juga termasuk buah karya pikiran, coba kita pikirkan selain keong , binatang apa yang bisa di cat dan digambar dalam keadaan hidup seperti keong keong itu. Mungkin kita pernah menjumpai ayam kecil diwarnai , tapi itu cepat luntur dan tak bertahan lama. Abang penjual keong beralasan bahwa ini untuk penghidupan mereka dan terpaksa mengecat. Karena kalau tampilan tidak menarik maka pembeli kurang tertarik dan berujung pada penghasilan mereka.

Tentu saja alasan Abang Keong itu manusiawi dan saya pun paham. Yang tidak saya pahami adalah terkadang kreatifitas juga melanggar beberapa hukum alam meskipun sepele. Entah lah keterpaksaan selalu menjadi pembenaran pada banyak hal. Termasuk saya yang terpaksa membelikan anak saya keong, karena tidak tega pada rengekan nya. Demikian juga  terpaksa malam malam ketika dia tidur saya akan melepas keong tersebut. Meskipun pada akhirnya  anak anak yang lain menemukan keong keong itu lagi karena cat menyolok pada  cangkang keong itu mudah dikenali.  Keong juga berhak menjadi dirinya sendiri, tapi dia berjasa pada manusia meskipun mengubahnya menjadi makhluk lucu yang keong sendiri saya yakin tak menginginkannya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun