Seru sekali perdebatan di lapak Sdr. Akang Jaya : http://sosok.kompasiana.com/2012/08/24/umar-bin-khattab-terbukti-gagal-mengelola-kaumnya-sehingga-dibunuh/
Apalagi setelah sang "anak kecil" yg disebut2 Akang Jaya ikut terjun ke arena. Dialah sang fenomenal Radix WP, kompasioner ulet yang siap bertarung membela keyakinannya.
Pada intinya Akang Jaya tidak terima bahwa pemimpin idola macam Umar bin Khattab r.a. dijelek-jelekkan oleh Radix bahkan dianggap gagal memimpin kaumnya sehingga dibunuh oleh rakyatnya sendiri.
Dalam hal ini saya perlu mengklairifkasikan terlebih dahulu kepada Kompasioner yang belum mengenal sosok Umar bin Khattab yang sangat popular di kalamgan umat Islam. Umar bin Khattab r.a. adalah seorang pemimpin yang sangat tegas, adil, jujur dan amanah. Visualisasi kepribadian beliau dapat dilihat pada serial TV "Omar" yang ditayangkan MNCTV bulan Ramadhan lalu.
Dapat kita lihat bagaimana seorang Umar sebagai pemimpin tertinggi hanya meminta beberapa potong pakaian dari Baitul Mal (jaman sekarang namanya Kas Negara). Padahal dia bisa meminta lebih dari itu dan pasti akan disetujui oleh rakyat. Diperlihatkan kesederhanaan sang Amirul Mukminin yang bahkan rumahnya hanya seperti kebanyakan rumah orang biasa di Madinah. Bagaimana adilnya sang Pemimpin ketika bawahannya merampas hak rakyat non Muslim langsung diperintahkan agar mengembalikannya. Literatur klasik Islam merekam dengan jelas kesederhanaan beliau. Sebagai pemimpin yang selalu mengutamakan tugasnya sebagai Khalifah. Beliau bahkan meninggalkan bisnis dagangnya karena khawatir suatu saat akan menimbulkan konflik kepentingan. Dalam bahasa kerennya beliau adalah pemimpin yang anti KKN.
Jika digunakan system pembuktian terbalik maka beliau akan menjadi sedikit dari pemimpin yg lolos screening karena sudah jelas hartanya semakin berkurang semenjak menjabat sementara pemimpin jaman sekarang hartanya malah semakin banyak.
Tentu saja ada kekurangan beliau, karena Umar bin Khattab r.a hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari dosa. Namun kekurangan tersebut haqqul yakin hanya sebutir kerikil dibandingkan gunungan kebaikan dari beliau.
Dari pemaparan di atas saya kira banyak orang akan setuju bahwa sosok seperti Umar ini adalah orang yang sangat cocok untuk memimpin Negara macam Indonesia ini.
Beberapa orang mungkin akan menggunakan kisah sukses Umar bin Khattab untuk mempromosikan khilafah Islamiyah. Namun menurut saya kurang tepat karena dari sekian banyak pemimpin Negara berdasarkan Islam (Negara Khilafah), hanya ada sedikit success story semacam kisah Umar bin Khattab. Dengan kata lain orangnyalah yang membuat suatu system pemerintahan bekerja dengan baik untuk kesejahteraan rakyat dan bukan system itu sendiri.
Umar bin Khattab menggunakan Al Qur'an dan Hadist dalam menjalankan roda pemerintahannya, karena itulah yang diamanatkan kepada beliau. Tidak menutup kemungkinan seorang Umar di masa kini dapat menjadi Presiden NKRI dengan system demokrasinya dan kemungkinan besar akan berhasil karena cirri-ciri kepemimpinan beliau yang tegas adil, jujur dan amanah itu.
Sangatlah tidak adil menggunakan ukuran politik jaman sekarang untuk menilai seorang di masa lalu. Jaman itu belum ada PBB. Ungkapan si vis pacem para bellum berlaku absolute di seluruh dunia. Di beberapa tempat malah berlaku Sis vita dimicare (jika ingin hidup, berperanglah).
Oh ya Radix sempat melempar opini bahwa seorang Gus Dur lebih cocok memimpin Indonesia daripada Umar bin Khattab. Menurut saya sangat jauh panggang dari api. Umar bin Khattab selalu satu kata antara kata-kata dan perbuatan. Dia melarang bawahannya korupsi dia sendiri tidak pernah korupsi. Gus Dur yang katanya demokratis di akhir jabatannya mengeluarkan dekrit yang membubarkan DPR/MPR. Bagaimana mungkin seorang yg demokratis melakukan hal yang berlawanan dengan demokrasi itu sendiri ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H