Mohon tunggu...
Andrea MalikhaKayla
Andrea MalikhaKayla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember peserta KKN BTV 3

let's share experiences

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengembangkan Bisnis UMKM Pembuatan Tahu di Masa Pandemi Covid-19

2 September 2021   21:20 Diperbarui: 3 September 2021   21:24 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jember di era COVID-19 mengambil tema "KKN BACK TO VILLAGE 3", sudah tiga semester KKN BACK TO VILLAGE dijalankan. Dalam KKN BACK TO VILLAGE memiliki beberapa program tematik yang harus dipilih mahasiswa. Program KKN yang saya ambil adalah tematik Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19.  Saya tertarik mengambil program tematik ini dikarenakan mahasiswa diberikan kemampuan praktek dan memberikan inovasi dan kreasi di bidang kewirausahaan, itu merupakan suatu tantangan yang menarik untuk saya. Desa yang saya jadikan sebagai tempat sasaran yaitu Desa Parang.
Desa Parang berada di Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan merupakan desa yang kaya akan keindahan dan keasrian alam.  Alhasil, tak jarang para penduduk Desa Parang memiliki sumber mata pencaharian yang berasal dari hasil pertanian dan perkebunan desa. Membangun usaha pembuatan tahu merupakan usaha yang menjanjikan di desa karena kondisi lingkungan yang sangat mendukung, sehingga bahan yang dicari mudah dan meminimalisir pengeluaran. 

Hampir 2 tahun wabah pandemi COVID-19 di Indonesia, hal ini sangat terasa berat bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Banyak UMKM yang terkena dampak dari pandemi COVID-19. Banyak UMKM yang harus memutar otak untuk mencari strategi salah satunya yaitu pengusaha pembuatan tahu milik  Ibu Suparti di Desa Parang.

Usaha pembuatan tahu ini sudah berdiri sejak 35 tahun yang lalu, lebih tepatnya pada tahun 1986. Ibu Suparti awalnya memiliki 10 orang karyawan untuk membantu usahanya tersebut, tetapi karena usahanya terdampak COVID-19 sehingga mengharuskan Ibu Suparti untuk melepas 4 orang karyawannya.  Hal ini terjadi semenjak Ibu Suparti mengalami penghasilan yang turun, dikarenakan banyaknya pasar di Kabupaten Magetan yang terpaksa tutup dan ada yang dibatasi sejak kebijakan dari pemerintah mulai diterapkan. Terdapat beberapa kendala yang Ibu Suparti alami semenjak pandemi, salah satunya banyak orang yang lebih memilih untuk belanja online, sedangkan Ibu Suparti tidak mengerti bagaimana memasarkan produk secara online.

Dalam menyikapi kasus UMKM yang terkena dampak COVID-19, saya sebagai mahasiswa Universitas Jember yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village 3 tematik Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19 berusaha memberikan edukasi, masukan, dan saran pengembangan produk pengolahan tahu. Pengembangan produk olahan tahu yang saya jalani yaitu dengan membuat sempol tahu yang mana produk tersebut berupa frozen food, sehingga produk tersebut dapat dipasarkan secara online dan dapat dikirim keluar kota. Lalu, Edukasi yang saya berikan adalah cara untuk memasarkan produk secara online dan memberikan design logo produk agar lebih menarik pembeli. Dengan meningkatkan pengembangan produk dan kualitas pemasaran semoga dapat membantu mengembalikan aktivitas dan pemulihan perekonomian UMKM milik Ibu Suparti yang terdampak COVID-19. (Andrea Malikha Kayla Gading/KKN56/MAGETAN/EMI ZULAIKA, S.H., M.H.)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun