Mohon tunggu...
Andre Situmorang
Andre Situmorang Mohon Tunggu... Administrasi - PhD Student, Juventini

Juventini dan penyuka olahraga yang mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Evaluasi 6 Pertandingan Pertama Sarri

26 September 2019   15:58 Diperbarui: 26 September 2019   16:20 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1

"A win is a win" atau "kemenangan adalah kemenangan" mungkin adalah motto Juventus saat ini. Mauricio Sarri baru saja melewati 6 pertandingan resmi pertamanya bersama Juventus. Jika hanya dilihat dari statistik semata, permainan Juventus nampak baik dan memiliki hasil positif. Namun jika melihat permainan di atas lapangan secara langsung perlu diakui bahwa permainan Juventus memiliki banyak lubang dan kekurangan.

Titik lemah utama terletak di sisi pertahanan. Kebobolan 7 gol (rataan 1,17 gol per pertandingan) memang tidak menunjukkan kerapuhan tersebut. 

Namun jika berkaca dari kebobolan 5 gol kala jumpa Napoli dan Atletico Madrid, ditambah hal itu terjadi setelah Juve unggul 3 dan 2 gol pada 2 pertandingan tersebut (menang 4-3 dari Napoli dan imbang 2-2 dari Atletico Madrid), jelas bahwa pertahanan Juve bermasalah kala jumpa tim-tim besar dan kurang konsentrasi ketika telah unggul. 

Di pertandingan lain saat jumpa tim lebih lemah seperti Verona dan Brescia pun Juve harus tertinggal lebih dulu sebelum membalikkan keadaan dan menang (skor 2-1 untuk kedua pertandingan tersebut). ini juga menunjukkan kurangnya konsentrasi lini pertahanan di awal laga.

Lini serang Juve pun tidak lepas dari masalah. Walau mencetak 11 gol (rataan 1,83 gol per pertandingan) dengan penguasaan bola rata-rata 54.9%, lini serang Juve tidak semulus yang terlihat. 

Yang perlu ditekankan memang kemampuan mereka untuk mencetak 4 dan 2 gol ke gawang Napoli dan Atletico Madrid, namun kesulitan mencetak gol kala jumpa tim-tim lainnya yang notabene berkualitas lebih rendah dari dua tim tersebut (1 gol ke gawang Parma, 2 ke Verona dan Brescia, 0 ke Fiorentina). Permainan menyerang Juve bisa dikatakan jauh dari kata meyakinkan.

Mauricio Sarri sejujurnya didapuk menggantikan Max Allegri demi memperbaiki pola permainan Juve agar lebih dinamis dibanding pola permainan Allegri yang pragmatis. Namun hal itu belum terlihat sempurna di 6 pertandingan awal musim ini. Umpan-umpan pendek khas Sarriball sudah diperlihatkan Juventus, namun belum sempurna. Serangan Juve terlihat hidup ketika Douglas Costa bermain, namun ketika dia cedera, Juve kehilangan daya kejut yang dimiliki The Flash. Juve masih terlihat sulit membongkar pertahanan lawan, apalagi ketika melawan tim-tim kelas 2 di Serie A.

Hal lain yang diharapkan dari Mauricio Sarri adalah moncernya Cristiano Ronaldo di lini depan. Dua tim terakhir yang dilatih Sarri memunculkan nama-nama sayap kiri hebat seperti Lorenzo Insigne (Napoli) dan Eden Hazard (Chelsea), posisi yang sama dengan yang ditempati CR7. Namun dari 6 pertandingan awal ini CR7 belum terlihat garang di atas lapangan. Ronaldo baru mencetak 2 gol musim ini dan salah satunya pun lewat titik penalti dari 5 pertandingan yang dijalani.

Namun tidak hanya hal buruk saja yang mampu dilihat dari permainan Juve, masih banyak hal positif yang bisa ditarik. Matthijs de Ligt adalah salah satunya. Cederanya Chiellini membuat de Light harus naik menjadi pemain utama mendampingi Bonucci. 

Dari 4 pertandingan, de Ligt memang belum tampil sempurna seperti apa yang ditunjukkannya ketika di Ajax. Namun secara perlahan de Ligt mampu berkembang dengan baik di lini belakang Juve. Adaptasi dengan gaya permainan, posisi bermain, dan tentunya bahasa baru membuat de Ligt tidak bisa serta merta tampil sempurna, tapi bisa dipastikan kehadirannya di lini belakang Juve sangat krusial.

Hal positif lain, terutama yang bisa dilihat dari pertandingan melawan Brescia adalah penampilan apik dari Aaron Ramsey, Adrien Rabiot, dan Paulo Dybala. Ketiganya baru mendapatkan menit bermain di 2 pertandingan terakhir, namun mampu menunjukkan penampilan yang ciamik. 

Jika diberikan waktu bermain lebih banyak, rasanya serangan Juventus akan lebih terlihat mengalir dengan lebih baik. Pemain lain yang perlu diberikan kredit adalah Juan Cuadrado. 

Perlu diakui dijualnya Joao Cancelo ke Manchester City membut aliran serangan Juve dari sisi kanan agak seret, dan cederanya de Sciglio memperparah hal itu. Danilo yang menjadi pengganti tidak memiliki kemampuan menyerang yang baik pula. Ditambah dengan cederanya Douglas Costa, serangan sisi kanan Juve seperti "mati". 

Namun hadirnya Cuadrado, baik sebagai penyerang sayap kanan maupun wingback kanan mampu menghidupkan serangan Juve dari sisi tersebut. Gol indahnya ke gawang Atletico Madrid memperkuat hal itu.

Permainan Juve di bawah arahan Mauricio Sarri di awal musim ini jelas belum sempurna. Waktu adalah solusi yang tepat untuk hal itu. Sarri sendiri mengakui perlu lebih banyak waktu untuk bisa menancapkan ide-ide dan konsep bermain yang dia inginkan kepada pemain-pemain Juve. 

Lebih banyak waktu bermain bersama akan lebih memantapkan visi bermain Juventus, itu yang perlu diyakinkan pada para Juventini agar tagar "SarriOut" bisa lekas hilang dari peredaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun