Mohon tunggu...
Andre Situmorang
Andre Situmorang Mohon Tunggu... Administrasi - PhD Student, Juventini

Juventini dan penyuka olahraga yang mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tottenham Did It Again

6 Mei 2017   11:39 Diperbarui: 6 Mei 2017   12:09 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lanzini merayakan gol (squawka.com)

Tottenham Hotspur melakukan apa yang mereka lakukan tahun lalu dengan hampir sama persis. Jika mengingat Liga Inggris musim 2015/2016, posisi Tottenham sama seperti sekarang, mengejar Leicester dari belakang dan mengharapkan menyalip pimpinan klasemen ketika itu saat musim berakhir. Tapi apa yang terjadi, mereka ditahan imbang Chelsea di pekan ke-36 yang membuat pengejaran mereka terhadap Leicester berakhir dan pasukan Claudio Ranieri menjadi juara kala itu.

Semalam, Tottenham melakukannya lagi. Dalam posisi yang hampir sama seperti musim lalu, kali ini Tottenham mengejar Chelsea di puncak klasemen dengan selisih 4 poin. Memasuki pekan ke-36, Spurs melakoni laga ke-35 mereka musim ini melawan West Ham. Sama pula seperti musim lalu, laga tersebut adalah derby London. Dan samanya pula, mereka gagal memetik kemenangan yang memungkinkan Chelsea meraih gelar juara lebih cepat.

Spurs harus menelan kekalahan 0-1 dari West Ham akibat gol semata wayang Manuel Lanzini. Anak asuhan Mauricio Pochettino sebenarnya bermain dengan kekuatan penuh. Mereka diprediksi mampu mengalahkan rival sekotanya itu dengan mudah. Anak asuhan Slaven Bilic itu tidak dalam performa terbaik mereka musim ini dan harus nangkring di peringkat 15 sebelum pertandingan tadi malam.

Gol Lanzini memupus harapan Spurs mendekati Chelsea (squawka.com)
Gol Lanzini memupus harapan Spurs mendekati Chelsea (squawka.com)
Entah apa yang terjadi dengan Tottenham. Mereka seperti kehilangan magis. Pertunjukkan sempurna yang selalu ditunjukkan dalam beberapa pertandingan terakhir, termasuk ketika membungkam Arsenal tidak mampu ditunjukkan kembali tadi malam. Sebelumnya Spurs mampu menang di 9 laga berturut-turut sejak Februari kemarin. Spurs tertekan, walau mampu menguasai pertandingan dengan 68% penguasaan bola, tetapi Spurs kalah jumlah tembakan di mana West Ham mampu melesakkan 13 tembakan berbanding 11 milik Spurs. Ujungnya gol Lanzini di menit ke-65 tidak mampu dibalas satupun oleh Hary Kane dkk.

Lanzini merayakan gol (squawka.com)
Lanzini merayakan gol (squawka.com)
Skuat muda Spurs kembali menunjukkan kurangnya mental mereka ketika menghadapi situasi genting. Sama ketika musim lalu mereka kesulitan mengejar Leicester, hal itu kembali mereka tunjukkan musim ini. Di musim lalu, setelah Leicester meraih juara akibat hasil imbang Spurs melawan Chelsea, Spurs langsung terjatuh. Seperti kehilangan nyawa dan semangat, Spurs kalah 2 kali bahkan dibantai Newcastle yang sudah terdegradasi kala itu dengan skor 1-5. Dua kekalahan tersebut bahkan membuat posisi 2 Spurs direbut Arsenal yang kembali duduk di atas rival mereka itu di akhir musim. Memang hal itu tidak lagi mungkin terjadi musim ini karena Spurs sudah memastikan posisi akhir mereka akan berada di atas Arsenal di akhir musim. Tetapi jika mental anak-anak muda Spurs tak bisa kembali bangkit dari kekalahan melawan West Ham, bukan tidak mungkin hal yang sama kembali terulang dan posisi 2 Spurs tergusur oleh Liverpool di peringkat 3. Selisih 8 poin antara Spurs dan Liverpool masih bisa terpangkas apabila Spurs selalu kalah di 3 pertandingan sisa dan Liverpool selalu menang dengan jumlah pertandingan yang sama.

Mauricio Pochettino masih optimis bahwa timnya masih bisa mengejar Chelsea. Tetapi mungkin itu hanya harapan kosong. Bila Chelsea mampu menang menghadapi Middlesbrough pada Selasa dini hari nanti, jarak mereka akan menjadi 7 poin dengan sang pemuncak klasemen. Chelsea bisa meraih titel juara apa bila menang di pekan berikut ketika menghadapi West Bromwich Albion apapun hasil yang diraih Tottenham ketika menjamu Manchester United di White Hart Lane. Setelah melawan MU, Spurs masih harus menghadapi Leicester dan Hull City untuk mempertahankan peringkat ke-2 di akhir musim.

Mei memang bukan bulan baik bagi Spurs sejak musim lalu. Mental tempe anak asuh Pochettino menunjukkan bahwa mereka belum layak untuk meraih gelar juara Liga Inggris. Sisi yang perlu diperbaiki untuk menghadapi musim depan dan jika Spurs masih ingin tampil sebagai juara tentunya. Persaingan musim depan tentunya akan lebih sengit disbanding musim ini, maka mental Hugo Lloris dkk. perlu ditingkatkan agar tidak terjatuh di akhir balapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun