Mohon tunggu...
Andre90210
Andre90210 Mohon Tunggu... profesional -

Damai Sejahtera Selalu Bangsaku Indonesia, NKRI titik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kisruh Jelang 4/11 Tidak Terjadi, Jika...

3 November 2016   01:31 Diperbarui: 3 November 2016   01:39 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari mereka semua yang bermasalah itu semakin banyaklah jumlah pembenci Ahok, ditambah lagi dengan para pengikut dan sanak keluarga mereka yang tentu ikut merasakan betapa sakitnya hati ini..dibentak, dipecat, diperketat anggarannya dengan e-budgeting sehingga tidak ada 'kangtaw' alias kering kerontang! Namun, itu semua tidak membuat Ahok melunak, bahkan semakin keras..karena bagi Ahok, dia wajib mengawal uang rakyat Jakarta dari tikus-tikus berdasi yang telah berpesta pora selama beberapa dekade di Jakarta. Mau bukti? Coba kita cek n ricek siapa saja mereka yang selama ini selalu berada di kelompok yang gemar 'menyerang' Ahok. 

Apakah mereka adalah orang-orang yang berprestasi dan bersih kinerjanya? Jika jawabannya 'ya' berarti Ahok adalah orang sinting yang ambisius, namun jika sebaliknya, maka mereka memang para tikus berdasi yang gemar mencuri uang rakyat,  lalu kian lama kian kalap karena kantongnya makin kering selama Ahok berkuasa! Dalam kalkulasi Pilkada 2017 ternyata Ahok sebagai petahana mencalonkan diri dengan dukungan Teman Ahok hingga mencapai 1 juta KTP melalui jalur independen, namun ternyata begitu banyak 'gangguan' berupa peraturan baru di KPU yang mengharuskan verifikasi faktual atas KTP dukungan tersebut dalam waktu yang sempit. 

Oleh karena itu, gayungpun bersambut melalui dukungan partai Golkar setelah sebelumnya partai Nasdem dan Hanura lebih dulu mendukungnya. Klimaksnya adalah ketika parpol lainnya membentuk koalisi kekeluargaan yang ingin mengusung siapapun yang bisa menandingi Ahok. Mulai dari Ridwan Kamil, Risma, Yusril, Sandy Uno, dsb. Sayangnya pada saat yang menyisakan sedikit hari sebelum batas pengajuan di KPU, partai PDIP ternyata mendukung Ahok! Maka sontak koalisi kekeluargaan kocar-kacir dan akhirnya pada batas hari terakhir pendaftaran, terpecah menjadi 2 yaitu koalisi cikeas dan koalisi kertanegara. Publik mayoritas semakin yakin Ahok bakal unggul dari Anies maupun Agus....

------h i n g g a. Akhirnya tibalah saat yang dinanti alias peluang emas -------- yaitu:

Viral di sosmed pada 6 oktober yang memberitakan Ahok menista Al Quran dengan pernyataannya pada 27 september di depan warga kepulauan seribu, yang ditulis: ...dibodohi Al Maidah51! Viral tersebut direspons netizen secara luas dan langsung menghakimi Ahok sebagai penista Islam. Laporan ke Kepolisian pun langsung dilayangkan oleh beberapa ormas Islam, termasuk FPI.

Lalu saat heboh ketika tv one menyiarkan ILC yang ternyata menghadirkan ketua MUI yang menyatakan Ahok bersalah dan harus dihukum, dibunuh, dibuang, dlll. MuI pun sudah mengeluarkan fatwa tanpa proses pemanggilan terhadap Ahok untuk didengar keterangannya. Namun, yang lucu adalah  setelah Si Buni Yani yang menyebarkan viral tsb mengaku telah mengedit pidato Ahok dengan menghilangkan kata 'pake' sehingga harusnya: .... dibohongi pake Al Maidah51" malah isu/ tuntutannya jadi bergeser dari penista Al Quran menjadi penista agama karena yang dimaksud Ahok tentu adalah ulama yang bohongin pake Al maidah51', itu berarti menghina ulama, menghina Islam! Si buni yani pun luput dari pertanggungjawaban atas ulahnya tersebut! Pokoke Ahok yang harus dihukum, ditahan, digugurkan jadi peserta pilgub DKI 2017!

Sejak tayangan ILC tersebut ditambah liputan berbagai media cetak maupun elektronik yang menuliskan Ahok sebagai Penista Agama, sontak kasus ini meluas sebesqr samudera, entah pihak mana saja yang ikut memanaskan dengan motif politis jelang pilkada, yang pasti FPI berada di garda depan. Yang pasti pula, penyandang dananya tidak sulit didapat, karena para tikus berdasi itu masih gemah ripah loh jinawi 7 turunan hartanya tidak akan habis, apalagi cuma untuk menyingkirkan Ahok! He..he..

Akhirnya, penulis menarik kesimpulan bahwa kisruh Ahok ini  pun tidak akan berkepanjangan jika:

1. Pancasila dan NKRI adalah harga mati.
2. Sebagai negara hukum, hukum sebagai panglima bukan sebatas ucapan tapi realisasinya yang penting. Asas praduga tak bersalah berlaku untuk siapapun dimata hukum. Negara tidak boleh kalah dengan gerakan anarkis dan pengacau keamanan, dan TNI Polri harus berani bertindak tegas tanpa kecuali.
3. Ormas keagamaan NU, Muhammadiyah, bahkan MUI pun harusnya bersikap profesional sesuai fungsinya yang tidak mencampuri politik praktis.
4. Khusus MUI dimohon dengan arif dan bijaksana mencabut fatwa terkait yang nyata2 telah mendahului proses hukum.
5. Aktor/ dalang intelktual yang berada dibalik kisruh ini harus diungkap dan diproses secara hukum, apalagi jika terbukti yang bersangkutan juga sebagai penyandang dananya.
6. Bubarkan FPI sesegera mungkin, karena di negeri yang sudah mayoritasnya muslim harusnya tidak diperlukan lagi keberadaan mereka, apalagi pihak non muslim yang minoritaspun tidak pernah membentuk ormas semacam itu.
7. Saudara sebangsa dan tanah air dimanapun berada, suku dan ras apapun, dan agama apapun, kita semua berkomitmen membangun bangsa demi kemaslahatan bangsa bukan untuk kemudaratan bangsa, jaman sudah berubah jauh sekali sejak jaman nabi hingga kini, namun kita percaya semua ajaranNYA adalah baik dan mulai bagi seiisi bumi hingga akhir jaman tiba.

Bagi anda yang masih yakin Ahok bersalah dengan menista agama, silakan pilih cagub selain no.2! Gitu aja kok repot...(Gus Dur)
Salam sejahtera, damai bangsaku, majulah bangsaku INDONESIA.
Semoga bermanfaat! Mohon maaf jika ada kata tulisan yang kurang berkenan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun