Mohon tunggu...
Andre Yusuf
Andre Yusuf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Salah satu Mahasiswa di Institut Pesantren Mathali'ul Falah

Mahasiswa Aktif Institut Perguruan Mathali'ul Falah. Dan Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perempuan Pemberani Itu Bernama Nawal

9 Maret 2022   00:21 Diperbarui: 9 Maret 2022   00:28 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: A.Andre Yusuf


Dia adalah seorang gadis kecil yang pernah menulis surat kepada Tuhan untuk mempertanyakan "kenapa perempuan di perlakukan berbeda dengan pria?". Gadis kecil itu bernama Nawal El Saadawi

Lahir di sebuah desa di luar Kairo pada tahun 1931, anak kedua dari sembilan bersaudara, El Saadawi menulis novel pertamanya pada usia 13 tahun. Ayahnya adalah seorang pejabat pemerintah, dengan sedikit uang, sedangkan ibunya berasal dari latar belakang keluarga yang kaya.

Ketika berusia 10 tahun, keluarganya mencoba untuk menikahkan Nawal, namun ia menolaknya. Penolakan tersebut didukung oleh ibunya. Kemudian dia memilih untuk melanjutkan pendidikannya, hingga mencapai gelar dokter dari universitas Cairo.

Nawal El Saadawi dikenal sebagai pembela hak perempuan dan berjuang melawan praktik mutilasi kelamin perempuan.

Pandangannya tegas menentang terhadap budaya patriarki yang menjadikan perempuan tidak bisa dibebaskan dalam masyarakat kelas atau masyarakat patriarkal yang didominasi laki-laki.

"Inilah mengapa kita harus menyingkirkan, melawan penindasan kelas, penindasan gender, dan penindasan agama." Tegas Nawal.

Akibat sikapnya yang berani dan tidak kenal kompromi itu ia harus sampai dipenjara, dipersekusi, diintimidasi, dan diancam akan dibunuh oleh kelompok konservatif.

"Saya telah kehilangan rasa takut akan kematian, saya telah kehilangan rasa takut saya akan penjara," katanya saat wawancara dengan Reuters pada 2018.

Buku Nawal El Saadawi yang paling populer adalah "Perempuan dan Sex", "Perempuan di Titik Nol", dan "Memoar dari Penjara Perempuan".

Buku Perempuan dan Seks  dilarang di Mesir selama hampir dua puluh tahun dan setelah diterbitkan, El Saadawi kehilangan pekerjaannya sebagai Direktur Kesehatan Masyarakat di Kementerian Kesehatan di Mesir.

Ketika ditanya perihal pemecatan dirinya tersebut, ia menjawab; Saya mengatakan kebenaran. Dan kebenaran itu buas dan berbahaya.

Sikap yang konsisten dalam menyuarakan hak-hak perempuan telah menginspirasi sebagian besar dari kaum muda di seluruh dunia Arab.

Nawal El Saadawi meninggal dunia pada usia 89 tahun, dia yang mengundang kemarahan sekaligus kekaguman di negara asalnya yang konservatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun