Mohon tunggu...
Andre Wijaya
Andre Wijaya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Ikan Kaleng : Makanan Pilihan pada Masa Pandemi Covid-19

16 November 2020   20:44 Diperbarui: 17 November 2020   08:49 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk Ikan Kaleng | dokpri

Oleh: Andre Wijaya(1) dan Junianto(2)

1).  Mahasiswa Program Studi Perikanan UNPAD

2).  Staff Dosen Program Studi Perikanan UNPAD

Saat ini di masa pandemi, salah satu produk olahan hasil perikanan yang digemari masyarakat adalah ikan kaleng.  Hal terlihat dari permintaan masyarakat yang terus meningkat sejak bulan Febuari 2020; saat itu adalah awal masa pandemic covid 19 di Indonesia.  Terdapat dua jenis bahan baku dalam dalam produk ini, yaitu bahan utama (Ikan) dan bahan tambahan (pasta saus tomat). 

Jenis ikan yang dapat digunakan sebagai bahan utama salah satunya ikan sarden.  Ikan Sarden memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh. Salah satu kandungan penting dalam ikan ini adalah EPA (Eicosapentanoic Acid) dan DHA (Docosahexaenoic Acid) yang bermanfaat mencegah penumpukan kolesterol jahat didalam tubuh.

Proses produksi ikan kaleng berdasarkan SNI 01-2712.2-1992 terdiri dari tahapan sebagai berikut: penerimaan bahan baku, penyiangan, pemasakan awal (precooking), pencucian awal, pengisian bahan baku, pengisian medium pengalengan, penutupan kaleng (seaming), sterilisasi, pencucian akhir, inkubasi dan pemberian label.  

Suatu komoditi yang mengalami proses pengolahan, pengangkutan, dan penyimpanan dalam suatu proses produksi tentunya akan menimbulkan pertambahan nilai pada produk yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian Talumesang et al. (2020) dinyatakan bahwa ada peningkatan nilai tambah dalam kisaran 21-40% dalam pengolahan ikan kaleng ini.

Selama pandemi Covid-19 tentunya terjadi perubahan perilaku konsumen khususnya terhadap produk pangan, yaitu konsumen cenderung menjadi membeli produk yang mengutamakan kesehatan. 

Akibat dari pandemi Covid-19, daya beli masyarakat mengalami penurunan, dimana terdapat kekhawatiran apabila produk pangan tidak menerapkan prinsip higienis. Ikann kaleng menjadi salah satu produk alternatif dengan nilai gizi yang mampu menjaga daya tahan tubuh karena kandungan omega-3, yaitu EPA dan DHA serta memberikan kemudahan pada konsumen, yaitu pengolahannya yang mudah dan cepat.

Segmentasi produk merupakan hal penting dalam persaingan pasar yang kompetitif. Segmentasi pasar pada produk ikan kaleng ini dapat dilihat dari segi psikografis, geografis dan demografis. Segi psikografis sasaran produk ini adalah masyarakat yang menyukai produk olahan hasil perikanan dan memiliki gaya hidup sehat. Segi geografis sasaran produk ini adalah masyarakat umum yang berada diperkotaan, sedangkan dari segi demografis produk ini menyasar pada pekerja perkantoran khususnya wanita karir (woman carrier).

Kaleng yang digunakan berfungsi sebagai wadah sekaligus kemasan yang melindungi produk dari lingkungan eksternal.  Kemasan pada makanan kaleng umumnya adalah hermitik, yaitu kedap udara dan kondisi vakum.  Terdapat dua bentuk ukuran produk, yaitu ukuran besar (425 gram) dan ukuran kecil (155 gram). 

Produk ini sudah dilengkapi dengan pull tab yang mempermudah membuka kemasan. Diversifikasi produk menjadi hal penting dalam keberlangsungan suatu produk. Adapun inovasi yang membangun pada produk ini adalah meningkatkan ukuran produk (household size) dengan bentuk kemasan yang berbeda dari ukuran sebelumnya, yaitu rectangular can. Hal yang mendasari inovasi ini adalah agar perusahaan mampu meningkatkan daya saing serta nilai tambah produk.

Sebuah produk akan mudah dikenali dan diingat oleh konsumen apabila teknik promosi yang dilakukan tepat pada sasarannya. Promosi menjadi elemen penting untuk menunjukkan kelebihan suatu produk dan memberikan citra postif suatu produk. Masa pandemi Covid-19 tentunya terjadi perubahan dalam teknik promosi kearah media digital. Tindakan perbaikan yang tepat untuk produk ini dalam masa pandemi Covid-19 adalah menggunakan media digital dalam teknik promosinya, seperti Whatsapp, Facebook, Instagram dan media sosial lainnya.

Saluran pemasaran merupakan jalur penghubung produk terhadap konsumen. Terdapat dua saluran pemasaran pada produk ini, yaitu lokal dan ekspor. Adapun yang menjadi keuntungan dari saluran pemasaran ini adalah peningkatan nilai tambah suatu produk, sedangkan kelemahannya adalah sulitnya menjaga stabilitas ketersediaan dan permintaan suatu produk, sehingga dibutuhkan market research yang berkelanjutan.

Referensi:

Standar Nasional Indonesia SNI 01-2712.2-1992: Penanganan dan Pengolahan Ikan Tuna dalam Kaleng. Dewan Standarisasi Nasional DSN. Jakarta. 10 pp

Talumesang, A. S., Longdong, F. V., & Jusuf, N. 2020. Analisis Nilai Tambah pada Produk Pengalengan Ikan Tuna di PT. Samudra Mandiri Sentosa, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Akulturasi: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, 8(1),   76-86.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun