Ujian Nasional dijadikan tolak ukur untuk menentukan lulus atau tidaknya siswa baik di tingkat SMA,SMK,MA,SMP,MTS dan tingkatan sejajarnya. Pemerintah melalui kemendikbud mematok standar tinggi guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Karena tingginya standar Ujian Nasional tidak heran setiap tahunya menimbulkan berbagai respon dari peserta didik bahkan masyarakat baik berupa dukungan maupun berupa protes.
Pada UN tahun ini muncul banyak protes dari akademisi maupun dari siwa peserta yang menyatakan keluhan terhadap penyelenggaraan maupun standarisiasi UN yang terlampau tinggi. Soal UN 2014 menggunakan metode TIMSS yaitu metode untuk mengukur kemampuan pengetahuan standar internasional. Hal ini jelas dapat mempengaruhi siswa terutama dari sisi psikologi yang diantaranya dapat menyebabkan turunya semangat siswa itu sendiri. Siswa menjadi lebih memikirkan bagaimana sulitnya soal yang akan dihadapinya daripada memikirkan persiapan untuk menghadapi soal-soal tersebut. Konsentrasi siwa menjadi terbagi dan yang ditakutkan nantinya siswa menjadi gagal dalam mencapai target yang terlampau tinggi dari pemerintah. Protes-protes mengenai Ujian Nasional juga dilontarkan siswa peserta ujian dalam media sosial twitter kepada mendikbud Mohammad Nuh yang kebanyakan berupa keluhan dan kritik tajam terkait dengan Ujian Nasional. Peningkatan kualitas pendidikan tidak harus melalui standar kelulusan yang tinggi, tetapi harus diperhatikan juga keadaan siswanya apakah sudah mampu atau belum untuk mencapai standar tersebut. Proses peningkatan mutu pendidikan tidak bisa dilakukan secara langsung melalui peningkatan standar kelulusan yang tinggi dan ketat, tetapi dapat dilakukan secara bertahap dengan berbagai metode.
Standar kelulusan meningkat dari tahun ke tahun tetapi pemerintah selalu ngotot dengan visinya tanpa memperhatikan keadaan peserta ujian, jika hal ini berlanjut, bukanlah kualitas pendidikan menjadi baik karena tingginya standar kelulusan, malahan tingginya standar kelulusan dapat menyebabkan tingginya protes mengenai sistem pendidikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H