Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Empat Jam di Patmos

21 Juli 2019   22:21 Diperbarui: 21 Juli 2019   22:28 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dermaga Ferry Pulau Patmos  [dokumen pribadi]

Gara-gara berkunjung ke pulau kecil ini, saya berhasil membukukan 2 kali perjalanan ke negeri para dewa -- Yunani - di paspor saya. Pertama kali memasuki wilayah para dewa melalui jalur Laut Aegea yang terasa mistis itu dan berlabuh di Pulau Patmos. Kunjungan kedua kurang dari 24 jam kemudian melalui jalur udara dan mendarat di Athena.

Musim semi di kawasan Mediterania seperti enggan berlalu. Iklim yang sejuk mengiringi pagi hari kami di Pelabuhan Ferry Kusadasi, Turki. Sekitar pukul 06.00 waktu setempat, kami sudah berada di pelabuhan ferry. Dengan menggunakan kapal ferry, pagi itu kami akan menempuh perjalanan laut sekitar empat jam lamanya ke Pulau Patmos, Yunani.

Di luar dugaan, hanya rombongan kami (14 orang saja) yang akan menumpang kapal ferry tersebut. Sudah jelas, Pulau Patmos rupanya bukan tujuan yang populer bagi wisatawan pada umumnya, walaupun Kusadasi  ramai dikunjungi wisatawan mancanegara, termasuk apabila dibandingkan dengan Santorini, Yunani. Pukul 06.45 waktu setempat, kapal ferry yang saya perkirakan dapat menampung 120 penumpang di luar awak kapal tersebut telah meninggalkan Pelabuhan Kusadasi. Penumpangnya hanya kami.

Berbeda dengan kondisi Laut Aegea beberapa hari sebelumnya yang mengalami ombak tinggi dan menyebabkan diterbitkannya larangan berlayar dari otoritas setempat di Turki, pagi itu, nuansa mistis Aegea membuat beberapa penumpang memanfaatkan waktu kurang lebih empat jam menuju Pulau Patmos, Yunani dengan tidur lelap. Sinar mentari sepertinya sulit menembus kabut tipis namun laut sungguh bersahabat. Tidak pernah terbayangkan jika Dewa Poseidon tiba-tiba muncul menyapa atau Aquaman tiba-tiba naik ke geladak untuk mengawal perjalanan yang damai ini.

Begitulah waktu berlalu, tidak terasa empat jam perjalanan laut sudah dilalui dan kami tiba di Patmos, Yunani.

Dermaga Ferry Pulau Patmos  [dokumen pribadi]
Dermaga Ferry Pulau Patmos  [dokumen pribadi]

Mengapa ke Patmos? Begitu menariknya? Perjalanan singkat namun bagai merangkum segalanya karena di Pulau Patmos inilah Kitab Wahyu, The Book of Revelation dilahirkan. Dan memang, hanya satu kali saja Patmos tersebutkan di dalam Kitab Wahyu. Penulis kitab menyebut nama Yohanes yang berada di Pulau Patmos.

Wahyu 1:9

Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

img-20190506-120928-5d347f4b0d823010ee31a6a2.jpg
img-20190506-120928-5d347f4b0d823010ee31a6a2.jpg
Holy Cave of Apocalypse  [dokumen pribadi]

Awal Mei lalu, belum satu minggu keramaian Paskah Gereja Ortodoks Yunani berlalu. Begitu juga di Patmos. Patmos masih bernuansa hijau bersemi, waktu yang tepat bila tidak ingin merasakan cuaca yang terlalu panas di pulau kecil kawasan Laut Aegea tersebut. Bagi yang memiliki waktu berlimpah, menikmati pantai yang indah dapat menjadi alternatif wisata. Pada bulan-bulan tertentu seperti Agustus dan September, Patmos juga ramai dengan perayaan tradisi Gereja Ortodoks Yunani. Bila tertarik mempelajari sejarah Patmos tentu bisa saja berlama-lama lagi di pulau ini, karena terlalu banyak yang tercatat dalam sejarah tentang pulau ini. Catatan sejarahnya sungguh luar biasa menarik dari masa ke masa bahkan dalam hubungannya dengan Kesultanan Ottoman dan Perang Dunia.

Bagian dalam Holy Cave of Apocalypse dari sumber patmos.gr [dikarenakan larangan bagi pengunjung untuk mengambil foto langsung situasi di dalam gua].
Bagian dalam Holy Cave of Apocalypse dari sumber patmos.gr [dikarenakan larangan bagi pengunjung untuk mengambil foto langsung situasi di dalam gua].

Gereja Ortodoks, Monastery of Saint John, Patmos  [dokumen pribadi]
Gereja Ortodoks, Monastery of Saint John, Patmos  [dokumen pribadi]

Empat jam bagi empat belas orang seperti kami sudah lebih dari cukup untuk mengunjungi Holy Cave of The Apocalypse, Monastery of Saint John the Theologian, menikmati makanan yang lezat sembari dipersembahkan tarian lokal di sebuah tavern kecil yang sejuk alami.

Tavern Aloni, Patmos  [dokumen pribadi]
Tavern Aloni, Patmos  [dokumen pribadi]

Empat jam saja waktu kami di pulau itu karena kapal ferry telah menunggu kami untuk kembali menuju Kusadasi, Turki. Terbuai oleh keteduhan Laut Aegea menjelang senja, tiba kembali di Kusadasi, Turki. Perjalanan non-stop selanjutnya untuk bermalam di Izmir. Kurang dari beberapa jam saja sebelum penerbangan kami dari Izmir, Turki ke Athena, Yunani.

Port of Kusadasi, Turki  [dokumen pribadi]
Port of Kusadasi, Turki  [dokumen pribadi]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun